Ayah mahasiswi korban perkosaan New Delhi izinkan publikasi nama putrinya
A
A
A
Sindonews.com - Ayah dari mahasiswi yang menjadi korban perkosaan di New Delhi, India menginginkan media masa mengungkap nama asli anaknya tanpa merinci identitas apalagi melampirkan foto anaknya.
Dia berharap keputusanya dapat membuat korban kekerasan seksual lainya mendapat inspirasi atas pengalaman buruk pernah yang dialami putrinya. Bagaimana tidak, aksi perkosaan yang dilakukan 6 orang di sebuah bus di New Delhi, dua pekan lalu ini memang menyita perhatian dunia. Aksi ini dianggap sangat biadab. Korban sendiri akhirnya tewas, setelah beberapa hari menjalani perawatan di Singapura.
"Kami ingin dunia mengetahui nama aslinya," ungkap sang ayah seperti diberitakan dalam Reuters, (6/1/2013).
Sang ayah mengaku sangat bangga dengan tindakan putrinya. "Putri saya tidak melakukan suatu hal yang salah, dia meninggal karena melindungi dirnya. Dan saya bangga atas sikapnya. Maka saya berharap dengan mengungkap nama aslinya akan membuat wanita lain yang berhasil bertahan dari serangan serupa akan bertahan karena mereka tidak sendirian,"ungkap sang ayah.
Secara umum hukum yang berlaku di India tidak mengizinkan publikasi indentitas korban kejahatan seks. Keputusan ini diadopsi karena pemerintah India mencoba melindungi privasi para korban dan menjaga mereka dari sorotan media. Pengungkapan indentitas akan membuat korban semakin terpukul dengan stigma negatif yang melekat pasca publikasi.
Sang ayah menambahkan, kini polisi New Delhi telah memulai proses hukum terhadap TV berita Zee yang telah menggelar wawancara dengan teman pria korban yang selamat dari serangan tersebut. Pekan lalu, seorang politisi India, Shashi Tharoor menuduh polisi India gagal menutupi identitas korban pemerkosan dan temannya.
Dia berharap keputusanya dapat membuat korban kekerasan seksual lainya mendapat inspirasi atas pengalaman buruk pernah yang dialami putrinya. Bagaimana tidak, aksi perkosaan yang dilakukan 6 orang di sebuah bus di New Delhi, dua pekan lalu ini memang menyita perhatian dunia. Aksi ini dianggap sangat biadab. Korban sendiri akhirnya tewas, setelah beberapa hari menjalani perawatan di Singapura.
"Kami ingin dunia mengetahui nama aslinya," ungkap sang ayah seperti diberitakan dalam Reuters, (6/1/2013).
Sang ayah mengaku sangat bangga dengan tindakan putrinya. "Putri saya tidak melakukan suatu hal yang salah, dia meninggal karena melindungi dirnya. Dan saya bangga atas sikapnya. Maka saya berharap dengan mengungkap nama aslinya akan membuat wanita lain yang berhasil bertahan dari serangan serupa akan bertahan karena mereka tidak sendirian,"ungkap sang ayah.
Secara umum hukum yang berlaku di India tidak mengizinkan publikasi indentitas korban kejahatan seks. Keputusan ini diadopsi karena pemerintah India mencoba melindungi privasi para korban dan menjaga mereka dari sorotan media. Pengungkapan indentitas akan membuat korban semakin terpukul dengan stigma negatif yang melekat pasca publikasi.
Sang ayah menambahkan, kini polisi New Delhi telah memulai proses hukum terhadap TV berita Zee yang telah menggelar wawancara dengan teman pria korban yang selamat dari serangan tersebut. Pekan lalu, seorang politisi India, Shashi Tharoor menuduh polisi India gagal menutupi identitas korban pemerkosan dan temannya.
(esn)