Ribuan warga Tibet di India gelar aksi protes
Ribuan warga Tibet di India gelar aksi protes
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan warga Tibet menggelar aksi protes di Ibu Kota India, New Delhi, Kamis (31/1/2013). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah China yang dianggap masih melakukan tekanan pada warga Tibet di China.
Aksi protes warga Tibet di pengasingan yang berbasis di India dan beberapa dari negara tetangga Nepal, memasang spanduk anti-Beijing di pusat Kota New Delhi dan meneriakkan slogan-slogan meminta masyarakat internasional untuk memberi tekanan pada China.
Para pengunjuk rasa, yang berjumlah beberapa ribu, termasuk perempuan, anak-anak dan para biksu Budha ini juga menyoroti maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan warga Tibet sebagai bentuk protes terhadap China.
Sejak 2009 hingga kini, diperkirakan ada 99 warga Tibet yang telah melakukan aksi bakar diri. Dari jumlah itu, 83 di antaranya meninggal dunia.
"Kita semua tahu, Tibet terasing dari dunia luar," kata Penpa Tsering, pembicara dari parlemen Tibet di pengasingan yang berbasis di kota Dharamshala, India utara.
Lobsang Sangay, yang pada 2011 mengambil alih tugas politik dari pemimpin spiritual Budha yang dihormati, Dalai Lama, mengatakan, kampanye Tibet untuk otonomi yang lebih besar memerlukan dukungan global.
"Kami membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional, pemerintah India, dan rakyat China," kata Sangsay yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Tibet.
Aksi protes warga Tibet di pengasingan yang berbasis di India dan beberapa dari negara tetangga Nepal, memasang spanduk anti-Beijing di pusat Kota New Delhi dan meneriakkan slogan-slogan meminta masyarakat internasional untuk memberi tekanan pada China.
Para pengunjuk rasa, yang berjumlah beberapa ribu, termasuk perempuan, anak-anak dan para biksu Budha ini juga menyoroti maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan warga Tibet sebagai bentuk protes terhadap China.
Sejak 2009 hingga kini, diperkirakan ada 99 warga Tibet yang telah melakukan aksi bakar diri. Dari jumlah itu, 83 di antaranya meninggal dunia.
"Kita semua tahu, Tibet terasing dari dunia luar," kata Penpa Tsering, pembicara dari parlemen Tibet di pengasingan yang berbasis di kota Dharamshala, India utara.
Lobsang Sangay, yang pada 2011 mengambil alih tugas politik dari pemimpin spiritual Budha yang dihormati, Dalai Lama, mengatakan, kampanye Tibet untuk otonomi yang lebih besar memerlukan dukungan global.
"Kami membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional, pemerintah India, dan rakyat China," kata Sangsay yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Tibet.
(esn)
Explore More