Rangkaian serangan bom tewaskan 5 penduduk Irak
A
A
A
Sindonews.com - Lima orang tewas dan 16 lainnya menderita luka-luka, setelah tiga buah bom meledak di Ibu Kota Baghdad dan Provinsi Diyala, Irak, Kamis (10/1/2013) pagi waktu setempat.
"Sebuah mobil yang sarat dengan muatan bahan peledak, meledak dekat kantor polisi di al-Hurriya, Utara Baghdad pada pukul 7.30 pagi waktu setempat," ungkap Kementrian Dalam Negeri Irak, seperti diberitakan dalam Xinhua.
Polisi mengatakan, ledakan besar tersebut menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai sebelas orang yang berada di sekitar kantor polisi tersebut.
Serangan kedua menimpa konvoi mobil Fadhel Abbas al-Dulaimi, seorang Rektor Universitas Diyala, di Provinsi Diyala. Sebuah bom yang ditanam di pinggir jalan, tiba-tiba meledak saat konvoi mobil rektor tersebut melintas di wilayah barat Provinsi Baquba.
Akibat serangan tersebut, dua orang pengawal Dulaimi tewas, sementara rektor dan empat orang pengawal lainnnya hanya menderikan luka serius. Sedangkan mobil yang ditumpangi Dulaimi hangus terbakar.
Serangan bom ketiga di Irak menimpa seorang anggota Parlemen Iran. Serangan tersebut terjadi saat anggota parlemen Iran yang namanya tidak dipublikasikan tersebut mengendarai mobilnya di alun-alun ibu kota Baghdad di al-Tayaran. Anggota parlemen tersebut tidak menyadari bahwa seseorang telah menempelkan sebuah bom pada bagian bawah mobilnya.
Insentitas serangan bom yang dilancarakan oleh pemberontak Irak sempat menurun sepanjang 2006 -2007. Aksi kekerasan dan serangan bom yang menargetkan pejabat tinggi di Irak kembali marak, sejak bergolaknya aksi saling bunuh antara kaum Syiah dan Sunni.
"Sebuah mobil yang sarat dengan muatan bahan peledak, meledak dekat kantor polisi di al-Hurriya, Utara Baghdad pada pukul 7.30 pagi waktu setempat," ungkap Kementrian Dalam Negeri Irak, seperti diberitakan dalam Xinhua.
Polisi mengatakan, ledakan besar tersebut menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai sebelas orang yang berada di sekitar kantor polisi tersebut.
Serangan kedua menimpa konvoi mobil Fadhel Abbas al-Dulaimi, seorang Rektor Universitas Diyala, di Provinsi Diyala. Sebuah bom yang ditanam di pinggir jalan, tiba-tiba meledak saat konvoi mobil rektor tersebut melintas di wilayah barat Provinsi Baquba.
Akibat serangan tersebut, dua orang pengawal Dulaimi tewas, sementara rektor dan empat orang pengawal lainnnya hanya menderikan luka serius. Sedangkan mobil yang ditumpangi Dulaimi hangus terbakar.
Serangan bom ketiga di Irak menimpa seorang anggota Parlemen Iran. Serangan tersebut terjadi saat anggota parlemen Iran yang namanya tidak dipublikasikan tersebut mengendarai mobilnya di alun-alun ibu kota Baghdad di al-Tayaran. Anggota parlemen tersebut tidak menyadari bahwa seseorang telah menempelkan sebuah bom pada bagian bawah mobilnya.
Insentitas serangan bom yang dilancarakan oleh pemberontak Irak sempat menurun sepanjang 2006 -2007. Aksi kekerasan dan serangan bom yang menargetkan pejabat tinggi di Irak kembali marak, sejak bergolaknya aksi saling bunuh antara kaum Syiah dan Sunni.
(esn)