Iran tolak prasyarat sebelum negosiasi nuklir
A
A
A
Sindonews.com – Iran tidak akan menyepakati prasyarat kekuatan dunia menjelang negosiasi nuklir baru pada 14 Maret. Sikap itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi kemarin.
“Menetapkan syarat-syarat sebelum pertemuan berarti membuat kesimpulan, yang tidak akan berarti dan tidak ada pihak manapun yang akan menerima syarat-syarat yang dibuat sebelum perundingan,”papar Salehi, dikutip Reuters. Kekuatan dunia akan menggelar perundingan nuklir dengan Iran di Istanbul,Turki. “Kami telah menyepakati melakukan perundingan di Istanbul pada 14 April. Kami harap putaran pertama ini akan menghasilkan situasi kondusif untuk kemajuan konkret.
Kami tentu saja menginginkan kemajuan berkelanjutan,”papar juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton,Michael Mann,dikutip AFP. Iran melakukan perundingan terakhir dengan kekuatan P5+1 yang terdiri atas Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) pada Januari 2011. Namun, perundingan itu tidak menghasilkan kesepakatan apa pun. AS dan aliansinya berupaya menghentikan pengayaan uranium dan menutup satu fasilitas nuklir Iran yang berada di bawah pegunungan.
“Setelah beberapa pekan debat,Iran dan enam kekuatan dunia sepakat menggelar pertemuan pertama di Istanbul,” papar sumber anonim pada kantor berita Fars. Jika perundingan di Turki itu ada kemajuan, perundingan kedua akan digelar di Baghdad.“ Meminta Iran menghentikan pengayaan uranium level tinggi dan menutup satu fasilitas nuklir yang dibangun di bawah pegunungan dekat kota suci Qom merupakan prioritas terdekat AS dan aliansinya,” papar sumber pejabat senior AS pada Reuters.
Sementara,The Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Barack Obama sekarang mengklaim bahwa Iran tidak membangun persenjataan nuklir.Klaim terbaru pemerintahan Obama itu tampaknya berdasarkan hasil dari aktivitas mata-mata oleh sejumlah pesawat tanpa awak dan satelit AS di Iran. Pemerintahan Obama juga mengutip laporan intelijen baru yang menentang serangan militer oleh Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Laporan itu menunjukkan bahwa Israel dan pemerintahan Obama memiliki pendapat yang berbeda mengenai program nuklir Iran. Pejabat Israel menginginkan respons lebih agresif terhadap aktivitas nuklir Iran dengan alasan Teheran semakin mendekati “zona kekebalan” di mana Iran dapat menyelesaikan langkah akhir menjadi kekuatan nuklir.Namun, sejumlah pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa pemimpin Iran tidak ingin membangun senjata nuklir.
“Meski dalam skenario terburuk, ada enam bulan waktu bagi presiden untuk memutuskan berbagai pilihan,” papar seorang pejabat senior AS,satu dari tujuh pejabat atau mantan penasihat kebijakan keamanan Obama, dikutip The Washington Post. The Washington Postmengutip sejumlah sumber intelijen AS bahwa berbagai data telah dikumpulkan dari pesawat mata-mata CIA di Iran. Pesawat itu melakukan pengintaian di puluhan lokasi di Iran,melintas ratusan kali di atas fasilitas-fasilitas yang dicurigai sebagai lokasi program nuklir.
Pengintaian itu dilakukan sebelum pesawat mata-mata RQ-170 tertangkap oleh militer Iran di perbatasan pada Desember silam. Aktivitas pesawat matamata itu ditingkatkan di Iran untuk memantau program nuklir Negeri Mullah. Aktivitas pesawat pengintai itu mendapatkan momentum sejak tahun- tahun terakhir pemerintahan Presiden AS George W Bush. (wbs)
“Menetapkan syarat-syarat sebelum pertemuan berarti membuat kesimpulan, yang tidak akan berarti dan tidak ada pihak manapun yang akan menerima syarat-syarat yang dibuat sebelum perundingan,”papar Salehi, dikutip Reuters. Kekuatan dunia akan menggelar perundingan nuklir dengan Iran di Istanbul,Turki. “Kami telah menyepakati melakukan perundingan di Istanbul pada 14 April. Kami harap putaran pertama ini akan menghasilkan situasi kondusif untuk kemajuan konkret.
Kami tentu saja menginginkan kemajuan berkelanjutan,”papar juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton,Michael Mann,dikutip AFP. Iran melakukan perundingan terakhir dengan kekuatan P5+1 yang terdiri atas Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) pada Januari 2011. Namun, perundingan itu tidak menghasilkan kesepakatan apa pun. AS dan aliansinya berupaya menghentikan pengayaan uranium dan menutup satu fasilitas nuklir Iran yang berada di bawah pegunungan.
“Setelah beberapa pekan debat,Iran dan enam kekuatan dunia sepakat menggelar pertemuan pertama di Istanbul,” papar sumber anonim pada kantor berita Fars. Jika perundingan di Turki itu ada kemajuan, perundingan kedua akan digelar di Baghdad.“ Meminta Iran menghentikan pengayaan uranium level tinggi dan menutup satu fasilitas nuklir yang dibangun di bawah pegunungan dekat kota suci Qom merupakan prioritas terdekat AS dan aliansinya,” papar sumber pejabat senior AS pada Reuters.
Sementara,The Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Barack Obama sekarang mengklaim bahwa Iran tidak membangun persenjataan nuklir.Klaim terbaru pemerintahan Obama itu tampaknya berdasarkan hasil dari aktivitas mata-mata oleh sejumlah pesawat tanpa awak dan satelit AS di Iran. Pemerintahan Obama juga mengutip laporan intelijen baru yang menentang serangan militer oleh Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Laporan itu menunjukkan bahwa Israel dan pemerintahan Obama memiliki pendapat yang berbeda mengenai program nuklir Iran. Pejabat Israel menginginkan respons lebih agresif terhadap aktivitas nuklir Iran dengan alasan Teheran semakin mendekati “zona kekebalan” di mana Iran dapat menyelesaikan langkah akhir menjadi kekuatan nuklir.Namun, sejumlah pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa pemimpin Iran tidak ingin membangun senjata nuklir.
“Meski dalam skenario terburuk, ada enam bulan waktu bagi presiden untuk memutuskan berbagai pilihan,” papar seorang pejabat senior AS,satu dari tujuh pejabat atau mantan penasihat kebijakan keamanan Obama, dikutip The Washington Post. The Washington Postmengutip sejumlah sumber intelijen AS bahwa berbagai data telah dikumpulkan dari pesawat mata-mata CIA di Iran. Pesawat itu melakukan pengintaian di puluhan lokasi di Iran,melintas ratusan kali di atas fasilitas-fasilitas yang dicurigai sebagai lokasi program nuklir.
Pengintaian itu dilakukan sebelum pesawat mata-mata RQ-170 tertangkap oleh militer Iran di perbatasan pada Desember silam. Aktivitas pesawat matamata itu ditingkatkan di Iran untuk memantau program nuklir Negeri Mullah. Aktivitas pesawat pengintai itu mendapatkan momentum sejak tahun- tahun terakhir pemerintahan Presiden AS George W Bush. (wbs)
()