Mesir banjiri terowongan, ribuan warga Gaza terancam menganggur
A
A
A
Sindonews.com – Tindakan Pemerintah Mesir yang berniat menutup ribuan terowongan yang menghubungkan wilayah Mesir dengan Jalur Gaza telah membuat ribuan warga Gaza terancam kehilangan mata pencaharian.
Selama ini, ribuan warga Palestina yang tinggal di Gaza itu menggantungkan hidup dari menyelundupkan barang-barang melalui terowongan ilegal. Segala macam barang kebutuhan, mulai dari pakaian, makanan, perkakas, hingga senjata masuk ke Gaza melalui jalur terowongan ini.
Diperkirakan, 30 persen dari kebutuhan pokok warga Gaza diselundupkan melalui jalur ini. Menurut sebuah laporan, ada sekitar 10 ribu warga Gaza yang menggantungkan hidup dari terowongan-terowongan ini.
Karenanya, ketika Pemerintah Mesir membanjiri terowongan dengan air, para penyelundup pun terpaksa gigit jari. “Dalam dua pekan terakhir, Pemerintah Mesir telah membanjiri lusinan terowongan. Setiap kali kami memompa air keluar terowongan, pasukan Mesir kembali membuka keran air dan terowongan pun kembali banjir,” kata Abu Bilal (30), salah seorang penyelundup, seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/2/2013).
Menurut Bilal, ia dan rekan-rekannya membangun terowongan selama empat tahun. Namun, hancur dalam sekejap akibat dialiri air oleh pasukan Mesir. "Saya dan rekan-rekan takut, kami mungkin akan kehilangan pekerjaan jika pasukan Mesir terus membanjiri terowongan dengan air,” lanjutnya.
Tindakan pasukan Mesir ini menciptakan dua ketakutan besar bagi para penyelundup. "Kami memiliki ketakutan ganda, kami takut mati akibat tiba-tiba terjadi banjir dan kami takut kelaparan jika kita kehilangan pekerjaan akibat tindakan keras aparat Mesir,” jelas Bilal.
Selama ini, ribuan warga Palestina yang tinggal di Gaza itu menggantungkan hidup dari menyelundupkan barang-barang melalui terowongan ilegal. Segala macam barang kebutuhan, mulai dari pakaian, makanan, perkakas, hingga senjata masuk ke Gaza melalui jalur terowongan ini.
Diperkirakan, 30 persen dari kebutuhan pokok warga Gaza diselundupkan melalui jalur ini. Menurut sebuah laporan, ada sekitar 10 ribu warga Gaza yang menggantungkan hidup dari terowongan-terowongan ini.
Karenanya, ketika Pemerintah Mesir membanjiri terowongan dengan air, para penyelundup pun terpaksa gigit jari. “Dalam dua pekan terakhir, Pemerintah Mesir telah membanjiri lusinan terowongan. Setiap kali kami memompa air keluar terowongan, pasukan Mesir kembali membuka keran air dan terowongan pun kembali banjir,” kata Abu Bilal (30), salah seorang penyelundup, seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/2/2013).
Menurut Bilal, ia dan rekan-rekannya membangun terowongan selama empat tahun. Namun, hancur dalam sekejap akibat dialiri air oleh pasukan Mesir. "Saya dan rekan-rekan takut, kami mungkin akan kehilangan pekerjaan jika pasukan Mesir terus membanjiri terowongan dengan air,” lanjutnya.
Tindakan pasukan Mesir ini menciptakan dua ketakutan besar bagi para penyelundup. "Kami memiliki ketakutan ganda, kami takut mati akibat tiba-tiba terjadi banjir dan kami takut kelaparan jika kita kehilangan pekerjaan akibat tindakan keras aparat Mesir,” jelas Bilal.
(esn)