AS kembali akui pemerintahan resmi Somalia
A
A
A
Sindonews.com - Pertama kalinya sejak tahun 1991 lalu, Amerika Serikat (AS) secara resmi mengakui pemerintah baru Somalia, Kamis (18/1/2013). Pengakuan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat bertemu Presiden Somalia, Sheikh Hassan Mohamud di Gedung Putih.
"Jalan yang harus dilalui oleh Pemerintahan baru Somalia masih panjang dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Tapi dengan sebuah landasan baru yang telah ditetapkan saya yakin masa depan Somalia akan lebih baik," ungkap Hillary seperti diberitakan dalam RIA Novosti, Jumat (18/1/2013).
"Dan hari ini, kita telah membahas sejumlah langkah penting untuk menuju masa depan yang lebih baik itu. Saya sangat senang mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya AS mengakui pemerintahan Somalia sejak 1991," imbuh Hillary.
Mahamud juga bertemu dengan Presiden Barack Obama. Dalam kesempatan tersebut. Obama secara langsung mengucapkan selamat atas kepada Mahamud yang telah terpilih menjadi presiden dan juga selamat atas terbentuknya pamerintahan permanen Somalia pertama sejak dua dekade terakhir.
"Obama sekali lagi menegaskan komitmen AS untuk bekerja dalam kemitraan dengan pemerintah Somalia yang baru, guna mempromosikan perdamaian, keamanan, dan meningkatkan menajemen fisikal, serta pelayanan sosial di Somalia," ungkap Jay Carney, Juru Bicara Gedung Putih.
"Obama mencatat selama tahun lalu telah terjadi peningkatan keamanan dan politik di Somalia. Sebagai sebuah pemerintahan yang baru, masih banyak tantangan yang akan dihadapi dan Obama optimis Somalia yang baru mampu menghadapi semua masalah," imbuh Carney seperti dilansir Xinhua.
Seperti diketahui, Pemerintahan resmi Somalia hancur pada tahun 1991 setelah pecah perang sipil. Sejak saat itu, militan islamis al-Shabaab memegang seluruh kendali atas wilayah Mali, termasuk Ibu Kota Mogadishu. Kondisi internal Somalia membaik setelah pasukan Uni Afrika mengintervensi Somalia. Mereka berhasil merebut kembali Ibu Kota Somalia dan sejumlah kota-kota besar di Somalia pada 2011 lalu.
"Jalan yang harus dilalui oleh Pemerintahan baru Somalia masih panjang dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Tapi dengan sebuah landasan baru yang telah ditetapkan saya yakin masa depan Somalia akan lebih baik," ungkap Hillary seperti diberitakan dalam RIA Novosti, Jumat (18/1/2013).
"Dan hari ini, kita telah membahas sejumlah langkah penting untuk menuju masa depan yang lebih baik itu. Saya sangat senang mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya AS mengakui pemerintahan Somalia sejak 1991," imbuh Hillary.
Mahamud juga bertemu dengan Presiden Barack Obama. Dalam kesempatan tersebut. Obama secara langsung mengucapkan selamat atas kepada Mahamud yang telah terpilih menjadi presiden dan juga selamat atas terbentuknya pamerintahan permanen Somalia pertama sejak dua dekade terakhir.
"Obama sekali lagi menegaskan komitmen AS untuk bekerja dalam kemitraan dengan pemerintah Somalia yang baru, guna mempromosikan perdamaian, keamanan, dan meningkatkan menajemen fisikal, serta pelayanan sosial di Somalia," ungkap Jay Carney, Juru Bicara Gedung Putih.
"Obama mencatat selama tahun lalu telah terjadi peningkatan keamanan dan politik di Somalia. Sebagai sebuah pemerintahan yang baru, masih banyak tantangan yang akan dihadapi dan Obama optimis Somalia yang baru mampu menghadapi semua masalah," imbuh Carney seperti dilansir Xinhua.
Seperti diketahui, Pemerintahan resmi Somalia hancur pada tahun 1991 setelah pecah perang sipil. Sejak saat itu, militan islamis al-Shabaab memegang seluruh kendali atas wilayah Mali, termasuk Ibu Kota Mogadishu. Kondisi internal Somalia membaik setelah pasukan Uni Afrika mengintervensi Somalia. Mereka berhasil merebut kembali Ibu Kota Somalia dan sejumlah kota-kota besar di Somalia pada 2011 lalu.
(esn)