Afghanistan resmi operasikan tambang minyak pertama
A
A
A
Sindonews.com-Setelah 11 tahun invasi Amerika Serikat ke Afghanstan, pada hari Minggu 24 Juni Afghanistan secara resmi mengoperasikan proyek pertambangan minyak mentah yang pertama di Amu Darya, sungai Basin, wilayah bagian utara Afghanistan.
Wakil Presiden Afghnaistan, Mohammad Qasim Fahim dan beberapa menteri negara itu menghadiri upacara pembukaan di provinsi Sari Pul. Upacara ini menandai pengoperasian penambangan minyak di Amu Darya, Sungai Basin, Afghanistan.
"Saya sangat senang menghadiri upacara yang menandai langkah besar dan menjadi tongak perkembangan bagi perekonomin Afghanistan kedepanya," ungkap Mohammad Qasim Fahim seperti diberitakan dalam Xinhua, Senin (25/6/2012).
Pemerintah Afghanistan bekerjasama dengan China National Petroleum Corporation (CNPC) telah membuat kontrak kesepakatan Desember lalu. Presiden Afghanistan menyepakati 70 persen dari keuntungan hasil produksi minyak Afghanistan menjadi milik negara, sementara 30 persennya menjadi milik CNPC.
Dalam kontrak tersebut, dua tahun mendatang CNPC juga akan membangun kilang minyak baru bagi Afghanistan.
Semua pihak yang terlibat berharap kilang minyak pertama ini mampu menghasilkan 150 ribu barel minyak mentah dalam kapasitas normal. Ladang minyak pertama Afghanitan tersebut diharapkan mampu menghasilkan 80 juta barel minyak selama 25 tahun kedepan.
Kilang minyak pertama Afghanistan itu diperkirakan akan menghasilkan USD 3 trilun per tahun. Pemerintah Afghanistan berencana memanfaatkan dana itu untuk mengembangkan perekonomian nasional.
Wakil Presiden Afghnaistan, Mohammad Qasim Fahim dan beberapa menteri negara itu menghadiri upacara pembukaan di provinsi Sari Pul. Upacara ini menandai pengoperasian penambangan minyak di Amu Darya, Sungai Basin, Afghanistan.
"Saya sangat senang menghadiri upacara yang menandai langkah besar dan menjadi tongak perkembangan bagi perekonomin Afghanistan kedepanya," ungkap Mohammad Qasim Fahim seperti diberitakan dalam Xinhua, Senin (25/6/2012).
Pemerintah Afghanistan bekerjasama dengan China National Petroleum Corporation (CNPC) telah membuat kontrak kesepakatan Desember lalu. Presiden Afghanistan menyepakati 70 persen dari keuntungan hasil produksi minyak Afghanistan menjadi milik negara, sementara 30 persennya menjadi milik CNPC.
Dalam kontrak tersebut, dua tahun mendatang CNPC juga akan membangun kilang minyak baru bagi Afghanistan.
Semua pihak yang terlibat berharap kilang minyak pertama ini mampu menghasilkan 150 ribu barel minyak mentah dalam kapasitas normal. Ladang minyak pertama Afghanitan tersebut diharapkan mampu menghasilkan 80 juta barel minyak selama 25 tahun kedepan.
Kilang minyak pertama Afghanistan itu diperkirakan akan menghasilkan USD 3 trilun per tahun. Pemerintah Afghanistan berencana memanfaatkan dana itu untuk mengembangkan perekonomian nasional.
()