30 tewas dalam bentrok kelompok Sunni & Syiah
A
A
A
Sindonews.com - Senin dini hari, 30 orang dilaporkan tewas akibat terlibat bentrok antara kelompok muslim Sunni dan Syiah pecah di Provinsi Saada, Yaman bagian utara.
"Berdasarkan perhitungan awal, 25 orang dilaporkan tewas dari kelompok Syiah dan lima orang dari kelompok Sunni. Pertempuran sengit antara dua kelompok tersebut tidak terelakan di distrik Kutaf di Provinsi Saada," ungkap pemerintah lokal setempat seperti diberitakan dalam Xinhua, Senin (6/5/2012).
Bentrok antara kedua kelompok muslim utama ini pecah sejak tiga hari yang lalu. Bentrok dipicu oleh kelompok Syiah yang ingin merebut wilayah Saada yang diduduki oleh para pejuang Sunni.
Menteri Pertahanan Yaman, Hassan Manna' a mengatakan pemerintah telah berupaya mencegah agar aksi bentrok ini tidak sampai terjadi. Sayang upaya mediasi yang diupayakan oleh pemerintah gagal.
Wilayah Saada dikontrol oleh pemberontak Syiah atau yang juga dikenal sebagai Al-Houthis sejak perang sporadis enam tahun yang lalu antara pasukan Yaman dan pemberontak Syiah.
Sebelumnya, Agustus 2010, kedua kelompok pemberontak sepakat melakukan gencatan senjata. Pekal lalu, Al-Houthis menerima undangan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk terlibat dalam perubahan konstitusi Yaman dan pemilihan umum presiden Yaman dua tahun mendatang.
Namun, kedua kelompok kembali bersitegang setelah kontrol pemerintahan pusat atas wilayah Saada melemah pada kepemimpinan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Kelompok Syiah berusaha mengambil keuntungan dari ketiadaan pasukan militer yang menjaga wilayah Saada.
"Berdasarkan perhitungan awal, 25 orang dilaporkan tewas dari kelompok Syiah dan lima orang dari kelompok Sunni. Pertempuran sengit antara dua kelompok tersebut tidak terelakan di distrik Kutaf di Provinsi Saada," ungkap pemerintah lokal setempat seperti diberitakan dalam Xinhua, Senin (6/5/2012).
Bentrok antara kedua kelompok muslim utama ini pecah sejak tiga hari yang lalu. Bentrok dipicu oleh kelompok Syiah yang ingin merebut wilayah Saada yang diduduki oleh para pejuang Sunni.
Menteri Pertahanan Yaman, Hassan Manna' a mengatakan pemerintah telah berupaya mencegah agar aksi bentrok ini tidak sampai terjadi. Sayang upaya mediasi yang diupayakan oleh pemerintah gagal.
Wilayah Saada dikontrol oleh pemberontak Syiah atau yang juga dikenal sebagai Al-Houthis sejak perang sporadis enam tahun yang lalu antara pasukan Yaman dan pemberontak Syiah.
Sebelumnya, Agustus 2010, kedua kelompok pemberontak sepakat melakukan gencatan senjata. Pekal lalu, Al-Houthis menerima undangan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk terlibat dalam perubahan konstitusi Yaman dan pemilihan umum presiden Yaman dua tahun mendatang.
Namun, kedua kelompok kembali bersitegang setelah kontrol pemerintahan pusat atas wilayah Saada melemah pada kepemimpinan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Kelompok Syiah berusaha mengambil keuntungan dari ketiadaan pasukan militer yang menjaga wilayah Saada.
()