Rusia: Kekuasaan Assad semakin mengecil

Senin, 28 Januari 2013 - 17:47 WIB
Rusia: Kekuasaan Assad...
Rusia: Kekuasaan Assad semakin mengecil
A A A
Sindonews.com - Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menggali kuburan sendiri. Rusia menilai, Assad telah melakukan kesalahan yang fatal, sementara peluangnya mempertahankan kekuasaan di Suriah dari hari ke hari kian mengecil.

"Presiden Assad telah membuat kesalahan ketika melakukan reformasi politik. Dia seharusnya mampu melakukan segalanya jauh lebih cepat, mengikat kelompok oposisi moderat, mereka yang siap untuk untuk duduk satu meja dengannya,"kata Medvedev dalam sebuah wawancara dengan CNN, Minggu (27/1/2013).

"Ini adalah kesalahan besar, dan mungkin satu kesalahan fatal," lanjut Medvedev. PM Rusia itu menyatakan, dari waktu ke waktu, peluang Assad untuk mempertahankan kekuasaan kian tipis.

"Tapi, saya ulangi kembali, konflik yang terjadi di Suriah harus diputuskan oleh rakyat Suriah. Bukan Rusia, bukan Amerika Serikat, bukan negara lain," terang Medvedev.

Medvedev menuturkan, sebagai PM, secara pribadi ia telah berulang kali mengatakan kepada Assad untuk melakukan reformasi dan meng gelar perundingan. “Sayangnya, menurut pendapat saya, Assad belum siap untuk itu," kata Medvedev.

Medvedev juga memperingatkan, bahwa jika kondisi tersebut terus berlanjut, maka elit politik Suriah akan tersapu oleh gerakan pemberontak Suriah.Sebab, bisa saja perang sipil itu akan berlangsung selama beberapa dekade.

Dalam kesempatan itu, Medvedev mengatakan, tugas masyarakat internasional adalah mengajak pihak yang bertikai di Suriah untuk duduk bersama dalam satu meja. Bukan meminta Assad turun dari jabatanya, kemudian membiarkan dia dieksekusi seperti mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi atau dibawa ke pengadilan dengan menggunakan tandu, seperti mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak.

Selama hampir dua tahun perang saudara berlangsung di Suriah, baik pasukan Pemerintah maupun kelompok pemberontak sama-sama diduga telah melakukan kejahatan perang. Serangan yang dilakukan kedua belah pihak, banyak yang menewaskan warga sipil tak berdosa.

Menurut PBB, hingga kini korban jiwa akibat perang saudara ini sudah menyentuh angka 60 ribu jiwa. Selain itu, ratusan ribu warga Suriah juga dilaporkan telah mengungsi ke sejumlah negara tetangga guna mencari perlindungan.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4172 seconds (0.1#10.140)