Hamas bantah menerima solusi dua negara
A
A
A
Sindonews.com – Hamas menyatakan bahwa pihaknya tidak menerima solusi dua negara. Pernyataan ini dikeluarkan salah satu faksi terbesar di Palestina itu, menyusul sebuah laporan yang menyebut bahwa Hamas telah mengubah sikap untuk menerima negara Israel.
Surat kabar Arab Saudi, Al-Sharq melaporkan, Rabu (30/1/2013), bahwa Pemimpin Hamas Khalid Mashaal meminta Raja Abdullah dari Yordania untuk menginformasikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa Hamas menerima solusi dua-negara.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa laporan itu tidak berdasar dan Mashaal tidak pernah menyatakan akan menyetujui solusi dua negara dalam pertemuannya dengan Raja Abdullah di Amman, awal pekan ini.
Pemimpin Senior Hamas lainnya, Moussa Yahya juga membantah laporan itu. “Mengakui solusi dua negara akan menunjukkan penerimaan pendudukan Israel di Palestina,” kata Yahya, Kamis (31/1/2013), seperti dikutip dari kantor berita Maan News..
Menurut Yahya, Hamas tidak akan berubah sikapnya yang tidak mengaku Israel. Sikap ini juga yang membuat rekonsiliasi Palestina sulit untuk terwujud. Sebab, faksi lainnya di Palestina memilih untuk mengakui solusi dua negara untuk mengakhiri konflik dengan Israel dan mencapi kemerdekaan abadi Palestina.
Surat kabar Arab Saudi, Al-Sharq melaporkan, Rabu (30/1/2013), bahwa Pemimpin Hamas Khalid Mashaal meminta Raja Abdullah dari Yordania untuk menginformasikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa Hamas menerima solusi dua-negara.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa laporan itu tidak berdasar dan Mashaal tidak pernah menyatakan akan menyetujui solusi dua negara dalam pertemuannya dengan Raja Abdullah di Amman, awal pekan ini.
Pemimpin Senior Hamas lainnya, Moussa Yahya juga membantah laporan itu. “Mengakui solusi dua negara akan menunjukkan penerimaan pendudukan Israel di Palestina,” kata Yahya, Kamis (31/1/2013), seperti dikutip dari kantor berita Maan News..
Menurut Yahya, Hamas tidak akan berubah sikapnya yang tidak mengaku Israel. Sikap ini juga yang membuat rekonsiliasi Palestina sulit untuk terwujud. Sebab, faksi lainnya di Palestina memilih untuk mengakui solusi dua negara untuk mengakhiri konflik dengan Israel dan mencapi kemerdekaan abadi Palestina.
(esn)