Hizbullah nyatakan solidaritas pada rakyat Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Hizbullah Libanon mengecam serangan udara Israel yang ditujukan pada pusat penelitian militer Suriah. Menurut Hizbullah, serangan itu adalah upaya untuk menggagalkan kemampuan militer negara Arab.
Hizbullah berjanji untuk berdiri dengan sekutu Presiden Bashar al- Assad. "Hizbullah mengungkapkan solidaritas penuh dengan tentara, pemimpinan, dan warga Suriah," sebut sebuah pernyataan Hizbullah, Kamis (31/1/2013), seperti dikutip dari Jpost.
Sebuah laporan menyebut, target serangan itu bukanlah pusat penelitian militer, melainkan sebuah konvoi yang diduga tengah membawa senjata dari Suriah ke Libanon. Namun, pemerintah Suriah membantah hal itu.
Hizbullah mengatakan, serangan itu menunjukkan bahwa konflik di Suriah adalah bagian dari skema untuk menghancurkan Pemerintah dan militer Suriah dalam peran penting menghadapi kekuatan zionis Israel.
“Serangan itu harus membuat lawan Assad menyadari bahaya yang mengincar Suriah dan mereka harus memfokuskan diri untuk melakukan dialog politik sebagai satu-satunya dasar untuk menghentikan pertumpahan darah," lanjut pernyataan Hizbullah.
Sementara itu, menurut laporan suratkabar Kuwait, Al-Watan, sepanjang 2012 lalu rezim Assad sudah memasok senjata konvensional, rudal, dan senjata kimia ke Hizbullah.
Al-Watan, mengutip sumber tanpa nama dari oposisi Suriah, melaporkan bahwa Assad telah mentransfer senjata kepada Hizbullah sejak awal 2012, termasuk dua ton gas mustard dan rudal jarak jauh yang mampu membawa hulu ledak kimia dan mampu mencapai target di radius 300 km.
Sumber oposisi Suriah juga mengklaim, bahwa transfer senjata ke Hizbullah berlangsung selama 40 hari, sejak pertengahan Februari hingga Maret 2012.
Hizbullah berjanji untuk berdiri dengan sekutu Presiden Bashar al- Assad. "Hizbullah mengungkapkan solidaritas penuh dengan tentara, pemimpinan, dan warga Suriah," sebut sebuah pernyataan Hizbullah, Kamis (31/1/2013), seperti dikutip dari Jpost.
Sebuah laporan menyebut, target serangan itu bukanlah pusat penelitian militer, melainkan sebuah konvoi yang diduga tengah membawa senjata dari Suriah ke Libanon. Namun, pemerintah Suriah membantah hal itu.
Hizbullah mengatakan, serangan itu menunjukkan bahwa konflik di Suriah adalah bagian dari skema untuk menghancurkan Pemerintah dan militer Suriah dalam peran penting menghadapi kekuatan zionis Israel.
“Serangan itu harus membuat lawan Assad menyadari bahaya yang mengincar Suriah dan mereka harus memfokuskan diri untuk melakukan dialog politik sebagai satu-satunya dasar untuk menghentikan pertumpahan darah," lanjut pernyataan Hizbullah.
Sementara itu, menurut laporan suratkabar Kuwait, Al-Watan, sepanjang 2012 lalu rezim Assad sudah memasok senjata konvensional, rudal, dan senjata kimia ke Hizbullah.
Al-Watan, mengutip sumber tanpa nama dari oposisi Suriah, melaporkan bahwa Assad telah mentransfer senjata kepada Hizbullah sejak awal 2012, termasuk dua ton gas mustard dan rudal jarak jauh yang mampu membawa hulu ledak kimia dan mampu mencapai target di radius 300 km.
Sumber oposisi Suriah juga mengklaim, bahwa transfer senjata ke Hizbullah berlangsung selama 40 hari, sejak pertengahan Februari hingga Maret 2012.
(esn)