Kasus Corona Mencapai Setengah Juta Orang, Peralatan Pelindung Kurang
A
A
A
JENEWA - Virus corona telah menginfeksi lebih dari setengah juta orang dan menewaskan 20.000 orang di penjuru dunia.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan peralatan pelindung untuk para petugas medis yang bekerja menyelamatkan nyawa.
Dia meminta berbagai negara menahan diri menggunakan obat yang tidak terbukti efektif mengatasi Covid-19, penyakit akibat virus corona itu.
“Kekurangan global kronis untuk peralatan pelindung diri sekarang menjadi sala hsatu ancaman paling penting pada kemampuan kolektif kita untuk menyelamatkan nyawa,” kata Tedros di Jenewa.
“Petugas kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah membutuhkan perlindungan yang sama pada mereka yang ada di negara-negara kaya,” papar dia.
“Warga lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis mengalami dampak terburuk wabah itu, namun 10 hingga 15% orang usia di bawah 50 tahun akan memiliki infeksi sedang hingga parah,” ungkap Dr Mike Ryan, pakar darurat WHO.
Ditanya tentang laporan infeksi pada orang muda, Ryan menjelaskan, “Bagi sebagian besar orang itu infeksi sangat ringan, sebagian besar orang muda. Tapi minoritas orang berumur antara 20 dan 60 tahun ini menjadi infeksi serius.”
“Apa yang benar-benar muncul adalah persepsi bahwa penyakit ini, meski tidak mematikan dan tidak mengakibatkan penyakit kritis pada kelompok usia lebih muda, ini menyebabkan penyakit parah pada banyak orang,” ungkap Ryan.
Dr Maria van Kerkhove menjelaskan, setiap infeksi corona menjadi peluang untuk penyebaran lebih luas. “Jadi bahkan pada populasi lebih muda, jika Anda memiliki penyakit ringan dan Anda pikir itu bukan masalah besar, apa yang besar adalah Anda mungkin menularkan pada orang lain yang mungkin bagian dari populasi rentan yang mungkin mengakibatkan penyakit parah dan mungkin meninggal dunia,” kata Maria.
Tedros berterima kasih pada sejumlah organisasi yang melakukan operasi intelijen siber penting setelah muncul berbagai serangan siber pada WHO dan dirinya.
“Krisis seperti ini menunjukkan yang terbaik dan terburuk dalam kemanusiaan,” ungkap Tedros.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan peralatan pelindung untuk para petugas medis yang bekerja menyelamatkan nyawa.
Dia meminta berbagai negara menahan diri menggunakan obat yang tidak terbukti efektif mengatasi Covid-19, penyakit akibat virus corona itu.
“Kekurangan global kronis untuk peralatan pelindung diri sekarang menjadi sala hsatu ancaman paling penting pada kemampuan kolektif kita untuk menyelamatkan nyawa,” kata Tedros di Jenewa.
“Petugas kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah membutuhkan perlindungan yang sama pada mereka yang ada di negara-negara kaya,” papar dia.
“Warga lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis mengalami dampak terburuk wabah itu, namun 10 hingga 15% orang usia di bawah 50 tahun akan memiliki infeksi sedang hingga parah,” ungkap Dr Mike Ryan, pakar darurat WHO.
Ditanya tentang laporan infeksi pada orang muda, Ryan menjelaskan, “Bagi sebagian besar orang itu infeksi sangat ringan, sebagian besar orang muda. Tapi minoritas orang berumur antara 20 dan 60 tahun ini menjadi infeksi serius.”
“Apa yang benar-benar muncul adalah persepsi bahwa penyakit ini, meski tidak mematikan dan tidak mengakibatkan penyakit kritis pada kelompok usia lebih muda, ini menyebabkan penyakit parah pada banyak orang,” ungkap Ryan.
Dr Maria van Kerkhove menjelaskan, setiap infeksi corona menjadi peluang untuk penyebaran lebih luas. “Jadi bahkan pada populasi lebih muda, jika Anda memiliki penyakit ringan dan Anda pikir itu bukan masalah besar, apa yang besar adalah Anda mungkin menularkan pada orang lain yang mungkin bagian dari populasi rentan yang mungkin mengakibatkan penyakit parah dan mungkin meninggal dunia,” kata Maria.
Tedros berterima kasih pada sejumlah organisasi yang melakukan operasi intelijen siber penting setelah muncul berbagai serangan siber pada WHO dan dirinya.
“Krisis seperti ini menunjukkan yang terbaik dan terburuk dalam kemanusiaan,” ungkap Tedros.
(sfn)