50.000 mahasiswa di Chili desak reformasi pendidikan
A
A
A
Sindonews.com – Sebanyak 50.000 ribu mahasiswa di Ibu Kota Santiago, menggelar aksi demonstrasi mendukung reformasi pendidikan di Chile. Dalam aksinya, mereka melakukan longmarch dari kampus masing-masing dan berkumpul di Ibu Kota Santiago.
Dalam beberapa bulan terakhir, mahasiswa Chile gencar melakukan aksi protes menuntut pemerintah membebaskan biaya pendidikan. Seperti diketahui, dunia pendidikan di Chili dewasa ini tumbuh menjadi bisnis yang menggurita.
Berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), hampir 40 persen pembelanjaan biaya pendidikan bukan didanai oleh pemerintah, tapi dari rumah tangga.
Pemimpin mahasiswa, Gabriel Boric mengatakan, aksi protes digelar agar Presiden Chile Sebastian Pinera memberikan dana tambahan untuk biaya pendidikan.
Aksi demonstrasi yang dikawal lebih dari 25000 pasukan polisi, awalnya berlangsung dengan damai. Namun aksi berlangsung ricuh ketika beberapa mahasiswa terlibat bentrok dengan petugas polisi. Mereka membakar sebuah pos polisi. Aksi protes dalam jumlah yang lebih kecil juga terjadi di Valparaiso dan Concepcion.
"Kami akan akan membuat sejarah, kami mahasiswa tidak akan menyerah begitu saja. Pendidikan adalah hak masyarakat," ungkap pemimpin mahasiwa Boric seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Kamis (26/4/2012)
Hari itu juga, Pinera muncul dalam sebuah tayangan TV nasional, mengguraikan rincian reformasi pajak guna menambah USD700 juta untuk menambah biaya pendidikan.
"Dengan langkah ini kami berharap tidak ada lagi mahasiswa yang putus kuliah karena kekurangan dana di tengah jalan," ungkap Penera.
Selain itu, Pemerintah Chile juga telah mengusulkan langkah-langkah pengurangan bunga pinjaman untuk biaya pendidikan dari 6 persen menjadi 2 perssen.
Boric mengatakan, langkah yang diambil Presiden belum cukup memenuhi tuntutan pengunjuk rasa. "Pendidikan adalah hak setiap warga, bukan sebuah barang konsumsi," tegas Boric.
Dalam beberapa bulan terakhir, mahasiswa Chile gencar melakukan aksi protes menuntut pemerintah membebaskan biaya pendidikan. Seperti diketahui, dunia pendidikan di Chili dewasa ini tumbuh menjadi bisnis yang menggurita.
Berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), hampir 40 persen pembelanjaan biaya pendidikan bukan didanai oleh pemerintah, tapi dari rumah tangga.
Pemimpin mahasiswa, Gabriel Boric mengatakan, aksi protes digelar agar Presiden Chile Sebastian Pinera memberikan dana tambahan untuk biaya pendidikan.
Aksi demonstrasi yang dikawal lebih dari 25000 pasukan polisi, awalnya berlangsung dengan damai. Namun aksi berlangsung ricuh ketika beberapa mahasiswa terlibat bentrok dengan petugas polisi. Mereka membakar sebuah pos polisi. Aksi protes dalam jumlah yang lebih kecil juga terjadi di Valparaiso dan Concepcion.
"Kami akan akan membuat sejarah, kami mahasiswa tidak akan menyerah begitu saja. Pendidikan adalah hak masyarakat," ungkap pemimpin mahasiwa Boric seperti diberitakan dalam BBC.co.uk, Kamis (26/4/2012)
Hari itu juga, Pinera muncul dalam sebuah tayangan TV nasional, mengguraikan rincian reformasi pajak guna menambah USD700 juta untuk menambah biaya pendidikan.
"Dengan langkah ini kami berharap tidak ada lagi mahasiswa yang putus kuliah karena kekurangan dana di tengah jalan," ungkap Penera.
Selain itu, Pemerintah Chile juga telah mengusulkan langkah-langkah pengurangan bunga pinjaman untuk biaya pendidikan dari 6 persen menjadi 2 perssen.
Boric mengatakan, langkah yang diambil Presiden belum cukup memenuhi tuntutan pengunjuk rasa. "Pendidikan adalah hak setiap warga, bukan sebuah barang konsumsi," tegas Boric.
()