Penasihat Utama Ayatollah Khamenei Terinfeksi Virus Corona
A
A
A
TEHERAN - Penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, telah terinfeksi virus corona baru, COVID-19 . Velayati menjadi orang baru dalam daftar para pejabat tinggi negara para Mullah yang terpapar virus tersebut.
“Ali Akbar Velayati, yang juga adalah kepala rumah sakit Masih Daneshvari di Teheran, melakukan kontak dengan banyak pasien virus corona dalam beberapa minggu terakhir. Dia telah terinfeksi dan sekarang dikarantina," tulis kantor berita Tasnim hari Kamis yang dilansir Reuters, Jumat (13/3/2020).
Sementara itu, kepala Komando Pusat (CENTCOM) Amerika Serikat (AS) Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan bahwa Iran secara signifikan tidak melaporkan jumlah korban virus corona. Dia percaya bahwa pandemi global membuat Teheran lebih berbahaya. (Baca: Ahmadinejad: Virus Corona Senjata Biologis yang Dibuat di Laboratorium )
Komentar jenderal Amerika itu disampaikan sehari setelah serangan roket di Irak yang menewaskan dua tentara AS dan satu tentara Inggris.
"Saya pikir itu berpengaruh pada bagaimana mereka membuat keputusan, saya pikir itu memperlambat mereka...Saya percaya jumlahnya mungkin secara signifikan tidak dilaporkan," katanya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Iran mengonfirmasi ada 1.075 kasus COVID-19 dengan jumlah korban meninggal sudah mencapai 429 orang. Angka itu merupakan data dari Kementerian Kesehatan setempat.
Pada hari yang sama, Bahrain menuduh Iran melakukan "agresi biologis" dengan menutupi penyebaran virus corona dan gagal mencegah masuk para pelancong berpasor Bahrain. (Baca juga: Ganasnya Corona di Italia: 1.016 Tewas, Tim Medis Kewalahan )
Pada 3 Maret, Khamenei mengatakan bahwa wabah virus corona di Iran adalah bukan masalah besar, namun dia mendesak warga untuk berdoa melawan virus tersebut.
"Bencana ini bukan masalah besar, dan ada yang lebih besar di masa lalu," kata Khamenei seperti dikutip kantor berita Mehr. "(Kita) berdoa melawan virus, karena doa dapat menyelesaikan banyak masalah."
“Ali Akbar Velayati, yang juga adalah kepala rumah sakit Masih Daneshvari di Teheran, melakukan kontak dengan banyak pasien virus corona dalam beberapa minggu terakhir. Dia telah terinfeksi dan sekarang dikarantina," tulis kantor berita Tasnim hari Kamis yang dilansir Reuters, Jumat (13/3/2020).
Sementara itu, kepala Komando Pusat (CENTCOM) Amerika Serikat (AS) Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan bahwa Iran secara signifikan tidak melaporkan jumlah korban virus corona. Dia percaya bahwa pandemi global membuat Teheran lebih berbahaya. (Baca: Ahmadinejad: Virus Corona Senjata Biologis yang Dibuat di Laboratorium )
Komentar jenderal Amerika itu disampaikan sehari setelah serangan roket di Irak yang menewaskan dua tentara AS dan satu tentara Inggris.
"Saya pikir itu berpengaruh pada bagaimana mereka membuat keputusan, saya pikir itu memperlambat mereka...Saya percaya jumlahnya mungkin secara signifikan tidak dilaporkan," katanya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Iran mengonfirmasi ada 1.075 kasus COVID-19 dengan jumlah korban meninggal sudah mencapai 429 orang. Angka itu merupakan data dari Kementerian Kesehatan setempat.
Pada hari yang sama, Bahrain menuduh Iran melakukan "agresi biologis" dengan menutupi penyebaran virus corona dan gagal mencegah masuk para pelancong berpasor Bahrain. (Baca juga: Ganasnya Corona di Italia: 1.016 Tewas, Tim Medis Kewalahan )
Pada 3 Maret, Khamenei mengatakan bahwa wabah virus corona di Iran adalah bukan masalah besar, namun dia mendesak warga untuk berdoa melawan virus tersebut.
"Bencana ini bukan masalah besar, dan ada yang lebih besar di masa lalu," kata Khamenei seperti dikutip kantor berita Mehr. "(Kita) berdoa melawan virus, karena doa dapat menyelesaikan banyak masalah."
(mas)