Bangladesh tembak 2 pengungsi Myanmar, 1 tewas
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Bangladesh mengusir tiga buah kapal yang mengangkut sekitar 1000 orang pengungsi Rohingya.
Polisi Bangladesh, Jahingar Alam mengatakan, kami telah memulangkan sekitar 1.500 orang pengungsi dari Myamar dalam tiga hari terakhir. Sekitar 500 orang diantara adalah muslim Rohingya. Mereka masuk melalui Pulau Saint Martins.
"Mereka telah diusir. Kami akan terus melakukan pengawasan terhadap siapa saja yang hendak memasuki negara kami secara ilegal," ungkap Alam seperti diberitakan dalam Therepublic, Selasa (12/6/2012).
Seperti diketahui, Pemerintah Myanmar memberlakukan status darurat dalam beberapa hari terakhir, tidak lama setelah keadaan di negara bagian Rakhine, Myanmar tersebut memanas akibat konflik umat Muslim dan Budha di kawasan itu. Sedikitnya 12 orang tewas akibat bentrok itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Bangladesh, Dipu Moni mengatakan, Banglades tidak punya kepentingan menerima para pengungsi tersebut, karena negara tersebut dalam situasi menegang.
“Seorang yang bersih keras menyelinap ke negara kami, terpaksa ditembak. Nyawanya tidak tertolong di rumah sakit Chittagong. Korban bernama Kala Hussain, dia menderita luka tembak dibagian perut. Pengungsi lainnya dalam keadaan kritis ditembak di bagian kepala,” terang Dipu Moni.
Kepala Pejabat Perbatasan Cox Bazar, Nazim Uddin mengatakan, pemerintah telah membangun pos penjagaan guna mencegah pengungsi dari desa-desa yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.
Pemerintah Myanmar mengganggap, pengungsi Rohingya adalah imigran ilegal dari Bangladesh, dan pemerintah Mynamar menolak mengakui kewarganegaraan mereka.
Sementara itu, pihak Bangladesh mengatakan, pengungsi Rohingya adalah penduduk Mynamr yang telah bermukim di Myanmar sejak berabad-abad lalu.
Sebelumnya, pada 1990-an 250 ribu orang muslim Rohingya, melarikan diri dari Myanmar. Mereka takut akan menjadi korban keganasan junta militer Myanmar.
Pemerintah Myanmar menerima kembali para pengungsi dan menempatkan mereka di dua kamp yang dijaga oleh pemerintah dan PBB. (san)
Polisi Bangladesh, Jahingar Alam mengatakan, kami telah memulangkan sekitar 1.500 orang pengungsi dari Myamar dalam tiga hari terakhir. Sekitar 500 orang diantara adalah muslim Rohingya. Mereka masuk melalui Pulau Saint Martins.
"Mereka telah diusir. Kami akan terus melakukan pengawasan terhadap siapa saja yang hendak memasuki negara kami secara ilegal," ungkap Alam seperti diberitakan dalam Therepublic, Selasa (12/6/2012).
Seperti diketahui, Pemerintah Myanmar memberlakukan status darurat dalam beberapa hari terakhir, tidak lama setelah keadaan di negara bagian Rakhine, Myanmar tersebut memanas akibat konflik umat Muslim dan Budha di kawasan itu. Sedikitnya 12 orang tewas akibat bentrok itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Bangladesh, Dipu Moni mengatakan, Banglades tidak punya kepentingan menerima para pengungsi tersebut, karena negara tersebut dalam situasi menegang.
“Seorang yang bersih keras menyelinap ke negara kami, terpaksa ditembak. Nyawanya tidak tertolong di rumah sakit Chittagong. Korban bernama Kala Hussain, dia menderita luka tembak dibagian perut. Pengungsi lainnya dalam keadaan kritis ditembak di bagian kepala,” terang Dipu Moni.
Kepala Pejabat Perbatasan Cox Bazar, Nazim Uddin mengatakan, pemerintah telah membangun pos penjagaan guna mencegah pengungsi dari desa-desa yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.
Pemerintah Myanmar mengganggap, pengungsi Rohingya adalah imigran ilegal dari Bangladesh, dan pemerintah Mynamar menolak mengakui kewarganegaraan mereka.
Sementara itu, pihak Bangladesh mengatakan, pengungsi Rohingya adalah penduduk Mynamr yang telah bermukim di Myanmar sejak berabad-abad lalu.
Sebelumnya, pada 1990-an 250 ribu orang muslim Rohingya, melarikan diri dari Myanmar. Mereka takut akan menjadi korban keganasan junta militer Myanmar.
Pemerintah Myanmar menerima kembali para pengungsi dan menempatkan mereka di dua kamp yang dijaga oleh pemerintah dan PBB. (san)
()