IFRC: Pandemi Corona Dapat Picu Kerusuhan di Kota-kota Besar Dunia
A
A
A
JENEWA - Kerusuhan sosial dapat muncul di antara warga miskin dan terpinggirkan di kota-kota besar di Barat saat mereka kekurangan sumber pendapatan akibat krisis virus corona.
Kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) Francesco Rocca memperingatkan hal itu pada Jumat (27/3). Saat ini lebih dari 80.000 orang positif corona di Italia sejak wabah muncul sebulan lalu. Wabah di Italia juga menewaskan 8.215 orang, terbanyak dibandingkan negara mana pun.
Pria Italia yang memimpin jaringan pemulihan bencana terbesar di dunia itu menjelaskan, selain kerusuhan sosial, jumlah bunuh diri meningkat di antara orang-orang yang terisolasi.
“Kita memiliki banyak orang yang hidup sangat terpinggirkan, yang disebut lubang hitam masyarakat, di wilayah paling sulit di kota-kota terbesar. Saya khawatir dalam beberapa pekan saja kita akan memiliki masalah sosial,” papar Rocca saat telekonferensi dari Milan dan ditayangkan di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa.
“Ini bom sosial yang dapat meledak kapan saja, karena mereka tidak memiliki cara lain untuk memperoleh pendapatan,” ujar Rocca yang lembaganya telah mengerahkan para relawan di Spanyol dan Prancis.
Dia menjelaskan, kota-kota terbesar di Barat dapat melihat masalah itu muncul dalam beberapa pekan mendatang.
Rocca yang juga presiden Palang Merah Italia itu berbicara dari Milan setelah mengunjungi Codogno, Bergamo, Brescia dan Lodi.
Menurut dia, beberapa orang dengan keluarga yang biasanya hidup dengan pekerjaan serabutan dengan pendapatan 20-25 euro sehari, sering tak tersentuh program bantuan sosial. “Pikirkan tentang kamp-kamp Roma,” papar dia.
Di Italia, Rocca bertemu beberapa walikota dan sejumlah 180.000 relawan Palang Merah yang mengunjungi para lansia di rumah mereka. Para relawan membantu para lansia membeli makanan dan obat dari apotek. Selain itu, terjadi kekurangan ventilator di wilayah utara dan selatan Italia.
IFRC memiliki 14 juta relawan di 192 negara. Komite Internasional Palang merah mengajukan dana USD830 juta untuk membantu komunitas rentan di penjuru dunia menghadapi wabah corona.
Kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) Francesco Rocca memperingatkan hal itu pada Jumat (27/3). Saat ini lebih dari 80.000 orang positif corona di Italia sejak wabah muncul sebulan lalu. Wabah di Italia juga menewaskan 8.215 orang, terbanyak dibandingkan negara mana pun.
Pria Italia yang memimpin jaringan pemulihan bencana terbesar di dunia itu menjelaskan, selain kerusuhan sosial, jumlah bunuh diri meningkat di antara orang-orang yang terisolasi.
“Kita memiliki banyak orang yang hidup sangat terpinggirkan, yang disebut lubang hitam masyarakat, di wilayah paling sulit di kota-kota terbesar. Saya khawatir dalam beberapa pekan saja kita akan memiliki masalah sosial,” papar Rocca saat telekonferensi dari Milan dan ditayangkan di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa.
“Ini bom sosial yang dapat meledak kapan saja, karena mereka tidak memiliki cara lain untuk memperoleh pendapatan,” ujar Rocca yang lembaganya telah mengerahkan para relawan di Spanyol dan Prancis.
Dia menjelaskan, kota-kota terbesar di Barat dapat melihat masalah itu muncul dalam beberapa pekan mendatang.
Rocca yang juga presiden Palang Merah Italia itu berbicara dari Milan setelah mengunjungi Codogno, Bergamo, Brescia dan Lodi.
Menurut dia, beberapa orang dengan keluarga yang biasanya hidup dengan pekerjaan serabutan dengan pendapatan 20-25 euro sehari, sering tak tersentuh program bantuan sosial. “Pikirkan tentang kamp-kamp Roma,” papar dia.
Di Italia, Rocca bertemu beberapa walikota dan sejumlah 180.000 relawan Palang Merah yang mengunjungi para lansia di rumah mereka. Para relawan membantu para lansia membeli makanan dan obat dari apotek. Selain itu, terjadi kekurangan ventilator di wilayah utara dan selatan Italia.
IFRC memiliki 14 juta relawan di 192 negara. Komite Internasional Palang merah mengajukan dana USD830 juta untuk membantu komunitas rentan di penjuru dunia menghadapi wabah corona.
(sfn)