Presiden Trump Klaim Krisis Corona Mulai Menurun
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap krisis virus corona (Covid-19) akan menunjukkan penurunan di beberapa wilayah di negara tersebut. Itu dikarenakan laporan jumlah korban meninggal lantaran infeksi virus corona di New York menurun hingga 600 orang dan 7.300 kasus baru.
“Mungkin itu pertanda baik,” kata Trump, kepada reporter di Gedung Putih, dilansir Reuters. “Saya melihat cahaya di akhir terowongan ini,” ujarnya.
Dia pun mengatakan dalam beberapa hari mendatang, AS akan mengalami puncak pandemi corona. Dia juga memastikan masker dan ventilator akan dikirim ke negara bagian yang paling membutuhkan bantuan. “Kamu tidak boleh bergembira ketika banyak orang sekarat,” kata Trump. (Baca: Korban Terus Bertambah, AS Pesimistis Hadapi Wabah Corona)
Bagaimana dengan pengembangan vaksin virus corona? “AS sangat terdepan dalam pengembangan vaksin virus corona,” ucapnya.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan secara spesifik mengenai hal itu. “Kita akan melihat apa yang akan terjadi,” ujarnya.
Deborah Birx, anggota gugus tugas virus korona Gedung Putih, mengatakan situasi di Italia dan Spanyol, di mana infeksi dan kematian telah menunjukkan penurunan dalam beberapa hari terakhir, memberikan harapan tentang apa yang akan terjadi ke depan.
Italia melaporkan 525 orang meninggal dalam 24 jam terakhir dan itu menjadi angka terendah sejak 19 Maret lalu. Kemudian di Spanyol, sebanyak 674 warga meninggal dan itu terendah dalam satu pekan terakhir.
“Kita berharap pekan depan kita akan melihat stabilisasi kasus di Kota Metropolitan ketika wabah ini muncul beberapa pekan lalu,” kata Birx.
Kemudian, Anthony Fauci, anggota gugus tugas virus corona Trump, juga menyarankan perlunya melakukan jaga jarak dan tetap di rumah untuk memperlambat persebaran virus corona. Ketika ditanya tentang proyeksinya dan para pakar lain tentang peningkatan jumlah korban berlawanan dengan pernyataan Trump, Fauci tidak langsung membenturkan jawabannya dengan Presiden AS.
“Apa yang kamu dengar tentang potensi cahaya di akhir terowongan tidak berarti mengabaikan fakta bahwa besok atau lusa akan menjadi lebih buruk,” kata Fauci, dilansir Reuters.
AS menghadapi pekan kritis dalam krisis virus corona ketika dokter bedah di AS memperingatkan bahwa ini akan menjadi pekan paling menyedihkan dan paling sulit bagi kehidupan warga AS. “Ini akan menjadi momen Pearl Harbor dan momen 11 September,” kata dokter bedah Jerome Adams, kepada Fox News.
Sebagian gubernur negara bagian di AS masih memerintahkan warganya untuk tetap berada di rumah. Di AS, dalam perhitungan Reuters menyebutkan 335.000 orang dinyatakan positif Covid-19 dan lebih dari 9.500 orang meninggal dunia. Para pakar kesehatan Gedung Putih memprediksi sekitar 100.000 hingga 240.000 orang akan meninggal dunia karena pandemi korona jika mengabaikan peringatan tetap di rumah. (Baca juga: Jumlah Infeksi Covid-19 di AS Tembus Angka 300.000)
Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan jumlah warga yang dirawat di rumah sakit menurun 50% dalam 24 jam terakhir. “Tapi, ini bukan pertanda krisis akan berakhir,” ujarnya. Sebanyak 4.159 orang meninggal dunia dan 122.000 kasus Covid-19.
Namun demikian, tingkat infeksi dan kematian baru justru terus bertambah di kota-kota lain di AS seperti Washington DC, Detroit, dan New Orleans. (Andika H Mustaqim)
“Mungkin itu pertanda baik,” kata Trump, kepada reporter di Gedung Putih, dilansir Reuters. “Saya melihat cahaya di akhir terowongan ini,” ujarnya.
Dia pun mengatakan dalam beberapa hari mendatang, AS akan mengalami puncak pandemi corona. Dia juga memastikan masker dan ventilator akan dikirim ke negara bagian yang paling membutuhkan bantuan. “Kamu tidak boleh bergembira ketika banyak orang sekarat,” kata Trump. (Baca: Korban Terus Bertambah, AS Pesimistis Hadapi Wabah Corona)
Bagaimana dengan pengembangan vaksin virus corona? “AS sangat terdepan dalam pengembangan vaksin virus corona,” ucapnya.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan secara spesifik mengenai hal itu. “Kita akan melihat apa yang akan terjadi,” ujarnya.
Deborah Birx, anggota gugus tugas virus korona Gedung Putih, mengatakan situasi di Italia dan Spanyol, di mana infeksi dan kematian telah menunjukkan penurunan dalam beberapa hari terakhir, memberikan harapan tentang apa yang akan terjadi ke depan.
Italia melaporkan 525 orang meninggal dalam 24 jam terakhir dan itu menjadi angka terendah sejak 19 Maret lalu. Kemudian di Spanyol, sebanyak 674 warga meninggal dan itu terendah dalam satu pekan terakhir.
“Kita berharap pekan depan kita akan melihat stabilisasi kasus di Kota Metropolitan ketika wabah ini muncul beberapa pekan lalu,” kata Birx.
Kemudian, Anthony Fauci, anggota gugus tugas virus corona Trump, juga menyarankan perlunya melakukan jaga jarak dan tetap di rumah untuk memperlambat persebaran virus corona. Ketika ditanya tentang proyeksinya dan para pakar lain tentang peningkatan jumlah korban berlawanan dengan pernyataan Trump, Fauci tidak langsung membenturkan jawabannya dengan Presiden AS.
“Apa yang kamu dengar tentang potensi cahaya di akhir terowongan tidak berarti mengabaikan fakta bahwa besok atau lusa akan menjadi lebih buruk,” kata Fauci, dilansir Reuters.
AS menghadapi pekan kritis dalam krisis virus corona ketika dokter bedah di AS memperingatkan bahwa ini akan menjadi pekan paling menyedihkan dan paling sulit bagi kehidupan warga AS. “Ini akan menjadi momen Pearl Harbor dan momen 11 September,” kata dokter bedah Jerome Adams, kepada Fox News.
Sebagian gubernur negara bagian di AS masih memerintahkan warganya untuk tetap berada di rumah. Di AS, dalam perhitungan Reuters menyebutkan 335.000 orang dinyatakan positif Covid-19 dan lebih dari 9.500 orang meninggal dunia. Para pakar kesehatan Gedung Putih memprediksi sekitar 100.000 hingga 240.000 orang akan meninggal dunia karena pandemi korona jika mengabaikan peringatan tetap di rumah. (Baca juga: Jumlah Infeksi Covid-19 di AS Tembus Angka 300.000)
Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan jumlah warga yang dirawat di rumah sakit menurun 50% dalam 24 jam terakhir. “Tapi, ini bukan pertanda krisis akan berakhir,” ujarnya. Sebanyak 4.159 orang meninggal dunia dan 122.000 kasus Covid-19.
Namun demikian, tingkat infeksi dan kematian baru justru terus bertambah di kota-kota lain di AS seperti Washington DC, Detroit, dan New Orleans. (Andika H Mustaqim)
(ysw)