Pemimpin dunia kecam aksi bom di Nigeria

Senin, 26 Desember 2011 - 16:50 WIB
Pemimpin dunia kecam aksi bom di Nigeria
Pemimpin dunia kecam aksi bom di Nigeria
A A A
Sindonews.com - Ledakan bom terhadap tiga gereja di Nigeria saat perayaan Natal menuai kecaman dari berbagai pihak. Sejumlah pemimpin dunia dan Vatikan meloncarkan kecamannya terhadap aksi yang menewaskan 40 orang itu.

Gedung Putih mengucapkan belasungkawanya kepada rakyat Nigeria sekaligus mengutuk aksi penyerangan yang dinilai sangat tak masuk akal. Gedung putih juga berjanji akan menuntut mereka sampai ke pengadilan untuk bertanggung jawab atas aksi pengeboman.

Sementara itu, dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyebut pengeboman sebagai tindakan pengecut. "Ini adalah serangan pengecut pada keluarga yang sedang berkumpul dalam damai, dan doa untuk merayakan natal yang melambangkan harmoni dan kebaikan bagi setiap orang,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Sekertaris PBB Ban Ki-Moon. Dalam sebuah pernyataan, dia berjanji akan mengakhiri kekerasan sektarian di negara Nigeria itu.

Begitu juga, Menteri Urusan Kepolisian Nigeria Caleb Olubolade yang berjanji akan mengatasi aksi kekerasan tersebut. “Ini seperti sebuah peperangan internal dalam sebuah negara. Kita harus tetap hidup dan segera mengatasi segalanya,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sepertinya ragu untuk menggunakan kekuatan di negara bagian utara yang mayoritasnya muslim. Dia mengutuk aksi peledakan itu. “Ini penghinaan yang tidak beralasan pada keamanan kolektif dan kebebasan kami," katanya. Menurutnya, pemerintah tidak akan menaruh belas kasihan dan akan mengadili seluruh pelaku yang terlibat.

Melalui juru bicaranya, Ruben Abati, pemerintah akan menambah anggaran keamanan negara. Pihaknya juga sudah merancang target penangkapan terhadap kelompok yang dicurigai. “Pemerintah bertekad keras untuk mengatasi bentuk ancaman baru dari terorisme yang ditargetkan kepada lingkungan kita,” ungkap Abati seperti dikutip APF Senin (26/12/2011).

Salah satu gereja yang diguncang lima bom adalah Gereja Katolik di St Theresa, Madala, luar kota Abuja. Serangan bom di gereja ini paling parah dibandingkan dua gereja lainnya. Saat bom meledak suasana gereja mencekam. Pastor Christopher Barde yang selamat dari insiden itu menceritakan kengerian yang ia lihat. Seorang yang terkena serpihan di bagian perut berlari mendekatinya minta untuk diberkati.

"Orang-orang berlari ke arahku dan berkata, bapa berkati aku, ini benar-benar mengerikan," kenang Christopher.
Ledakan itu hanya menyisakan bagian dinding gereja. Sedikitnya 35 tewas, beberapa di antaranya terkena bom di luar gereja. Percikan darah masih terlihat di dinding-dinding gereja.

Korban selamat lainnya, Pendeta Francis Aniezue. Dia berusaha menghentikan mobil yang melintas untuk menyelamatkan para korban. Tapi, para pengendara takut akan terjadi serangan susulan. Terpaksa, pihak gereja menggunakan kendaraan seadanya untuk mengevakuasi para korban.

Pendeta Isaac Achi menambahkan, keadaan diperparah dengan munculkan sekelompok massa yang setelah terjadi ledakan mengancam akan membakar kantor polisi. Polisi pun segera menyemprotkan air ke udara untuk membubarkan massa terdiri dari pemuda itu. Kemudian, polisi ikut mengevakuasi para korban.

"Banyak kendaraan terbakar, para pemiliknya tidak tidak bisa keluar, anda bisa melihat bekas kendaraannya di sebelah sana, lima orang terbakar hidup-hidup di dalamnya,” kata Pendeta Isaac Achi.
Saksi mata dari warga, Benjamin Ekwegbali mengatakan, setelah terjadi ledakan, di mana-mana gelap. Dia sulit melihat, hanya api tampak membakar segalanya, orang-orang lari tunggang langgang.

Ledakan kedua terjadi di Gereja Mountain of Fire and Miracles. Menurut Juru Bicara Gubernur, sebelumnya di pusat Kota Jos sejumlah pria bersenjata muncul di lokasi kejadian dan menembaki polisi yang sedang berjaga dan menewaskan seorang di antaranya. Serangan berikutnya, adalah bom bunuh diri tepatnya di Timur Laut Kota Damature, Ibu Kota Negara Yobe. Empat orang dilaporkan tewas dalam aksi bom bunuh diri itu.

Kelompok Islam Boko Haram, menilai aksi kekerasan itu adalah dampak dari ketidakmampuan pemerintah untuk menghentikan aksi serangan kelompok ekstrimis di Nigeria bagian Timur Laut. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5945 seconds (0.1#10.140)