Perancis terus lancarkan serangan udara pada pemberontak Mali
A
A
A
Sindonews.com – Hingga kini, serangan udara yang dilancarkan Perancis pada kaum pemberontak Mali sudah memasuki hari ketiga. Perancis menekankan, pihaknya akan terus melancarkan serangan, hingga kaum pemberontak mundur dari daerah yang mereka kuasai.
“Akan ada serangan sepanjang waktu. Ada serangan tadi malam, sekarang, dan esok hari,” kata Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian, Minggu (13/1/2013), seperti dikutip dari Naharnet.
Le Drian mengatakan, serangan udara dilakukan untuk memaksa para militan Islami yang telah mengendalikan wilayah utara Mali sejak April 2012, mundur dari wilayah di bagian tengah negara itu yang mereka duduki pekan lalu.
"Intervensi kami sedang berlangsung dan kami akan terus melanjutkannya dalam rangka untuk membuat mereka mundur dan memungkinkan pasukan Mali dan Afrika Barat untuk maju dan membangun kembali keutuhan wilayah negara," lanjut Le Drian.
Perancis mulai melakukan intervensi militer di Mali pada Jumat 11 Januari. Serangan yang dilakukan pada Sabtu 12 Januari telah menimbulkan kerugian besar di kalangan pemberontak. Menurut sebuah laporan, setidaknya 100 pemberontak tewas dalam serangan udara Perancis itu.
Kelompok Hak Asasi Manusia, Human Rights Watch melaporkan, sedikitnya 10 warga sipil tewas pada Sabtu akibat serangan udara Perancis. Perancis telah mengatakan, bahwa intervensi ini adalah sah menurut hukum internasional.
“Akan ada serangan sepanjang waktu. Ada serangan tadi malam, sekarang, dan esok hari,” kata Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian, Minggu (13/1/2013), seperti dikutip dari Naharnet.
Le Drian mengatakan, serangan udara dilakukan untuk memaksa para militan Islami yang telah mengendalikan wilayah utara Mali sejak April 2012, mundur dari wilayah di bagian tengah negara itu yang mereka duduki pekan lalu.
"Intervensi kami sedang berlangsung dan kami akan terus melanjutkannya dalam rangka untuk membuat mereka mundur dan memungkinkan pasukan Mali dan Afrika Barat untuk maju dan membangun kembali keutuhan wilayah negara," lanjut Le Drian.
Perancis mulai melakukan intervensi militer di Mali pada Jumat 11 Januari. Serangan yang dilakukan pada Sabtu 12 Januari telah menimbulkan kerugian besar di kalangan pemberontak. Menurut sebuah laporan, setidaknya 100 pemberontak tewas dalam serangan udara Perancis itu.
Kelompok Hak Asasi Manusia, Human Rights Watch melaporkan, sedikitnya 10 warga sipil tewas pada Sabtu akibat serangan udara Perancis. Perancis telah mengatakan, bahwa intervensi ini adalah sah menurut hukum internasional.
(esn)