Update Corona 9 Maret: 109.936 Kasus, 3.806 Tewas, 60.973 Sembuh

Senin, 09 Maret 2020 - 07:31 WIB
Update Corona 9 Maret: 109.936 Kasus, 3.806 Tewas, 60.973 Sembuh
Update Corona 9 Maret: 109.936 Kasus, 3.806 Tewas, 60.973 Sembuh
A A A
JAKARTA - Wabah virus corona baru, COVID-19 , sudah membunuh 3.806 orang secara global hingga pagi ini (9/3/2020). Jumlah kasus infeksi secara global mencapai 109.936 dengan 60.973 pasien disembuhkan.

Berikut data korban Covid-19 yang dikutip SINDOnews.com dari situs pelaporan online worldometers.info:

China: 3.098 orang meninggal, 80.703 kasus
Korea Selatan: 50 orang meninggal, 7.313 kasus
Iran: 194 orang meninggal, 6.566 kasus
Italia: 366 orang meninggal, 7.375 kasus
Kapal pesiar Diamond Princes: 7 orang meninggal, 696 kasus
Jepang: 7 orang meninggal, 502 kasus
Hong Kong: 3 orang meninggal, 115 kasus
Taiwan: 1 orang meninggal, 45 kasus
Prancis: 19 orang meninggal, 1.209 kasus
Filipina: 1 orang meninggal, 10 kasus
San Marino: 1 orang mennggal, 36 kasus
Thailand: 1 orang meninggal, 50 kasus
Irak: 6 orang meninggal, 60 kasus
Australia: 3 orang meninggal, 80 kasus
Belanda: 3 orang meninggal, 265 kasus
Inggris: 3 orang meninggal, 273 kasus
Swiss: 2 orang meninggal, 337 kasus
Amerika Serikat: 22 orang meninggal, 538 kasus
Spanyol: 17 orang meninggal, 674 kasus
Mesir: 1 orang meninggal, 55 kasus
Argentina: 1 orang meninggal, 12 kasus

COVID-19, yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, kini sudah menyebar ke 104 negara. Di Indonesia ada enam kasus infeksi COVID-19 yang dilaporkan secara resmi. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )

Di Italia, penyebaran wabah penyakit ini sangat mengkhawatirkan. Jumlah kematian meningkat dari 233 menjadi 366 orang atau 133 orang meninggal dalam sehari. Kebanyakan kasus infeksi Covid-19 terjadi di Lombardy.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte secara efektif membuat wilayah Lombardy dan 14 provinsi lainnya dikunci selama hampir sebulan. Pemerintah menghindari menggunakan kata karantina dan menyebutnya sebagai rezim "mobilitas berkurang".

Namun, pengunciannya terlihat seperti karantina, di mana warga telah dilarang memasuki atau meninggalkan zona wabah kecuali karena alasan kerja yang penting atau keadaan darurat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5189 seconds (0.1#10.140)