China protes pernyataan Hillary soal Kepulauan Diaoyu

Senin, 21 Januari 2013 - 18:26 WIB
China protes pernyataan Hillary soal Kepulauan Diaoyu
China protes pernyataan Hillary soal Kepulauan Diaoyu
A A A
BEIJING – China menyatakan sangat menyesalkan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat(AS) Hillary Clinton yang memperingatkan Beijing agar tidak menantang kontrol Jepang terhadap Kepulauan Diaoyu.

Kepulauan yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang itu menjadi pusat sengketa dua negara. Tokyo dan Beijing mengklaim kepulauan tersebut sebagai bagian dari wilayahnya. ”China sangat tidak puas dengan pernyataan tersebut,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Qin Gang, dikutip AFP.

Konflik maritim di kepulauan yang berada di Laut China Timur itu semakin memanas saat Pemerintah Jepang menasionalisasi sejumlah pulau di kawasan tersebut. Langkah Tokyo itu membuat berang China. Beijing sejak saat itu meningkatkan patroli maritim dan udara dekat kawasan tersebut.

Dalam konflik terbaru,Jepang mengerahkan beberapa pesawat tempurnya saat pesawat China melintasi kawasan tersebut. ”Kami mendesak pihak AS untuk memperlakukan isu Kepulauan Diaoyu dengan sikap bertanggung jawab. Washington harus berhati-hati dengan kata-kata dan tindakan serta mengambil langkah realistis untuk melindungi perdamaian serta stabilitas kawasan dan hubungan China-AS,” tegas Qin.

Pernyataan Qin muncul setelah Hillary pada Jumat (18/1) menegaskan, ”AS menentang setiap aksi sepihak yang akan merusak pemerintahan Jepang di kepulauan itu.” Hillary berbicara dalam konferensi pers bersama Menlu Jepang Fumio Kishida di Washington. Hillary tidak menyebut China secara langsung tapi dia mengatakan ingin Beijing dan Tokyo menyelesaikan isu itu dengan damai.

”Kami tidak ingin melihat aksi apa pun dilakukan siapa pun yang dapat meningkatkan ketegangan atau menghasilkan kesalahan perhitungan yang dapat merusak perdamaian,keamanan, dan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini,” ujar Hillary. AS menyatakan netral dalam masalah kedaulatan Kepulauan tersebut. Namun AS menegaskan, wilayah itu secara de facto berada dalam pemerintahan Jepang.

China berulang kali mengkritik sikap AS. Beijing juga mengirimkan kapal-kapal pengintai maritim ke wilayah yang kaya gas alam tersebut. Sengketa maritim itu semakin rumit karena aliansi AS dan Jepang.

Washington terikat dengan traktat keamanan yang mengharuskan AS membantu Jepang jika negara itu diserang pihak asing. As juga masih menempatkan militernya di Jepang. Faktor lain yang meningkatkan ketegangan ialah kemenangan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dalam pemilu lalu. Abe memiliki sikap yang keras terhadap China dalam masalah kedaulatan Jepang di Senkaku.

Pekan lalu media China menyatakan Beijing akan melakukan survei geografi di kepulauan tersebut. Pasukan militer China juga diperintahkan meningkatkan kemampuan tempur mereka pada 2013 dengan tujuan dapat bertempur dan memenangkan peperangan.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5939 seconds (0.1#10.140)