Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui AC?

Selasa, 07 April 2020 - 16:23 WIB
Bisakah Virus Corona...
Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui AC?
A A A
ABU DHABI - Saat musim dingin di belahan Bumi utara berubah menjadi musim panas, unit air conditioning (AC) atau unit pendingin udara mulai menguak kehidupan ketika orang-orang mulai merasakan panas.

Namun, dengan pandemi virus corona baru; COVID-19, yang sedang berlangsung, banyak orang bertanya-tanya apakah aman menggunakan unit pendingin udara dan apakah COVID-19 dapat ditularkan melalui saluran udara.

Studi yang dilakukan setelah wabah SARS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa beberapa infeksi terjadi di gedung-gedung tinggi ketika udara yang terkontaminasi naik melalui lubang udara bangunan ke apartemen yang berbeda. Sedangkan, COVID-19 berasal dari keluarga yang sama dengan SARS dan keduanya memiliki banyak kesamaan.

“Sejauh ini, kami belum melihat bukti bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 dapat menyebar melalui sistem pendingin udara. Virus ini menyebar melalui droplet (tetesan) yang dapat melayang di udara untuk waktu yang singkat sebelum menetap di permukaan," kata Dr Maher Balkis, ahli penyakit menular di Cleveland Clinic Abu Dhabi.

Sebuah studi yang dilakukan di China awal tahun ini mengenai sekelompok kasus virus corona yang semuanya berasal dari restoran yang sama menunjukkan bahwa virus tersebut tidak menyebar melalui sistem pendingin udara.

"Namun, ada kemungkinan bahwa arus udara yang disebabkan oleh pendingin udara mungkin membawa droplet di udara menyebar lebih jauh dari yang seharusnya," kata Balkis, seperti dikutip Al Arabiya, Senin (6/4/2020). "Temuan ini didukung oleh apa yang kita ketahui tentang virus lain seperti influenza, yang tidak diketahui menyebar melalui sistem saluran udara, melainkan menyebar melalui kontak dekat dan droplet yang terinfeksi."

Sebuah studi tahun 2014 oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) pernah mengulas batuk dan bersin yang "dapat berjalan" antara lima hingga 200 kali lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya. Mengacu pada studi tersebut, hal itu dapat memperburuk masalah yang terkait dengan pencegahan penyebaran virus corona.

"Ketika Anda batuk atau bersin, Anda melihat droplet, atau merasakannya jika seseorang bersin pada Anda," kata John Bush, seorang profesor matematika terapan di MIT, dan rekan penulis makalah baru tentang subjek tersebut kepada MIT News pada saat itu.

"Tapi Anda tidak melihat awan, fase gas yang tak terlihat. Pengaruh awan gas ini adalah untuk memperluas jangkauan droplet individu, terutama yang kecil," ujarnya.

Batuk dan bersin adalah dua gejala utama dari COVID-19 yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Ada lebih dari 1,3 juta orang yang infeksi di seluruh dunia, dengan lebih dari 70.000 meninggal. Perbatasan dan bisnis di banyak negara tutup, dan orang-orang telah diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah ketika pihak berwenang bergerak untuk memperlambat penyebaran COVID-19 dan menerapkan langkah-langkah social distancing yang luas.

“Dengan menjaga jarak fisik dan menghindari interaksi dengan orang sakit, terutama di ruang terbatas, risiko infeksi dapat diminimalkan,” kata Balkis.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1935 seconds (0.1#10.140)