Wabah Virus Corona Membuat Penerbangan AS-Eropa Putus Total

Jum'at, 13 Maret 2020 - 06:09 WIB
Wabah Virus Corona Membuat Penerbangan AS-Eropa Putus Total
Wabah Virus Corona Membuat Penerbangan AS-Eropa Putus Total
A A A
JAKARTA - Lalu lintas udara Amerika Serikat (AS) dengan Eropa putus total. Kondisi ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan penerbangan dengan Benua Biru selama 30 hari.

Langkah yang terbilang radikal itu terpaksa diambil karena Paman Sam menilai negara-negara Eropa gagal mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Penutupan itu berlaku hari ini waktu lokal bagi 26 negara anggota Schengen.

Walau demikian, warga negara non-Schengen seperti Inggris dan Irlandia masih diperbolehkan masuk menuju AS. Pengecualian juga berlaku bagi warga AS yang hendak pulang dari Eropa.

Penyebaran wabah corona hingga kemarin masih mengkhawatirkan. Sejauh ini secara global jumlah pasien mencapai lebih dari 125.000 orang dengan 4.617 kematian. Melihat kondisi tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mendeklarasikan corona sebagai wabah global, pandemi. Ini merupakan alarm global pertama sejak H1N1 pada 2009.

“Seluruh penerbangan dari Eropa akan ditutup untuk sementara waktu. Ini merupakan upaya paling agresif dan komprehensif dalam melawan virus asing di dalam sejarah modern. Eropa gagal mengambil langkah pencegahan yang sama seperti yang kami ambil,” ucap Donald Trump, dikutip BBC.

Penutupan juga berlaku bagi pesawat kargo yang datang dari Eropa menuju AS. Namun, dia memastikan arus perdagangan kedua negara tidak akan terdampak. Trump melanjutkan sebagian besar warga AS berisiko kecil terjangkit virus corona karena tidak ada negara yang lebih siap atau kuat dibandingkan AS.

Negara-negara Eropa yang masuk daftar “merah” AS ialah Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Kebijakan itu tentu saja menuai beragam reaksi. Bagi politikus senior Partai Demokrat AS, Nancy Pelosi yang juga kepala DPR AS, Trump seharusnya fokus menyelesaikan masalah kesehatan di dalam negeri. Sebab, AS juga menghadapi krisis tersendiri. Sampai berita ini diturunkan, lebih dari 1.000 warga AS telah terinfeksi Covid-19. (Baca: Dokter Kongres: 150 Juta Orang Amerika Bisa Terinfeksi Virus Corona) “Kita memiliki masalah kesehatan sendiri di negeri ini (AS),” katanya. Dia mengacu pada isu kekurangan test kit untuk memeriksa jutaan suspect Covid-19. “Jalan terbaik untuk menjamin keselamatan masyarakat dan keamanan ekonomi warga AS ialah dengan fokus melawan penyebaran virus korona di sini.”

Ahli kesehatan dari Georgetown University, Lawrence Gostin, juga mengatakan mayoritas negara Eropa aman seperti di AS. Kebijakan ini dinilai tidak akan memberikan pengaruh besar karena virus tidak mengenal garis perbatasan. Adapun Uni Eropa (UE) berharap penutupan ini tidak akan mengganggu ekonomi.

Kekhawatiran di AS meningkat setelah jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit terus bertambah, sebagian merupakan warga asing. Upaya pencegahan dan pengendalian virus sudah dilakukan berulang kali di New Rochelle, New York, yang diyakini menjadi tempat awal mula virus itu mewabah di Negeri Paman Sam.

Sejumlah warga lokal telah diimbau untuk mengisolasi diri setidaknya selama 14 hari. Mereka tidak diperkenankan keluar, kecuali darurat. Pemerintah di Washington juga melarang pertemuan atau perhelatan besar yang menarik kerumunan warga. Sedikitnya 24 dari 38 korban tewas akibat Covid-19 berasal dari Barat Laut.

Direktur Institut Nasional untuk Penyakit Infeksi dan Alergi, Anthony Fauci, mengatakan bahwa wabah Covid-19 terus memburuk di AS. Ironisnya, sebagian warga AS dilaporkan sebisa mungkin tidak berurusan dengan rumah sakit untuk menghindari pembengkakan pengeluaran, sekalipun pihak asuransi berjanji akan menaikkan batas.

Dengan situasi yang memburuk, Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA) AS mengumumkan untuk menunda sisa pertandingan musim ini. Keputusan itu diambil setelah seorang pemain Utah Jazz diketahui positif terjangkit Covid-19. Tak lama setelah pengumuman itu, aktor pemenang Oscar, Tom Hanks, juga terinfeksi.

Hanks tidak sendirian. Istrinya, Rita Wilson, juga positif tertular virus mematikan tersebut. Keduanya kini diisolasi dan dirawat di Australia. Kondisinya stabil. Di dalam akun Instagram Tom Hanks mengaku mengalami demam saat berkunjung ke Queensland untuk menjalani syuting film Elvis Presley.

“Kami merasa kelelahan, nyeri otot, dan pilek. Rita juga merasakan demam,” ujarnya. “Untuk melakukan pencegahan, kami melakukan pemeriksaan kesehatan, khususnya pemeriksaan virus corona yang saat ini sedang mewabah di dunia. Kami diketahui positif terjangkit virus tersebut.”

Walikota Gold Coast, Tom Tate, mengatakan semua orang yang terlibat dalam pembuatan film tersebut diimbau pulang dan mengisolasi diri selama 14 hari. Studio Warner Bross menyatakan masih mencoba mendaftar orang-orang yang melakukan interaksi dan kontak langsung dengan Hanks dan istrinya.

Dua Pasien Meninggal Dunia

Di dalam negeri, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan ada dua pasien meninggal dunia saat spesimennya masih diperiksa. Kedua pasien tersebut dilaporkan meninggal hari ini di RSPI Sulianti Saroso. (Baca juga: Ganasnya Corona di Italia: 1.016 Orang Tewas, Tim Medis Kewalahan)

“Kami belum memberikan indeks angka karena memang pasien ini masuk ke RSPI dalam keadaan sudah perburukan. Masuk dengan menggunakan ventilator. Kemudian kondisinya sudah buruk dengan tanda-tanda sebsis,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Walaupun sudah meninggal, Kemenkes akan tetap memastikan dua pasien tersebut apakah positif corona atau tidak. Jika tidak ada aral, Jumat ini sudah ada hasilnya apakah kasus ini positif corona atau bukan. "Karena ini tindak lanjutnya contact tracing. Kalau tidak, maka dalam konteks pengendalian menjadi sangat riskan,” ungkapnya.

Sebagai informasi, pasien yang meninggal tersebut berjenis kelamin perempuan dan berumur 57 tahun. Satu lagi perempuan berusia 37 tahun. Keduanya masuk RSPI Sulianti Saroso juga dalam kondisi buruk.

“Kiriman dari rumah sakit di luar RSPI. Ini juga kita mencoba berkomunikasi dengan rumah sakitnya. Mereka katakan awalnya pasien baik-baik saja. Kemudian jadi nyesek. Kemudian sesaknya semakin parah dan kemudian dipindahkan ke RSPI sudah dalam keadaan gagal napas,” katanya.

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko memastikan pemerintah akan mengikuti standar yang ditetapkan WHO. Hal ini menyusul ditetapkannya virus corona sebagai pandemi global. (Baca: WHO Tetapkan Corona Jadi Pandemi, Ini Respons Pemerintah)

“Intinya itu sebuah ketentuan WHO yang menjadi rujukan utama. Dari Kementerian Kesehatan pasti mengantisipasi tentang hal itu,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta kemarin.

Moeldoko juga tengah mengundang seluruh pihak untuk terlibat dalam penanganan penyebaran korona. Dari perguruan tinggi, masyarakat, komunitas kesehatan, dan kumpulan dokter. Pelibatan juga dalam rangka mencari antivirus corona.

“Ya itu makanya. Contoh kemarin saya bicara dengan rektor di Unair. Mereka punya reagen juga. Bisa melakukan, mendeteksi. Nah ini nanti akan kita komunikasikan agar bisa ditangani sama-sama,” ujarnya.

Dia kemudian berharap semua pihak baik jajaran pemerintahan maupun masyarakat menjalankan anjuran-anjuran yang ada, mulai dari soal memasuki suatu area, bagaimana etika bersin dan lainnya.

"Kalau saya mengatakan bahwa persoalan korona adalah persoalan global, kita memiliki tanggung jawab global dan kita memiliki kewajiban global. Kita harus seperti itu, masyarakat juga harus mengikuti protokol dengan baik, petugas juga,” katanya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan upaya pencegahan penularan virus corona dengan penyemprotan cairan khusus disinfektan di sejumlah wilayah. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, wilayah prioritas untuk pembersihan dengan cairan disinfektan ini adalah Pulau Jawa, Bali, Sulawesi Utara, dan Batam. (Dita Angga/Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3888 seconds (0.1#10.140)