10 Juta Warga Iran Jalani Pemeriksaan Infeksi Covid-19
A
A
A
TEHERAN -
Dengan hampir 14 ribu kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 800 kematian, Iran telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh Covid-19. Respons medis negara terhadap krisis diperumit oleh sanksi Amerika Serikat (AS), yang telah menyebabkan kekurangan peralatan medis dasar, termasuk masker.
Namun, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Alireza Raeisi mengatakan, di tengah keterbatasan Iran terus berusaha untuk memastikan layanan kesehatan kepada warganya. Dia bahkan mengatakan, Teheran telah melakukan pemeriksaan Covid-19 dalam skala besar kepada warganya.
"Otoritas kesehatan Iran telah memeriksa lebih dari 10 juta orang untuk mengetahui gejala virus Corona baru selama empat hari. 6,5 juta orang disaring di pusat-pusat kesehatan, dan 3,7 juta lainnya melalui platform online," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (16/3/2020).
Iran meluncurkan sistem online baru,salamat.gov.ir, akhir pekan lalu, yang memungkinkan orang untuk melakukan tes sendiri, apakah dia terpapar Covid-19 atau tidak dengan menjawab sejumlah pertanyaan mengenai gejala mereka, seperti demam, kedinginan, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sesak napas, dengan harapan penilaian diri seperti itu dapat mencegah penyebaran virus yang tidak perlu di fasilitas medis.
Jika ada satu warga yang dicurigai terinfeksi Covid-19, profesional medis diharuskan untuk melakukan penilaian tindak lanjut dan bantuan untuk individu yang terkena dampak.
Menurut Raeisi, uji coba di pusat kesehatan dan swa-uji mengarah pada penemuan sekitar 900 kasus Covid-19, dengan orang-orang ini dirawat di rumah sakit. Pejabat itu mengatakan Provinsi Gilan, yang berbatasan dengan Laut Kaspia, telah menguji sekitar 76 persen dari seluruh populasi provinsi itu.
Dengan hampir 14 ribu kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 800 kematian, Iran telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh Covid-19. Respons medis negara terhadap krisis diperumit oleh sanksi Amerika Serikat (AS), yang telah menyebabkan kekurangan peralatan medis dasar, termasuk masker.
Namun, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Alireza Raeisi mengatakan, di tengah keterbatasan Iran terus berusaha untuk memastikan layanan kesehatan kepada warganya. Dia bahkan mengatakan, Teheran telah melakukan pemeriksaan Covid-19 dalam skala besar kepada warganya.
"Otoritas kesehatan Iran telah memeriksa lebih dari 10 juta orang untuk mengetahui gejala virus Corona baru selama empat hari. 6,5 juta orang disaring di pusat-pusat kesehatan, dan 3,7 juta lainnya melalui platform online," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (16/3/2020).
Iran meluncurkan sistem online baru,salamat.gov.ir, akhir pekan lalu, yang memungkinkan orang untuk melakukan tes sendiri, apakah dia terpapar Covid-19 atau tidak dengan menjawab sejumlah pertanyaan mengenai gejala mereka, seperti demam, kedinginan, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sesak napas, dengan harapan penilaian diri seperti itu dapat mencegah penyebaran virus yang tidak perlu di fasilitas medis.
Jika ada satu warga yang dicurigai terinfeksi Covid-19, profesional medis diharuskan untuk melakukan penilaian tindak lanjut dan bantuan untuk individu yang terkena dampak.
Menurut Raeisi, uji coba di pusat kesehatan dan swa-uji mengarah pada penemuan sekitar 900 kasus Covid-19, dengan orang-orang ini dirawat di rumah sakit. Pejabat itu mengatakan Provinsi Gilan, yang berbatasan dengan Laut Kaspia, telah menguji sekitar 76 persen dari seluruh populasi provinsi itu.
(esn)