AS dituduh latih pemberontak Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Suriah menuding instruktur dari pasukan khusus Amerika Serikat (AS) melatih kelompok oposisi Suriah untuk berperang melawan militer, seperti diberitakan dalam Sana, kantor berita resmi Suriah, Minggu (3/3/2013).
Menurut Sana, para prajurit penyerang AS melatih para pemberontak dari kelompok pembebasan Suriah (FSA) di sejumlah kamp yang terletak di wilayah Yaman. Program pelatihan tersebut dimulai pada akhir tahun 2012 dan berada di wilayah swasta di pinggiran Ibu Kota Amman, Yordania. Selain AS, pemberontak Suriah juga dikabarkan menerima pelatihan dari tentara Prancis dan Inggris.
Mengacu pada laporan yang diterbitkan Surat kabar Prancis, Figaro, selain memberikan pelatihan militer AS juga melancarkan serangan ke Suriah dari Yordania dan Lebanon untuk keperluan pengintaian dan persiapan operasi terorisme demi mendukung pemberontak Suriah.
Sebelumnya, pemerintah Suriah mengecam keputusan AS, memberikan bantuan kepada pemberontak Suriah. Bantuan tersebut diberikan untuk membantu pemberontak menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur dari kekuasaanya. Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallem mengatakan, langkah tersebut hanya mencerminkan sebuah kebijakan standar ganda. Seseorang yang berniat membantu mencari solusi politik tidak seharusnya menghukum rakyat Suriah.
Menurut Sana, para prajurit penyerang AS melatih para pemberontak dari kelompok pembebasan Suriah (FSA) di sejumlah kamp yang terletak di wilayah Yaman. Program pelatihan tersebut dimulai pada akhir tahun 2012 dan berada di wilayah swasta di pinggiran Ibu Kota Amman, Yordania. Selain AS, pemberontak Suriah juga dikabarkan menerima pelatihan dari tentara Prancis dan Inggris.
Mengacu pada laporan yang diterbitkan Surat kabar Prancis, Figaro, selain memberikan pelatihan militer AS juga melancarkan serangan ke Suriah dari Yordania dan Lebanon untuk keperluan pengintaian dan persiapan operasi terorisme demi mendukung pemberontak Suriah.
Sebelumnya, pemerintah Suriah mengecam keputusan AS, memberikan bantuan kepada pemberontak Suriah. Bantuan tersebut diberikan untuk membantu pemberontak menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur dari kekuasaanya. Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallem mengatakan, langkah tersebut hanya mencerminkan sebuah kebijakan standar ganda. Seseorang yang berniat membantu mencari solusi politik tidak seharusnya menghukum rakyat Suriah.
(esn)