Zarif: Sanksi AS Ganggu Upaya Iran Perangi Virus Corona
Zarif: Sanksi AS Ganggu Upaya Iran Perangi Virus Corona
A
A
A
TEHERAN -
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menuturkan, sanksi yang diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya mengganggu upaya melawan virus Corona baru, Covid-19. Iran adalah negara dengan jumlah infeksi Covid-19 terbesar di Timur Tengah.
AS diketahui menggenjot sanksi terhadap ekspor minyak dan industri Iran dalam dua bulan terakhir, dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan pada Februari bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mengadvokasi untuk kembali memberlakukan pembatasan global terhadap Teheran karena diduga melanggar perjanjian nuklir.
"Donald Trump dengan jahat memperketat sanksi ilegal AS dengan tujuan menguras sumber daya Iran yang dibutuhkan dalam perang melawan Covid-19, sementara warga negara kita sekarat karenanya," kata Zarif.
"Dunia tidak lagi bisa diam karena terorisme ekonomi AS digantikan oleh terorisme medis mereka," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Sputnnik pada Minggu (8/3/2020).
Jumlah kasus infeksi yang dikonfirmasi di Iran telah meningkat lebih dari 1.000 menjadi 5.823 sejak Jumat. Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Iran mengatakan 21 orang meninggal karena penyakit itu dalam satu hari terakhir, sehingga jumlah kematian akibat virus itu menjadi 145.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menuturkan, sanksi yang diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya mengganggu upaya melawan virus Corona baru, Covid-19. Iran adalah negara dengan jumlah infeksi Covid-19 terbesar di Timur Tengah.
AS diketahui menggenjot sanksi terhadap ekspor minyak dan industri Iran dalam dua bulan terakhir, dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan pada Februari bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mengadvokasi untuk kembali memberlakukan pembatasan global terhadap Teheran karena diduga melanggar perjanjian nuklir.
"Donald Trump dengan jahat memperketat sanksi ilegal AS dengan tujuan menguras sumber daya Iran yang dibutuhkan dalam perang melawan Covid-19, sementara warga negara kita sekarat karenanya," kata Zarif.
"Dunia tidak lagi bisa diam karena terorisme ekonomi AS digantikan oleh terorisme medis mereka," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Sputnnik pada Minggu (8/3/2020).
Jumlah kasus infeksi yang dikonfirmasi di Iran telah meningkat lebih dari 1.000 menjadi 5.823 sejak Jumat. Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Iran mengatakan 21 orang meninggal karena penyakit itu dalam satu hari terakhir, sehingga jumlah kematian akibat virus itu menjadi 145.
(esn)
Explore More