Di Bawah Tekanan, Inggris Janjikan 100 Ribu Tes COVID-19 Setiap Hari
A
A
A
LONDON - Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris berjanji akan meningkatkan tes harian COVID-19 sepuluh kali lipat. Pemerintah Inggris telah dihujani kritik karena gagal melakukan tes COVID-19 massal untuk petugas kesehatan dan masyarat.
Muncul pertama kalinya setelah dinyatakan sembuh dari virus Corona dan mengakhiri periode karantina, Menkes Inggris Matt Hancock mengumumkan strategi baru untuk meningkatkan industri diagnostik Inggris.
“Saya sekarang menetapkan target 100.000 tes per hari pada akhir bulan ini. Itulah tujuannya dan saya bertekad bahwa kita akan sampai di sana,” kata Hancock seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/4/2020).
Dalam konferensi persnya hari Kamis, Hancock berusaha memberikan kejelasan tentang strategi pengujian pemerintah setelah serangkaian pernyataan yang kadang-kadang bertentangan dari para menteri dan pejabat.
Sementara Jerman telah menguji sekitar 500 ribu orang per minggu, Inggris telah melakukan sekitar 10 ribu tes sehari.
Inggris telah merubah startegi pendekatannya terhadap wabah virus Corona setelah pemodelan menunjukkan seperempat juta orang di negara itu bisa meninggal akibat pandemi.
Perdana Menteri Boris Johnson kemudian memberlakukan langkah-langkah yang lebih tegas, namun pemerintah justru menghadapi kritik yang luas karena terlalu sedikit memiliki ventilator dan melakukan tes COVID-19.
Johnson, yang pekan lalu mengumumkan positif virus corona dan mengucilkan diri, mengatakan dalam pesan video pada Rabu malam bahwa pengujian itu penting untuk mengatasi krisis dan akan meningkat secara besar-besaran.
"Seperti yang telah saya katakan selama berminggu-minggu, ini adalah jalan keluar: ini adalah bagaimana kita akan membuka kunci teka-teki virus Corona, ini adalah bagaimana kita akan mengalahkannya pada akhirnya," katanya.
Kematian akibat virus Corona di Inggris naik 24 persen menjadi 2.921 pada 1 April. Pada 2 April, 163.194 orang telah diuji dan 33.718 di antaranya positif.
Sebuah jajak pendapat Ipsos MORI menunjukkan, lebih dari setengah warga Inggris berpikir pemerintah Johnson terlalu lambat untuk memerintahkan penutupan.
Tes sangat penting untuk memerangi virus dan merawat ekonomi agar kembali sehat setelah apa yang diperkirakan sebagai kuartal terburuk dalam sekitar satu abad.
Melakukan tes kepada staf kesehatan di garis depan memungkinkan mereka yang memiliki kekebalan untuk kembali bekerja sementara pengujian populasi yang lebih luas akan memungkinkan puluhan juta pekerja yang menganggur kembali bekerja.
Muncul pertama kalinya setelah dinyatakan sembuh dari virus Corona dan mengakhiri periode karantina, Menkes Inggris Matt Hancock mengumumkan strategi baru untuk meningkatkan industri diagnostik Inggris.
“Saya sekarang menetapkan target 100.000 tes per hari pada akhir bulan ini. Itulah tujuannya dan saya bertekad bahwa kita akan sampai di sana,” kata Hancock seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/4/2020).
Dalam konferensi persnya hari Kamis, Hancock berusaha memberikan kejelasan tentang strategi pengujian pemerintah setelah serangkaian pernyataan yang kadang-kadang bertentangan dari para menteri dan pejabat.
Sementara Jerman telah menguji sekitar 500 ribu orang per minggu, Inggris telah melakukan sekitar 10 ribu tes sehari.
Inggris telah merubah startegi pendekatannya terhadap wabah virus Corona setelah pemodelan menunjukkan seperempat juta orang di negara itu bisa meninggal akibat pandemi.
Perdana Menteri Boris Johnson kemudian memberlakukan langkah-langkah yang lebih tegas, namun pemerintah justru menghadapi kritik yang luas karena terlalu sedikit memiliki ventilator dan melakukan tes COVID-19.
Johnson, yang pekan lalu mengumumkan positif virus corona dan mengucilkan diri, mengatakan dalam pesan video pada Rabu malam bahwa pengujian itu penting untuk mengatasi krisis dan akan meningkat secara besar-besaran.
"Seperti yang telah saya katakan selama berminggu-minggu, ini adalah jalan keluar: ini adalah bagaimana kita akan membuka kunci teka-teki virus Corona, ini adalah bagaimana kita akan mengalahkannya pada akhirnya," katanya.
Kematian akibat virus Corona di Inggris naik 24 persen menjadi 2.921 pada 1 April. Pada 2 April, 163.194 orang telah diuji dan 33.718 di antaranya positif.
Sebuah jajak pendapat Ipsos MORI menunjukkan, lebih dari setengah warga Inggris berpikir pemerintah Johnson terlalu lambat untuk memerintahkan penutupan.
Tes sangat penting untuk memerangi virus dan merawat ekonomi agar kembali sehat setelah apa yang diperkirakan sebagai kuartal terburuk dalam sekitar satu abad.
Melakukan tes kepada staf kesehatan di garis depan memungkinkan mereka yang memiliki kekebalan untuk kembali bekerja sementara pengujian populasi yang lebih luas akan memungkinkan puluhan juta pekerja yang menganggur kembali bekerja.
(ian)