Khamenei: AS tak bisa hentikan Iran

Senin, 18 Februari 2013 - 17:23 WIB
Khamenei: AS tak bisa hentikan Iran
Khamenei: AS tak bisa hentikan Iran
A A A
Sindonews.com – Pemimpin spiritual Iran Ali Khamenei mengatakan, bahwa Amerika Serikat (AS) tidak bisa menghalangi seandainya Iran berniat membuat senjata nuklir. Namun, dia menegaskan bahwa sejauh ini Iran tidak memiliki niat itu.

”Kami percaya senjata nuklir harus dihapuskan dan kami memang tidak memiliki keinginan untuk membuat senjata nuklir,” terang Khamenei yang dipublikasikan di website pribadinya, leader.ir dan Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA).

Menurut Khamenei, kepemilikan senjata atom adalah dosa yang dilarang agama. Namun dia menegaskan, seandainya Iran memiliki niat membuat bom atom, AS sama sekali tidak bisa mencegahnya. ”Jika kami memutuskan untuk memiliki senjata nuklir, tidak ada yang bisa menghalangi jalan kita,” tambahnya.

Reuters melaporkan, pernyataan Khamenei muncul hanya kurang dari dua minggu menjelang pertemuan besar di Almaty pada Selasa (26/2) mendatang, antara Iran dan enam kekuatan dunia, yakni AS, China, Rusia, Inggris, Prancis, dan Jerman yang berusaha mengekang aktivitas nuklir Iran. Sebelumnya, pada Sabtu (16/2), Khamenei juga menegaskan sikap Iran atas senjata pemusnah massal.

Namun, keputusan tersebut bukan untuk menyenangkan AS, tetapi karena didasarkan pada keyakinan agama bahwa senjata nuklir adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia menuduh Washington melakukan penipuan dalam pendekatan terhadap program nuklir Iran. ”Mereka ingin menjauhkan kita dari hak-hak sah pengayaan uranium dan penggunaan energi nuklir untuk kedamaian,” terangnya.

Karena itu, Teheran akan melakukan pembicaraan dengan AS jika Washington menghormati hak mereka. ”Mereka ingin menyangkal hak bangsa Iran yang pasti dan mutlak untuk pengayaan uranium dan penggunaan energi nuklir untuk misi damai. Tentu saja, mereka tidak akan berhasil,” urai Khamenei, dikutip Kuwait Times.

Barat dan Israel memang diketahui sempat menduga Republik Islam Iran akan mengembangkan kemampuan senjata atom dengan kedok program nuklir Iran. Presiden AS Barack Obama pada Selasa (12/2) lalu mendesak Teheran untuk kembali mendiskusikan solusi diplomatik terkait program nuklirnya.”Kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk mencegah mereka mendapatkan senjata nuklir,” terang Obama, dikutip AFP.

AS juga menyatakan keprihatinannya karena Iran dan Badan Pengawas Atom Internasional tidak mengizinkan pengawas masuk ke situs pengembangan nuklir, yakni Parchin. Padahal, PBB sempat mencurigai bahwa Iran kemungkinan besar telah melakukan tes uji nuklir. Deklarasi provokatif ini disebut Iran sebagai ”hak” yang tidak dinegosiasikan untuk mengejar program energi nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tahun lalu Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, jika Iran ingin membangun bom, pihaknya tidak akan takut untuk mengumumkan keputusan itu ke dunia internasional. Teheran juga telah menolak tuntutan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk meninggalkan program pengayaan uranium, sebuah proses yang dapat digunakan untuk misi damai pembuatan atom maupun untuk membuat bom nuklir.

Padahal, Badan Pengawas Atom PBB telah menunjukkan data kredibel yang menyatakan, sejak 2003 Iran telah melakukan penelitian senjata nuklir meskipun berulang kali membantahnya. Sementara, Israel dan AS menolak untuk membatalkan serangan militer terhadap Iran. Israel juga menegaskan, pihaknya siap untuk mengambil tindakan militer untuk menghentikan langkah Iran mengembangkan bom.

Terkait hal ini, Teheran juga telah diperingatkan kemungkinan adanya serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklirnya. Namun di saat yang sama Teheran tetap bersikeras menyatakan bahwa program nuklirnya tidak akan berhenti meskipun dibom.

Sebelumnya, pekan lalu, pembicaraan terpisah antara Iran dan Badan Pengawas Nuklir PBB untuk mengaktifkan kembali penyelidikan ke penelitian Iran yang dapat digunakan untuk memproduksi senjata nuklir berakhir gagal.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5678 seconds (0.1#10.140)