Via Surat, Kim Jong-un Hibur Rakyat Korsel yang Diserang Corona
A
A
A
SEOUL - Kim Jong-un, diktator muda Korea Utara (Korut), mengirim surat untuk menghibur dan menenangkan rakyat Korea Selatan (Korsel) yang dilanda wabah virus Corona baru, Covid-19 . Surat dikirim kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Apa yang dilakukan pemimpin negara komunis ini merupakan tindakan langka di tengah perseteruan kedua negara. Dalam suratnya, Kim Jong-un mencoba menghibur rakyat Korea Selatan dengan mengatakan bahwa mereka akan berhasil mengatasi virus pembunuh tersebut.
Surat Kim dikirim ketika Korea Selatan melaporkan totalnya kasus infeksi Covid-19 sebanyak 5.800 dengan jumlah orang yang meninggal 40 orang. Korea Selatan bersama Italia dan Iran merupakan negara-negara terparah—di luar China—yang dilanda Covid-19 .
Pemerintah Korea Utara sendiri menegaskan bahwa negara mereka nol kasus infeksi Covid-19. Negara itu telah menutup diri dari dunia luar dan menempatkan semua orang asing—kebanyakan diplomat—di dalam karantina di tengah spekulasi bahwa telah ada kasus infeksi dan kematian. (Baca: Momen Bersejarah, Kakbah Ditutup karena Virus Corona )
Baru-baru ini, ada klaim yang belum diverifikasi bahwa Pyongyang mengeksekusi pasien virus Corona baru pertamanya dan seorang pejabat yang menentang perintah pemerintah dengan mengunjungi pemandian umum ketika dia berada di karantina setelah kembali dari China.
Kantor Presiden Moon Jae-in telah mengonfirmasi kebenaran tentang kiriman surat Kim Jong-un. Menurut kantor tersebut, pemimpin Korea Utara menyampaikan harapan Korea Selatan sanggup mengatasi wabah Covid-19.
Kim juga menyuarakan keprihatinan atas kesehatan Presiden Moon Jae-in, dan mendiskusikan pandangannya tentang situasi di semenanjung Korea. Demikian disampaikan Yoon Do-han, juru bicara senior Moon, dalam sebuah briefing, seperti dikutip Daily Mirror, Jumat (6/3/2020).
Hanya ada sedikit komunikasi antara para pemimpin kedua Korea sejak pertemuan puncak yang gagal antara Kim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump setahun yang lalu. (Baca juga: AS Ternyata Tak Punya Alat yang Cukup untuk Tes Virus Corona )
Minggu ini, saudara perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengkritik Presiden Moon Jae-in karena mengecam tes rudal Korea Utara.
Sementara itu, Korea Selatan telah mendeklarasikan "zona perawatan khusus" di sekitar Gyeongsan—kota dengan sekitar 275.000 penduduk—yang telah dilanda Covid-19, dan memperingatkan publik agar tidak bepergian ke sana.
Kota itu telah mengalami peningkatan yang cepat dalam kasus-kasus infeksi Covid-19 dan banyak yang telah dikaitkan dengan kelompok Kristen pinggiran.
Hampir 100 negara membatasi kunjungan warga asal Korea Selatan. Indonesia dan Australia bahkan melarang pengunjung asal negeri ginseng tersebut.
Apa yang dilakukan pemimpin negara komunis ini merupakan tindakan langka di tengah perseteruan kedua negara. Dalam suratnya, Kim Jong-un mencoba menghibur rakyat Korea Selatan dengan mengatakan bahwa mereka akan berhasil mengatasi virus pembunuh tersebut.
Surat Kim dikirim ketika Korea Selatan melaporkan totalnya kasus infeksi Covid-19 sebanyak 5.800 dengan jumlah orang yang meninggal 40 orang. Korea Selatan bersama Italia dan Iran merupakan negara-negara terparah—di luar China—yang dilanda Covid-19 .
Pemerintah Korea Utara sendiri menegaskan bahwa negara mereka nol kasus infeksi Covid-19. Negara itu telah menutup diri dari dunia luar dan menempatkan semua orang asing—kebanyakan diplomat—di dalam karantina di tengah spekulasi bahwa telah ada kasus infeksi dan kematian. (Baca: Momen Bersejarah, Kakbah Ditutup karena Virus Corona )
Baru-baru ini, ada klaim yang belum diverifikasi bahwa Pyongyang mengeksekusi pasien virus Corona baru pertamanya dan seorang pejabat yang menentang perintah pemerintah dengan mengunjungi pemandian umum ketika dia berada di karantina setelah kembali dari China.
Kantor Presiden Moon Jae-in telah mengonfirmasi kebenaran tentang kiriman surat Kim Jong-un. Menurut kantor tersebut, pemimpin Korea Utara menyampaikan harapan Korea Selatan sanggup mengatasi wabah Covid-19.
Kim juga menyuarakan keprihatinan atas kesehatan Presiden Moon Jae-in, dan mendiskusikan pandangannya tentang situasi di semenanjung Korea. Demikian disampaikan Yoon Do-han, juru bicara senior Moon, dalam sebuah briefing, seperti dikutip Daily Mirror, Jumat (6/3/2020).
Hanya ada sedikit komunikasi antara para pemimpin kedua Korea sejak pertemuan puncak yang gagal antara Kim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump setahun yang lalu. (Baca juga: AS Ternyata Tak Punya Alat yang Cukup untuk Tes Virus Corona )
Minggu ini, saudara perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengkritik Presiden Moon Jae-in karena mengecam tes rudal Korea Utara.
Sementara itu, Korea Selatan telah mendeklarasikan "zona perawatan khusus" di sekitar Gyeongsan—kota dengan sekitar 275.000 penduduk—yang telah dilanda Covid-19, dan memperingatkan publik agar tidak bepergian ke sana.
Kota itu telah mengalami peningkatan yang cepat dalam kasus-kasus infeksi Covid-19 dan banyak yang telah dikaitkan dengan kelompok Kristen pinggiran.
Hampir 100 negara membatasi kunjungan warga asal Korea Selatan. Indonesia dan Australia bahkan melarang pengunjung asal negeri ginseng tersebut.
(mas)