Warning Mengerikan, Virus Corona Bisa Bunuh 3,5 Juta Orang di Iran

Rabu, 18 Maret 2020 - 09:33 WIB
Warning Mengerikan,...
Warning Mengerikan, Virus Corona Bisa Bunuh 3,5 Juta Orang di Iran
A A A
TEHERAN - Warning atau peringatan horor disiarkan stasiun televisi pemerintah Iran bahwa virus corona jenis baru, COVID-19, bisa membunuh 3,5 juta orang di negara para Mullah tersebut. Hingga hari ini (18/3/2020), ada 16.169 kasus infeksi, 988 kematian dan 5.389 pasien sembuh dari penyakit tersebut.

Afruz Eslami, seorang jurnalis televisi pemerintah yang juga seorang dokter memperingatkan jutaan orang bisa meninggal di Republik Islam Iran jika orang-orang terus bepergian dan mengabaikan nasihat kesehatan.

Peringatan yang disiarkan hari Selasa itu mengutip sebuah studi dari Universitas Teknologi Sharif, sebuah kampus bergengsi di Teheran. Hasil studi itu juga menawarkan tiga skenario mengenai wabah COVID-19 di Iran.

Eslami mengatakan jika orang-orang mulai bekerja sama sekarang, negara Iran akan melihat 120.000 terinfeksi dan 12.000 orang meninggal sebelum wabah berakhir. Jika masyarakat menawarkan kerja sama level menengah, kata dia, akan ada 300.000 kasus dan 110.000 kematian.

Namun, jika orang-orang gagal mengikuti petunjuk apa pun, itu bisa menghancurkan sistem medis Iran yang sudah genting. "Jika fasilitas medis tidak memadai, akan ada empat juta kasus, dan 3,5 juta orang akan meninggal," katanya, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (18/3/2020).

Eslami tidak merinci metrik apa yang digunakan studi tersebut, tetapi dia melaporkannya di stasiun televisi pemerintah Iran yang dikontrol ketat. Apa yang dia siarkan itu merupakan perubahan besar bagi negara yang para pejabatnya selama berhari-hari cenderung meremehkan krisis COVID-19.

Setidaknya 12 politisi dan pejabat Iran, baik yang aktif maupun tidak, kini telah meninggal karena penyakit tersebut. Sebanyak 13 lainnya telah terinfeksi dan sedang dalam karantina atau dirawat.

Pada hari Selasa, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan keputusan agama atau fatwa yang melarang perjalanan yang tidak perlu di negara itu.

Fatwa muncul ketika publik mengabaikan peringatan secara berulang kali dan menentang seruan dari pasukan keamanan. Pemerintah Iran telah mendesak orang-orang untuk tetap di rumah, tetapi banyak yang mengabaikan seruan itu.

Pada Senin malam malam, massa yang marah menyerbu ke halaman situs suci Imam Reza Masyhad dan situs suci Fatima Masumeh di Qom. Kelompok fanatik Syiah tersebut memprotes penutupan sejumlah situs suci terkait mewabahnya COVID-19.

Sebelum ditutup, kerumunan massa biasanya berdoa di sana 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, menyentuh dan mencium kuil. Aktivitas itu telah membuat para pejabat kesehatan khawatir, yang selama berminggu-minggu memerintahkan ulama Syiah Iran untuk menutup seluruh situs suci.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4141 seconds (0.1#10.140)