Topan Dahsyat Amuk Vanuatu saat Pandemi Virus Corona
A
A
A
PORT VILA - Topan tropis yang dahsyat menerjang Vanuatu pada Senin (6/4/2020) yang menyebabkan banyak bangunan rata dengan tanah. Amukan topan ini terjadi di saat negara tersebut memberlakukan keadaan darurat terkait pandemi virus corona baru, COVID-19.
Topan Harold menghampiri Provinsi Sanma, sebuah pulau di utara Port Vila, Vanuatu. Topan ini membawa angin dengan kecepatan hingga 215 km per jam sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Belum ada laporan tentang korban jiwa maupun luka akibat terjangan Topan Harold. Topan ini telah dinyatakan sebagai topan "Kategori 5", yang merupakan kategori tertinggi.
"Ada banyak kerusakan di Sanma, mereka kehilangan banyak bangunan," kata Jacqueline de Gaillande, CEO Palang Merah Vanuatu, melalui telepon dari Ibu Kota Port Vila, seperti dikutip Reuters.
Provinsi Sanmar berada di 80 pulau terbesar di Vanuatu dan merupakan rumah bagi kota terpadat kedua, Luganville. Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan bangunan-bangunan rata karena Topan Harold.
"Kami tidak tahu apakah kami dapat memberikan dukungan (bantuan) ke pulau itu karena kami tidak diizinkan melakukan perjalanan antar-pulau dan kami sedang menunggu pemerintah untuk membuat keputusan itu," kata de Gaillande, merujuk pada pembatasan perjalanan terkait dengan pandemi virus corona.
Vanuatu belum melaporkan adanya kasus COVID-19, tetapi tetap menyatakan keadaan darurat dengan melarang sebagian besar perjalanan udara internasional dan domestik serta pertemuan publik terbatas pada lima orang. Aturan itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang sudah menginfeksi hampir 1,3 juta orang dan mengakibatkan sekitar 70.000 kematian secara global.
Wilayah Pasifik telah mencatat sekitar 60 kasus COVID-19 dan satu kematian yang dikonfirmasi, yakni di Guam.
Australian Broadcasting Corp (ABC) melaporkan bahwa para pejabat Vanuatu telah melonggarkan aturan social distancing selama akhir pekan karena kekhawatiran tentang Topan Harold. Kantor Nasional Penanggulangan Bencana Vanuatu belum bersedia memberikan komentar pada hari Senin.
Sehari sebelumnya, kepolisian Solomon Island mengatakan mereka mengevakuasi lima jenazah dalam pencarian mereka untuk 27 orang dalam kapal feri yang tersapu oleh topan saat melewati negara itu.
Kapal MV Taimareho berlayar pada Jumat pagi saat angin kencang menerjang. Kapal itu membawa 738 penumpang termasuk awak dan kapten di dalamnya. Polisi mengatakan orang yang hilang diyakini jatuh di laut lepas.
Topan Harold menghampiri Provinsi Sanma, sebuah pulau di utara Port Vila, Vanuatu. Topan ini membawa angin dengan kecepatan hingga 215 km per jam sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Belum ada laporan tentang korban jiwa maupun luka akibat terjangan Topan Harold. Topan ini telah dinyatakan sebagai topan "Kategori 5", yang merupakan kategori tertinggi.
"Ada banyak kerusakan di Sanma, mereka kehilangan banyak bangunan," kata Jacqueline de Gaillande, CEO Palang Merah Vanuatu, melalui telepon dari Ibu Kota Port Vila, seperti dikutip Reuters.
Provinsi Sanmar berada di 80 pulau terbesar di Vanuatu dan merupakan rumah bagi kota terpadat kedua, Luganville. Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan bangunan-bangunan rata karena Topan Harold.
"Kami tidak tahu apakah kami dapat memberikan dukungan (bantuan) ke pulau itu karena kami tidak diizinkan melakukan perjalanan antar-pulau dan kami sedang menunggu pemerintah untuk membuat keputusan itu," kata de Gaillande, merujuk pada pembatasan perjalanan terkait dengan pandemi virus corona.
Vanuatu belum melaporkan adanya kasus COVID-19, tetapi tetap menyatakan keadaan darurat dengan melarang sebagian besar perjalanan udara internasional dan domestik serta pertemuan publik terbatas pada lima orang. Aturan itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang sudah menginfeksi hampir 1,3 juta orang dan mengakibatkan sekitar 70.000 kematian secara global.
Wilayah Pasifik telah mencatat sekitar 60 kasus COVID-19 dan satu kematian yang dikonfirmasi, yakni di Guam.
Australian Broadcasting Corp (ABC) melaporkan bahwa para pejabat Vanuatu telah melonggarkan aturan social distancing selama akhir pekan karena kekhawatiran tentang Topan Harold. Kantor Nasional Penanggulangan Bencana Vanuatu belum bersedia memberikan komentar pada hari Senin.
Sehari sebelumnya, kepolisian Solomon Island mengatakan mereka mengevakuasi lima jenazah dalam pencarian mereka untuk 27 orang dalam kapal feri yang tersapu oleh topan saat melewati negara itu.
Kapal MV Taimareho berlayar pada Jumat pagi saat angin kencang menerjang. Kapal itu membawa 738 penumpang termasuk awak dan kapten di dalamnya. Polisi mengatakan orang yang hilang diyakini jatuh di laut lepas.
(mas)