Pangkas anggaran militer, AS pecat 100 ribu prajurit

Jum'at, 27 Januari 2012 - 19:48 WIB
Pangkas anggaran militer,...
Pangkas anggaran militer, AS pecat 100 ribu prajurit
A A A
Sindonews.com - Pentagon berencana memotong anggaran belanja 2013 sebesar USD487 miliar selama satu dekade ke dapan. Pomotongan ini secara otomatis akan memberhentikan 100 ribu tentara.

Pemotongan anggaran militer merupakan sebuah titik balik sejarah militer Amerika Serikat (AS). Sejak 10 tahun lamanya, AS telibat perang melawan Afganistan dan Irak. Pemangkasan anggaran ini akan menggeser fokus strategi pertahanan AS untuk kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah.

Rencana pemotongan anggaran militer ini mendapat kritikan keras dari beberapa anggota kongres. Presiden AS Barack Obama melakukan perjuangan keras untuk menekan kongres agar mau menyetujui usulnya melakukan pemotongan anggaran militer.

"Jangan buat kesalahan, penghematan ini akan sangat berdampak pada 50 negara bagian dan distrik yang ada, kabupaten, kongres, dan seluruh AS. Tindakan Ini akan menjadi sebuah ujian apakah pengurangan defisit hanyalah sebuah wacana atau tindakan nyata," ungkap Menteri Pertahanan AS Leon Panetta seperti dikutip China Daily, Jumat (27/1/2012).

Panetta menambahkan, dalam anggaran dana yang akan dipublikasikan pada 13 Februari mendatang, dia akan mengajukan dana sebesar USD525 miliar, dana ini USD6 miliar lebih kecil dari yang diajukan Pentagon sebelumnya.

"Kami akan berusaha mencari tambahan dana sejumlah USD88,4 miliar untuk mendukung operasi tempur di luar negeri terutama di Afganistan, yang sebelumnya berjumlah USD115 miliar pada 2012," jelasnya.

Pemotongan dana militer disebabkan oleh perang di Irak yang telah berakhir dan pasukan AS yang ditarik akhir tahun lalu. Akibatnya, kongres melakukan pengontrolan terhadap anggaran Pentagon dan secara teratur mengintervensi jumlah dan detail pengeluaran dengan melakukan pencocokan.

Anggaran Departemen Pertahanan menyumbang sekira 20 persen dari total pengeluaran pemerintah federal. Sementara itu, anggota parlemen dari Partai Republik yang mengawasi urusan militer di Capitol Hill mengkritik dengan tajam rencana yang dicetuskan pemerintah ini.

Senator John McCain mengatakan, tindakan Obama "mengabaikan pelajaran sejarah" dengan menerapkan pemotongan besar pada militer.

Sementara McKeon Buck dari kongres mengatakan, tindakan ini mencerminkan "visi Obama dari Amerika yang melemah, tidak diperkuat, oleh laki-laki dan perempuan dalam seragam." (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0576 seconds (0.1#10.140)