COVID-19 Renggut Nyawa Besan Ayatollah Ali Khamenei Iran
A
A
A
TEHERAN - Ibu mertua salah satu putra Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meninggal setelah terinfeksi virus corona baru, COVID-19.
Besan Khamenei yang bernama Ezat Khamooshi meninggal pada hari Minggu di sebuah rumah sakit di Teheran. Kantor berita pemerintah Iran, IRNA melaporkan berita duka tersebut hari Senin (23/3/2020).
Khamooshi adalah ibu mertua ulama Meysam Khamenei, salah seorang putra Ayatollah Khamenei.
Meninggalnya Khamooshi menambah jumlah kematian akibat COVID-19 di Iran menjadi 1.812 orang. Hingga hari ini (24/3/2020), Iran melaporkan ada 23.049 kasus infeksi dengan jumlah pasien yang disembuhkan 8.376 orang dan sisanya masih dalam perawatan.
Setidaknya 16 tokoh rezim Teheran telah meninggal karena virus corona baru sejak awal wabah di Republik Islam Iran.
Awal bulan ini, Khamenei mengatakan bahwa wabah COVID-19 di negaranya bukan masalah besar dan mendesak warga Iran untuk berdoa melawan virus tersebut.
"Bencana ini bukan masalah besar, dan ada yang lebih besar di masa lalu," kata Khamenei yang dilansir kantor berita Mehr pada 3 Maret lalu.
Salah satu penasihat utama Khamenei juga dikonfirmasi telah terinfeksi virus corona baru.
Dokumen-dokumen yang baru terungkap mengungkapkan bahwa rezim Iran menutupi berita tentang wabah virus corona baru selama tiga hari saat mendekati pemilu parlemen bulan lalu atau sebelum jumlah kasus bertambah lebih banyak.
Pada saat itu, Khamenei menuduh kekuatan Barat berusaha menghalangi pemilih Iran untuk tidak ikut dalam pemilu, bahkan ketika virus corona baru sudah menyebar ke seluruh negeri.
"Media mereka tidak melewatkan kesempatan terkecil untuk menghalangi pemilih Iran dan menggunakan alasan penyakit dan virus," kata Khamenei saat itu.
Besan Khamenei yang bernama Ezat Khamooshi meninggal pada hari Minggu di sebuah rumah sakit di Teheran. Kantor berita pemerintah Iran, IRNA melaporkan berita duka tersebut hari Senin (23/3/2020).
Khamooshi adalah ibu mertua ulama Meysam Khamenei, salah seorang putra Ayatollah Khamenei.
Meninggalnya Khamooshi menambah jumlah kematian akibat COVID-19 di Iran menjadi 1.812 orang. Hingga hari ini (24/3/2020), Iran melaporkan ada 23.049 kasus infeksi dengan jumlah pasien yang disembuhkan 8.376 orang dan sisanya masih dalam perawatan.
Setidaknya 16 tokoh rezim Teheran telah meninggal karena virus corona baru sejak awal wabah di Republik Islam Iran.
Awal bulan ini, Khamenei mengatakan bahwa wabah COVID-19 di negaranya bukan masalah besar dan mendesak warga Iran untuk berdoa melawan virus tersebut.
"Bencana ini bukan masalah besar, dan ada yang lebih besar di masa lalu," kata Khamenei yang dilansir kantor berita Mehr pada 3 Maret lalu.
Salah satu penasihat utama Khamenei juga dikonfirmasi telah terinfeksi virus corona baru.
Dokumen-dokumen yang baru terungkap mengungkapkan bahwa rezim Iran menutupi berita tentang wabah virus corona baru selama tiga hari saat mendekati pemilu parlemen bulan lalu atau sebelum jumlah kasus bertambah lebih banyak.
Pada saat itu, Khamenei menuduh kekuatan Barat berusaha menghalangi pemilih Iran untuk tidak ikut dalam pemilu, bahkan ketika virus corona baru sudah menyebar ke seluruh negeri.
"Media mereka tidak melewatkan kesempatan terkecil untuk menghalangi pemilih Iran dan menggunakan alasan penyakit dan virus," kata Khamenei saat itu.
(mas)