Merasa Berhasil, China Siap Promosikan 'Jurus' Perangi Virus Corona
A
A
A
BEIJING - China telah meningkatkan upayanya untuk mengubah narasi internasional tentang perannya dalam wabah virus Corona baru, Covid-19, untuk mempromosikan keberhasilan langkah-langkahnya dalam mengendalikan epidemi sebagai contoh bagi negara lain. Langkah ini diambil setelah presentasi infeksi Covid-19 terus menurun di China.
Virus itu pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di China tengah pada Desember tahun lalu dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Epidemi ini telah memaksa Beijing menjadi sorotan internasional, karena menangani salah satu krisis kesehatan terbesar dalam beberapa dasawarsa, yang telah memicu kegemparan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Para analis mengatakan, Partai Komunis China berjuang pada tahap awal untuk mempertahankan langkahnya yang salah saat berusaha mengendalikan virus, sehingga pesan Beijing berfokus pada dukungan internasional yang diterimanya, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di sisi lain, mereka mengkritik tindakan pembatasan yang dilakukan sejumlah negara.
Tetapi karena jumlah kasus harian baru di China telah melambat, Beijing berfokus pada diplomasi kesehatan masyarakatnya, menawarkan bantuan medis dan dukungan kepada negara-negara seperti Iran, Italia dan Chili, yang semuanya juga merupakan mitra dalam rencana pembangunan infrastruktur ambisiusnya yang dikenal sebagai "Belt and Road Initiative".
Iran dan Italia telah menjadi pusat infeksi utama dalam sepekan terakhir, sementara China telah melihat perunan infeksi yang cukup signifikan, meskipun masih menyumbang sekitar 85 persen dari 95.000 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia.
Rachel Vandenbrink, seorang pejabat program untuk China di Institut Perdamaian Amerika Serikat (AS) di Washington, mengatakan, wabah itu telah menghancurkan ekonomi China, citra kepemimpinannya, dan reputasi serta kedudukan internasionalnya.
"Pada tahap awal wabah, fokus Beijing dalam hal pesan diplomatik adalah untuk mengurangi pukulan terhadap reputasi internasionalnya. Pejabat Kementerian Luar Negeri China mengkritik beberapa pemerintah karena mengevakuasi warganya, memberlakukan larangan perjalanan, dan memuji beberapa yang tidak melakukannya," ucapnya, seperti dilansir South China Morning Post.
"Ketika epidemi beralih ke masalah global, China diberi kesempatan untuk memperbaiki kerusakan reputasinya dengan menekankan upaya kerja sama medis internasional. Tetapi yang lebih penting daripada meningkatkan reputasinya di mata negara-negara lain adalah narasi domestik, mampu menunjukkan kepada rakyatnya sendiri bahwa kepemimpinan di Beijing dapat mempertahankan posisi dan citra internasional negara itu," sambungnya.
Ma Zhaoxu, Wakil Menteri Luar Negeri China menuturkan, upaya keras China dalam penahanan virus dan kontribusi terhadap kesehatan masyarakat global telah memenangkan pengakuan dunia.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menawarkan untuk memberikan dukungan medis ke Italia, yang merupakan negara Barat pertama yang menandatangani "Belt and Road Initiative", serta informasi tentang pengalamannya dalam pencegahan dan pengendalian epidemi.
Selain itu, Beijing baru-baru ini setuju untuk mengizinkan tim ahli kesehatan dari Chili untuk berkunjung guna mempelajari langkah-langkah pengendaliannya. Menteri Kesehatan Chili, Jaime Manalich mengatakan bahwa sebuah delegasi akan pergi ke China untuk belajar tentang upayanya melawan Covid-19
Marina Rudyak, seorang ahli bantuan luar negeri China di Universitas Heidelberg, mengatakan, Beijing telah menawarkan dukungan kepada negara-negara yang paling terkena dampak virus itu dan yang telah mendukung Beijing sejak wabah dimulai.
“Adapun motif strategis, di sini, pada dasarnya, pola perilaku serupa dengan yang ada di masa lalu, penyediaan dukungan selalu berfungsi sebagai cara untuk memproyeksikan citra aktor yang bertanggung jawab. Sorot bantuan China ke negara lain, di sisi lain, harus memperkuat legitimasi (Partai Komunis) dengan menyiratkan bahwa jalur yang dipilih China didukung oleh negara lain," ujarnya.
Virus itu pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di China tengah pada Desember tahun lalu dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Epidemi ini telah memaksa Beijing menjadi sorotan internasional, karena menangani salah satu krisis kesehatan terbesar dalam beberapa dasawarsa, yang telah memicu kegemparan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Para analis mengatakan, Partai Komunis China berjuang pada tahap awal untuk mempertahankan langkahnya yang salah saat berusaha mengendalikan virus, sehingga pesan Beijing berfokus pada dukungan internasional yang diterimanya, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di sisi lain, mereka mengkritik tindakan pembatasan yang dilakukan sejumlah negara.
Tetapi karena jumlah kasus harian baru di China telah melambat, Beijing berfokus pada diplomasi kesehatan masyarakatnya, menawarkan bantuan medis dan dukungan kepada negara-negara seperti Iran, Italia dan Chili, yang semuanya juga merupakan mitra dalam rencana pembangunan infrastruktur ambisiusnya yang dikenal sebagai "Belt and Road Initiative".
Iran dan Italia telah menjadi pusat infeksi utama dalam sepekan terakhir, sementara China telah melihat perunan infeksi yang cukup signifikan, meskipun masih menyumbang sekitar 85 persen dari 95.000 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia.
Rachel Vandenbrink, seorang pejabat program untuk China di Institut Perdamaian Amerika Serikat (AS) di Washington, mengatakan, wabah itu telah menghancurkan ekonomi China, citra kepemimpinannya, dan reputasi serta kedudukan internasionalnya.
"Pada tahap awal wabah, fokus Beijing dalam hal pesan diplomatik adalah untuk mengurangi pukulan terhadap reputasi internasionalnya. Pejabat Kementerian Luar Negeri China mengkritik beberapa pemerintah karena mengevakuasi warganya, memberlakukan larangan perjalanan, dan memuji beberapa yang tidak melakukannya," ucapnya, seperti dilansir South China Morning Post.
"Ketika epidemi beralih ke masalah global, China diberi kesempatan untuk memperbaiki kerusakan reputasinya dengan menekankan upaya kerja sama medis internasional. Tetapi yang lebih penting daripada meningkatkan reputasinya di mata negara-negara lain adalah narasi domestik, mampu menunjukkan kepada rakyatnya sendiri bahwa kepemimpinan di Beijing dapat mempertahankan posisi dan citra internasional negara itu," sambungnya.
Ma Zhaoxu, Wakil Menteri Luar Negeri China menuturkan, upaya keras China dalam penahanan virus dan kontribusi terhadap kesehatan masyarakat global telah memenangkan pengakuan dunia.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menawarkan untuk memberikan dukungan medis ke Italia, yang merupakan negara Barat pertama yang menandatangani "Belt and Road Initiative", serta informasi tentang pengalamannya dalam pencegahan dan pengendalian epidemi.
Selain itu, Beijing baru-baru ini setuju untuk mengizinkan tim ahli kesehatan dari Chili untuk berkunjung guna mempelajari langkah-langkah pengendaliannya. Menteri Kesehatan Chili, Jaime Manalich mengatakan bahwa sebuah delegasi akan pergi ke China untuk belajar tentang upayanya melawan Covid-19
Marina Rudyak, seorang ahli bantuan luar negeri China di Universitas Heidelberg, mengatakan, Beijing telah menawarkan dukungan kepada negara-negara yang paling terkena dampak virus itu dan yang telah mendukung Beijing sejak wabah dimulai.
“Adapun motif strategis, di sini, pada dasarnya, pola perilaku serupa dengan yang ada di masa lalu, penyediaan dukungan selalu berfungsi sebagai cara untuk memproyeksikan citra aktor yang bertanggung jawab. Sorot bantuan China ke negara lain, di sisi lain, harus memperkuat legitimasi (Partai Komunis) dengan menyiratkan bahwa jalur yang dipilih China didukung oleh negara lain," ujarnya.
(esn)