Rusia bantu ungkap perdagangan organ tubuh ilegal

Sabtu, 28 Januari 2012 - 11:40 WIB
Rusia bantu ungkap perdagangan...
Rusia bantu ungkap perdagangan organ tubuh ilegal
A A A
Sindonews.com - Jaksa penuntut perang melawan kejahatan Serbia, Vladimir Vukcevicm, mengungkapkan, partipasi Rusia menanggulangi perdagangan ilegal organ tubuh manusia dengan Serbia sangat membantu.

"Saya percaya, partisipasi Rusia dalam penyelidikan mungkin akan sangat berguna, karena status Rusia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Saya berharap Rusia untuk membantu kami dalam penyelidikan, karena kasus-kasus dalam perdagangan ilegal organ tubuh manusia satu sama lain saling terkait," ungkap Vukcevicm dalam siaran radio saluran B92 seperti dikutip dalam Ria Novosti, Sabtu (28/1/2012).

Dalam sebuah temuan hasil investigasi harian nasional Rusia, beberapa data penting tentang perdaganan ilegal organ tubuh manusia telah ditemukan. Seperti diberitakan pada koran Kommersant, Senin 23 Januari 2012, dua orang yang berkebangsaan Rusia telah menjadi korban transplantasi donor ilegal yang dilakukan di klinik 'Medicus' di Pristina pada 12 Januari 2011.

Lembaga Serbia Tanjug melaporkan, perjanjian kerja sama telah ditandatangani dengan Rusia terkait dengan upaya pertukaran informasi.

Sejauh ini, investigasi perdagangan organ ilegal dikelompokkan menjadi dua kasus utama. Pertama menyangkut perdagangan organ yang mungkin terkait dengan kejahatan perang etnis Albania oleh Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) seperti yang dilaporan oleh Lembaga Pelaporan Dewan Eropa, Dick Marty.

Dalam laporanya, Dick Marty menyebutkan organ-organ tersebut diambil dari tahanan yang dibunuh oleh Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) selama perang 1999 melawan pasukan Serbia.

Kasus ini sedang diselidiki oleh sebuah kelompok kerja khusus dalam sebuah misi kerangka kerja Uni Eropa EULEX. Misi ini dipimpin langsung oleh diplomat AS John Clint Williamson. Bagaimanapun, pemerintah Serbia menginginkan agar kasus perdagangan ilegal organ tubuh manusia ini ditangani oleh PBB dibawah pengawasan Dewan Keamanan.

Kasus lain terkait dengan klinik Medicus adalah penyelidikan sebuah klinik swasta di Pristina yang telah menjadi berita utama pada 2008. Kasus ini terkuak setelah beberapa orang karyawannya ditangkap atas kecurigaan transplantasi ilegal ginjal dari donor Turki yang berusia 23 tahun kepada warga Israel yang berusia 70 tahun.

Setelah berita ini terkuak, beberapa waktu kemudian, banyak kasus yang muncul menjadi sorotan. Para donor yang terpikat umumnya berasal dari Turki, Kazakhstan, Moldova, dan Azerbaijan. Para pendonor ini dijanjikan uang sebesar 20,000-euro untuk setiap organ mereka.Namun pada akhirnya mereka kehilangan organ tubuh tanpa uang yang dijanjikan.

Vukcevic mengatakan, ada hubungan antara dua kasus yang terjadi di dua klinik yang berbeda.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2160 seconds (0.1#10.140)