Vatikan tuduh media Italia sebarkan laporan palsu & merusak
A
A
A
Sindonews.com – Vatikan menuduh media Italia telah menyebarkan informasi “palsu dan merusak”. Kecaman ini dikeluarkan Vatikan menyusul laporan media Italia yang mengungkapkan rumor tentang konspirasi, laporan rahasia, dan lobi-lobi di Vatikan yang menurut media Italia telah mendorong Paus Benediktus untuk mundur dari posisinya.
"Ini menyedihkan, di saat kita kian dekat dengan waktu awal konklaf. Laporan yang ditampilkan, sering kali belum diverifikasi atau tidak benar-benar diverifikasi. Berita dan cerita palsu menyebabkan kerusakan serius pada orang dan lembaga," kata sebuah pernyataan Vatikan, Sabtu (23/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
Sejak Paus Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya pada 11 Februari silam, media massa di Italia memang langsung menyajikan beragam laporan yang penuh rumor tentang konspirasi, laporan rahasia, dan lobi-lobi di Vatikan yang mereka katakan mendorong Paus untuk turun tahta.
Seperti dilaporkan Reuters, beberapa pejabat Gereja yang berbicara atas nama pribadi mengatakan, Kardinal dari negara lain yang datang ke Roma untuk memilih Paus berikutnya, mengaku khawatir atas laporan korupsi dan mungkin cenderung untuk memilih seseorang yang tidak terhubung dengan Curia, yang didominasi Italia.
Pernyataan Vatikan mengatakan, laporan media Italia itu merupakan usaha untuk mempengaruhi hasil dari konklaf melalui opini publik negatif. Hal ini tak ubahnya negara dan raja yang berusaha mempengaruhi pemilihan Kepausan pada abad-abad yang lalu.
"Ini menyedihkan, di saat kita kian dekat dengan waktu awal konklaf. Laporan yang ditampilkan, sering kali belum diverifikasi atau tidak benar-benar diverifikasi. Berita dan cerita palsu menyebabkan kerusakan serius pada orang dan lembaga," kata sebuah pernyataan Vatikan, Sabtu (23/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
Sejak Paus Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya pada 11 Februari silam, media massa di Italia memang langsung menyajikan beragam laporan yang penuh rumor tentang konspirasi, laporan rahasia, dan lobi-lobi di Vatikan yang mereka katakan mendorong Paus untuk turun tahta.
Seperti dilaporkan Reuters, beberapa pejabat Gereja yang berbicara atas nama pribadi mengatakan, Kardinal dari negara lain yang datang ke Roma untuk memilih Paus berikutnya, mengaku khawatir atas laporan korupsi dan mungkin cenderung untuk memilih seseorang yang tidak terhubung dengan Curia, yang didominasi Italia.
Pernyataan Vatikan mengatakan, laporan media Italia itu merupakan usaha untuk mempengaruhi hasil dari konklaf melalui opini publik negatif. Hal ini tak ubahnya negara dan raja yang berusaha mempengaruhi pemilihan Kepausan pada abad-abad yang lalu.
(esn)