Ricuh pembakaran Alquran, 2 orang tewas
A
A
A
Sindonews.com - Dua orang tewas, sementara 20 orang lainnya dikabarkan luka-luka, memasuki hari kedua aksi protes atas insiden pembakaran dan pembuangan Alquran di sebuah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.
Dua orang korban tewas ditemukan di dua lokasi yang berbeda, dimana aksi protes juga terjadi, dikabul dan satu lagi di Jalalabad, keduanya tewas setelah tembakan dilepaskan.
Seorang dokter yang bertugas di Jalalabad, mengatakan kepada BBC bahwa seorang pemrotes tewas sementara 10 orang lainnya terluka, sementara di Kabul 10 orang juga dikabarkan luka-luka.
Untuk membubarkan aksi demostrasi polisi melemparkan bom air ke tengah kerumunan demonstran dan melepaskan tembakan untuk menghentikan aksi demonstrasi ini.
Para pemrotes yang berada di Kabul berteriak "Matilah Amerika Serikat (AS)," dan mereka melempari basis utama tentara AS, barak Pheonix di kota Kabul.
Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, penjaga keamanan berusaha menghentikan aksi demonstrasi ini dengan menembakan senjata ke udara. Anehnya, di antara para demostran ada yang meneriakan slogan-slogan yang mendukung Taliban.
Aksi para demonstran ini terjadi juga di sepanjang jalan yang menghubungkan kota Kabul dan Jalalabad, jalur utama perdagangan ke ibu kota Afganistan.
"Tindakan tentara Amerika menghina Afganistan, kami akan bergabung dengan pemberontak," ujar seorang pengunjuk rasa, Ajmal menjelaskan seperti dikutip dalam BBC.co.uk, Rabu (22/2/2012).
Wartawan BBC di Kabul mengatakan, bahwa banyak warga Afganistan yang heran mengapa tentara AS bisa melakukan aksi pembakaran terhadap Alquran, apa maksud dari aksi mereka.
Muslim di Afganistan sangat fanatik, meskipun tingkat buta huruf di negara ini cukup tinggi, bagi mereka Alquran firman Allah dan sudah selayaknya firman Tuhan diperlakukan dengan terhormat, oleh karena itu, mereka sangat marah ketika mereka mendangar kabar ini.
Walaupun, Komandan AS di Afghanistan Jenderal John Allen menyampaikan permintaan maafnya dan telah berjanji untuk melakukan penyelidikan atas laporan yang menyebutkan bahwa pasukannya melakukan pembakaran terhadap Alquran, namun masih banyak warga yang tidak dapat menerima tindakan ini.(azh)
Dua orang korban tewas ditemukan di dua lokasi yang berbeda, dimana aksi protes juga terjadi, dikabul dan satu lagi di Jalalabad, keduanya tewas setelah tembakan dilepaskan.
Seorang dokter yang bertugas di Jalalabad, mengatakan kepada BBC bahwa seorang pemrotes tewas sementara 10 orang lainnya terluka, sementara di Kabul 10 orang juga dikabarkan luka-luka.
Untuk membubarkan aksi demostrasi polisi melemparkan bom air ke tengah kerumunan demonstran dan melepaskan tembakan untuk menghentikan aksi demonstrasi ini.
Para pemrotes yang berada di Kabul berteriak "Matilah Amerika Serikat (AS)," dan mereka melempari basis utama tentara AS, barak Pheonix di kota Kabul.
Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, penjaga keamanan berusaha menghentikan aksi demonstrasi ini dengan menembakan senjata ke udara. Anehnya, di antara para demostran ada yang meneriakan slogan-slogan yang mendukung Taliban.
Aksi para demonstran ini terjadi juga di sepanjang jalan yang menghubungkan kota Kabul dan Jalalabad, jalur utama perdagangan ke ibu kota Afganistan.
"Tindakan tentara Amerika menghina Afganistan, kami akan bergabung dengan pemberontak," ujar seorang pengunjuk rasa, Ajmal menjelaskan seperti dikutip dalam BBC.co.uk, Rabu (22/2/2012).
Wartawan BBC di Kabul mengatakan, bahwa banyak warga Afganistan yang heran mengapa tentara AS bisa melakukan aksi pembakaran terhadap Alquran, apa maksud dari aksi mereka.
Muslim di Afganistan sangat fanatik, meskipun tingkat buta huruf di negara ini cukup tinggi, bagi mereka Alquran firman Allah dan sudah selayaknya firman Tuhan diperlakukan dengan terhormat, oleh karena itu, mereka sangat marah ketika mereka mendangar kabar ini.
Walaupun, Komandan AS di Afghanistan Jenderal John Allen menyampaikan permintaan maafnya dan telah berjanji untuk melakukan penyelidikan atas laporan yang menyebutkan bahwa pasukannya melakukan pembakaran terhadap Alquran, namun masih banyak warga yang tidak dapat menerima tindakan ini.(azh)
()