Seuntai doa memperingati 2 tahun tsunami Jepang
A
A
A
Sindonews.com - Sekelompok orang berkumpul di tugu peringatan tsunami 11 Maret 2011, Senin (11/3/2013). Di tengah dinginnya salju, sebuah komunitas orang yang tinggal di wilayah pesisir itu memperingati dua tahun gempa yang menewaskan 200 warga di Prefectur Miyagi.
Komunitas orang yang tinggal di wilayah pesisir itu lantas memanjatkan doa bersama di tugu peringatan tersebut.
"Saya berharap semua orang yang meninggal dan hilang dalam bencana ini beristirahat dengan tenang dan damai. Saya juga berharap, hari di mana para korban selamat dapat tersenyum akan segera datang," ungkap seorang wanita 31 tahun, korban tsunami yang kehilangan ayahnya.
Sementara itu, peringatan dua tahun tsunami juga dilakukan oleh pemerintah Jepang di Tokyo. Sejumlah orang juga akan berkumpul untuk mengheningkan cipta dan memanjatkan doa pada Senin siang pukul 2.46, menit yang sama saat tsunami terjadi.
Dua tahun yang lalu, 11 Maret 2011, sebuah gempa berkekuatan 9 Skala Richter mengguncang wilayah pesisir timur Jepang dan menimbulkan tsunami hingga ke wilayah Kanto. Sebanyak 20.851 orang dilaporkan tewas, di mana 15.881 orang di antaranya dilaporkan hilang.
Berdasarkan data yang ada, sampai Februari 2013 lalu, 315 ribu korban tsunami masih tinggal di rumah semi permanen yang dibangun untuk para korban. Pemerintah Jepang akhirnya berencana untuk membangun 23 ribu unit rumah di 8 Prefektur yang dilanda tsunami. Rumah itu diperuntukan bagi mereka yang tidak mampu membuat rumah permanen. Tapi, sampai Februari lalu, baru 84 unit yang baru selesai dibangun.
Sementara itu, pekerjaan untuk menghilangkan efek radiasi yang disebabkan oleh kecelakaan yang menimpa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi telah tertunda. Sampai saat ini, mereka baru 19,7 persen efek radiasi dari 179 ribu rumah yang terkena efek radiasi. Akibatnya, penurunan jumlah populasi di wilayah prefektur Iwate, Miyagi dan Fukushima mengalami pukulan angka penurunan penduduk yang paling parah.
Menurut para ilmuan nuklir, setidaknya diperlukan waktu 40 tahun untuk memulihkan wilayah yang terkena dampak radiasi nuklir.
Pemerintah Pusat dan Daerah Jepang berjanji akan mempercepat pekerjaan rekonstruksi mereka. Selain itu, pemerintah juga akan menyediakan cetak biru proyek masa depan bagi korban yang terkena dampak tsunami.
Komunitas orang yang tinggal di wilayah pesisir itu lantas memanjatkan doa bersama di tugu peringatan tersebut.
"Saya berharap semua orang yang meninggal dan hilang dalam bencana ini beristirahat dengan tenang dan damai. Saya juga berharap, hari di mana para korban selamat dapat tersenyum akan segera datang," ungkap seorang wanita 31 tahun, korban tsunami yang kehilangan ayahnya.
Sementara itu, peringatan dua tahun tsunami juga dilakukan oleh pemerintah Jepang di Tokyo. Sejumlah orang juga akan berkumpul untuk mengheningkan cipta dan memanjatkan doa pada Senin siang pukul 2.46, menit yang sama saat tsunami terjadi.
Dua tahun yang lalu, 11 Maret 2011, sebuah gempa berkekuatan 9 Skala Richter mengguncang wilayah pesisir timur Jepang dan menimbulkan tsunami hingga ke wilayah Kanto. Sebanyak 20.851 orang dilaporkan tewas, di mana 15.881 orang di antaranya dilaporkan hilang.
Berdasarkan data yang ada, sampai Februari 2013 lalu, 315 ribu korban tsunami masih tinggal di rumah semi permanen yang dibangun untuk para korban. Pemerintah Jepang akhirnya berencana untuk membangun 23 ribu unit rumah di 8 Prefektur yang dilanda tsunami. Rumah itu diperuntukan bagi mereka yang tidak mampu membuat rumah permanen. Tapi, sampai Februari lalu, baru 84 unit yang baru selesai dibangun.
Sementara itu, pekerjaan untuk menghilangkan efek radiasi yang disebabkan oleh kecelakaan yang menimpa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi telah tertunda. Sampai saat ini, mereka baru 19,7 persen efek radiasi dari 179 ribu rumah yang terkena efek radiasi. Akibatnya, penurunan jumlah populasi di wilayah prefektur Iwate, Miyagi dan Fukushima mengalami pukulan angka penurunan penduduk yang paling parah.
Menurut para ilmuan nuklir, setidaknya diperlukan waktu 40 tahun untuk memulihkan wilayah yang terkena dampak radiasi nuklir.
Pemerintah Pusat dan Daerah Jepang berjanji akan mempercepat pekerjaan rekonstruksi mereka. Selain itu, pemerintah juga akan menyediakan cetak biru proyek masa depan bagi korban yang terkena dampak tsunami.
(esn)