Dokter Kongres: 150 Juta Orang AS Bisa Terinfeksi Virus Corona

Jum'at, 13 Maret 2020 - 04:02 WIB
Dokter Kongres: 150...
Dokter Kongres: 150 Juta Orang AS Bisa Terinfeksi Virus Corona
A A A
WASHINGTON - Dokter untuk Kongres Amerika Serikat memperkirakan antara 70 hingga 150 juta orang di negara itu bisa terinfeksi virus corona baru, COVID-19. Prediksi dokter tersebut disampaikan anggota Kongres, Rashida Tlaib.

Tlaib menyampaikan prediksi dokter selama rapat dengar pendapat antara Parlemen dengan anggota gugus tugas untuk penanganan virus corona yang dibentuk Presiden Donald Trump. Dia membenarkan apa yang dilaporkan sebelumnya oleh sejumlah media AS termasuk Axios dan NBC News.

"Dokter yang menghadiri Kongres mengatakan kepada Senat bahwa ia memiliki ekspektasi antara 70 hingga 150 juta orang pada akhirnya akan tertular virus corona di Amerika Serikat," kata Tlaib.

Axios, mengutip dua sumber, pada Kamis (12/3/2020), melaporkan bahwa dokter yang memprediksi dampak buruk COVID-19 itu adalah Brian Monahan. Sang dokter menyampaikan prediksinya kepada staf senior Senat pada hari Selasa. Menurut para sumber, dokter Monahan mengatakan kepada mereka bahwa AS harus bersiap untuk yang terburuk. Dia memberikan saran tentang bagaimana warga tetap sehat.

Angka prediksi dokter itu adalah sekitar 46 persen dari populasi AS yang terdiri dari 327 juta orang. Sebagai perbandingan, Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan pada pekan ini bahwa hingga 70 persen populasi di negaranya bisa terinfeksi COVID-19.

Ditanya oleh Tlaib apakah dia percaya bahwa proyeksi itu akurat, Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Anthony Fauci mengatakan dalam rapat: “Kami benar-benar perlu berhati-hati dengan prediksi seperti itu karena didasarkan pada model."

"Semua model sama baiknya dengan asumsi yang Anda masukkan ke dalam model dan bahwa dengan penahanan dan mitigasi, ujung atas proyeksi (jumlah orang yang terinfeksi) dapat dihindari," ujarnya. (Baca: Ganasnya Corona di Italia: 1.016 Orang Tewas, Tim Medis Kewalahan )

Sekitar 80 persen kasus virus corona adalah kasus dengan gejala ringan. Menurut pemodelan AS terbaru, tingkat kematian secara keseluruhan adalah antara 0,1 dan satu persen.

Risiko mulai meningkat bagi orang yang berusia di atas 60 tahun dan lebih tinggi untuk mereka yang berusia di atas 80 tahun, serta untuk orang yang memiliki kondisi lain seperti diabetes, penyakit jantung atau penyakit paru-paru, atau yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu.

Fauci mencatat bahwa model 2014 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memproyeksikan wabah Ebola Afrika dapat memengaruhi lebih dari satu juta orang. Tapi ini akhirnya tidak terjadi dan jumlah akhirnya di bawah 30.000 jiwa.
(mas)
Berita Terkait
Cerita Dokter China...
Cerita Dokter China yang Temukan Virus Corona di Wuhan
Viral, Vlogger China...
Viral, Vlogger China Curiga Virus Corona Dibawa AS ke Wuhan
Usut Asal-usul Virus...
Usut Asal-usul Virus Corona, Tim Penyelidik WHO Tiba di Wuhan
Sebelum di Wuhan, Virus...
Sebelum di Wuhan, Virus Corona Ditemukan di Barcelona Maret 2019
Laboratorium Virus Wuhan...
Laboratorium Virus Wuhan Punya 3 Jenis Virus Corona
Bantah Trump, Ahli Virus...
Bantah Trump, Ahli Virus AS Sebut COVID-19 Bukan Buatan Lab China
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
19 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
57 menit yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Klaim AS Hendak Bunuh...
Klaim AS Hendak Bunuh Putin Bisa Picu Perang Nuklir dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved