Bayi dengan enam kaki lahir di Pakistan
Selasa, 17 April 2012 - 10:27 WIB
Bayi dengan enam kaki lahir di Pakistan
A
A
A
Sindonews.com - Dokter di Pakistan berusaha keras untuk menyelamatkan seorang bayi yang lahir dengan enam kaki di tubuhnya. Bayi tersebut lahir dengan kelainan genetika yang langka.
Bayi itu lahir dari pasangan suami istri miskin di Karachi pekan lalu. Ayah dari bayi malang itu dikenai berprofesi sebagai teknisi alat sinar rontgen.
"Bayi yang lahir itu sebenarnya bukan satu. Melainkan dua bayi, salah satu diantaranya lahir prematur," ujar Direktur Institut Kesehatan Anak Pakistan Jamal Raza seperti dikutip AFP, Selasa (17/4/2012).
Seorang dokter yang merawat bayi ini mengatakan, kaki lain yang tumbuh dari bayi itu merupakan hasil dari penyakit genetika yang hanya diidap oleh satu dari satu juta bayi.
"Tim dokter saat ini masih terus mengawasi bayi itu, untuk merencanakan perawatan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa dari bayi agar dirinya mendapatkan hidup yang normal," pernyataan pihak rumah sakit yang merawat bayi.
Sementara ayah dari bayi itu Imran Shaikh merasa bersyukur putranya itu dirawat oleh pemerintah. Kondisi keluarganya yang miskin, menyebabkan dirinya tidak mampu membiayai perawatan yang cukup untuk buah hatinya. (san)
Bayi itu lahir dari pasangan suami istri miskin di Karachi pekan lalu. Ayah dari bayi malang itu dikenai berprofesi sebagai teknisi alat sinar rontgen.
"Bayi yang lahir itu sebenarnya bukan satu. Melainkan dua bayi, salah satu diantaranya lahir prematur," ujar Direktur Institut Kesehatan Anak Pakistan Jamal Raza seperti dikutip AFP, Selasa (17/4/2012).
Seorang dokter yang merawat bayi ini mengatakan, kaki lain yang tumbuh dari bayi itu merupakan hasil dari penyakit genetika yang hanya diidap oleh satu dari satu juta bayi.
"Tim dokter saat ini masih terus mengawasi bayi itu, untuk merencanakan perawatan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa dari bayi agar dirinya mendapatkan hidup yang normal," pernyataan pihak rumah sakit yang merawat bayi.
Sementara ayah dari bayi itu Imran Shaikh merasa bersyukur putranya itu dirawat oleh pemerintah. Kondisi keluarganya yang miskin, menyebabkan dirinya tidak mampu membiayai perawatan yang cukup untuk buah hatinya. (san)
()
