IAEA: Pengayaan nuklir Iran meningkat 20%

Selasa, 10 Januari 2012 - 09:50 WIB
IAEA: Pengayaan nuklir...
IAEA: Pengayaan nuklir Iran meningkat 20%
A A A
Sindonews.com - Badan Atom Internasional, The International Atomic Energy Agency (IAEA) mensinyalir Iran telah meningkatkan kapasitas pengayaan nuklirnya hingga mencapai tingkat 20 persen.

Juru bicara IAEA Gill Tudor mengatakan semua bahan nuklir dan fasilitas operasi di Fordo berada di bawah penahanan dan pengawasan IAEA.

" Iran telah mulai memproduksi uranium sampai ke tingkat 20 persen IR-1 sentrifuse di pusat pengayaan di Fordo, Iran," ungkap Gill, seperti dikutip Ria Novosti, Selasa (10/1/2012).

Peningkatan jumlah pengayaan uranium memang dibenarkan oleh Fereydoon Abbasi, Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) sebelumnya pada bulan Agustus.

Pusat Pengayaan Fordo berada dekat pusat kota Qom di pusat Iran. Tempat ini memang dibangun untuk memproduksi 20 persen kebutuhan uranium yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. Khususnya digunakan untuk mengobati pasien kanker.

"Perhatian masyarakat internasional melihat bahwa program nuklir Iran untuk melayani kepentingan militer. Tidak ada sanksi keras jika tidak ada pembuktian," katanya.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, peningkatan level pengayaan uranium ini menandakan Iran terus melakukan pelanggaran terkait kewajiban pengayaan nuklir mereka.

“Faktanya, pernyataan IAEA jelas bahwa Iran memperkaya uranium ke tingkat yang tidak pantas di Fordo. Ini jelas masalah," ujar Victoria.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman dengan penuh harapan mengatakan bahwa Uni Eropa akan setuju menetapkan sanksi baru terhadap Iran pada tanggal 30 Januari mendatang, karena pusat pengayaan nuklir di Fordo merupakan langkah eskalasi lebih lanjut.

"Masyarakat internasional menilai pengembangan program nuklir Iran memang di bangun untuk melayani pertumbuhan kepentingan militer. Jadi, selama ini Iran tidak berubah, tidak ada alternatif sanksi lain," kata Menteri Luar Negeri Jerman.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8208 seconds (0.1#10.140)