Hoax, Musuh Utama Dalam Perang Melawan Corona

Kamis, 19 Maret 2020 - 17:28 WIB
Hoax, Musuh Utama Dalam...
Hoax, Musuh Utama Dalam Perang Melawan Corona
A A A
TEXAS - Berita palsu atau hoax dan informasi keliru, menurut beberapa pakar adalah musuh utama dalam upaya memerangi virus Corona, Covid-19. Menurut para pakar, memiliki informasi yang akurat yang didistribusikan secara luas adalah kunci dalam upaya memerangi Covid-19.

Perusahaan-perusahaan media seperti Facebook, Twitter, dan Google telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi informasi yang tidak akurat mengenai Covid-19. Tetapi, informasi keliru dan hoax masih berkembang biak di sudut-sudut tertentu internet, seperti kelompok-kelompok di Facebook.

“Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah melawan kesalahan informasi online, yang merupakan sesuatu yang tidak banyak kita bicarakan dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi," kata Christine Blackburn, Wakil Direktur Program Kebijakan Pandemi & Keamanan Hayati di Institut Urusan Internasional Scowcroft di Universitas A&M Texas.

"Wabah ini adalah masalah besar dan strategi kami untuk menghadapinya perlu ditingkatkan," sambungntya, seperti dilansir Al Arabiya.

Blacburn menuturkan, selain informasi yang salah, dunia telah membuat kemajuan dalam beberapa bidang kesiapsiagaan. Misalnya dalam upaya global untuk mengembangkan vaksin, berbagi informasi dan pengetahuan ilmiah antara pemerintah, diagnostik lapangan, dan elemen penting lainnya dari respons dan pengawasan.

Tetapi, jelas Blackburn, bahkan dengan wabah baru-baru ini, seperti pandemi influenza H1N1 pada 2009, dunia tidak belajar dari pandemi sebelumnya dan tidak lebih siap untuk menangani wabah seperti 10 tahun yang lalu.

"Berkenaan dengan kemajuan ilmiah dan kemampuan untuk mengembangkan vaksin, kami memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih besar. Secara keseluruhan, dunia hanya cukup siap," jelasnya.

Sementara itu, menurut Marie-Louise Van Eck, direktur medis regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara dan SOS Internasional, saat ini kesiapan mungkin lebih penting dari sebelumnya. Ketika dunia menjadi semakin saling terhubung, peluang wabah pandemi global baru meningkat.

"Kami selalu hanya satu penerbangan jauhnya dari penyakit menular yang menyebar, atau satu penerbangan jauhnya dari potensi epidemi," kata Van Eck.

Seiring dunia menjadi lebih saling terhubung, arus global barang menjadi semakin saling tergantung pada pengiriman pasokan yang tepat waktu, yang mengarah pada biaya yang lebih rendah dan lebih banyak pilihan bagi konsumen. Namun, ini membuat produsen lebih rentan terhadap gangguan dalam rantai pasokan, apakah itu virus Corona pada 2020, atau perang dagang AS-Cina pada 2019.

"Dunia ekonomi yang tepat waktu dan jaringan rantai pasokan global membuat kita semua lebih rentan secara global, dan dengan cara itu dunia tidak siap sama sekali," kata Blackburn.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0919 seconds (0.1#10.140)