WHO: Corona Lebih Mematikan Dibandingkan Flu Tapi Dapat Dibendung
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sekitar 3,4% kasus virus corona (Covid-19) telah meninggal dunia, jauh lebih besar dibandingkan tingkat kematian flu yang di bawah 1%.
Meski demikian, WHO menyatakan virus corona dapat dibendung. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta semua negara bersiap merawat para pasien virus corona di rumah sakit dan memastikan personil kesehatan terlindungi.
"Penyebaran Covid-19 kurang efisien dibandingkan flu, penyebaran tampaknya tidak didorong oleh orang yang tidak sakit, ini menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan flu, belum ada vaksin atau terapi dan ini dapat dibendung," papar Tedros.
Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO Dr Mike Ryan menyatakan penerapan pembatasan perjalanan dan pemeriksaan pelancong harus menjadi bagian dari strategi, tapi itu tidak cukup.
"Negara-negara yang hanya mengandalkan pembatasan perjalanan sebagai intervensi kesehatan publik tidak melakukan sangat baik, karena saat mereka memiliki kasus yang diimpor mereka kemudian kesulitan," ujar Ryan. (Baca juga: WHO: Dunia Kekurangan Peralatan Medis untuk Perangi Virus Corona )
Menurut Ryan, "Otoritas harus fokus pada langkah penahanan wabah tapi juga siap untuk penyebaran komunitas dan dapat mencegahnya."
"Ini salah satu bahaya menggunakan kata 'wabah', bahkan jika Anda bergerak ke arah itu dalam ketentuan penggambaran, Anda ingin terus menahannya. Anda ingin melihat mitigasi berlangsung," papar Ryan.
Meski demikian, WHO menyatakan virus corona dapat dibendung. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta semua negara bersiap merawat para pasien virus corona di rumah sakit dan memastikan personil kesehatan terlindungi.
"Penyebaran Covid-19 kurang efisien dibandingkan flu, penyebaran tampaknya tidak didorong oleh orang yang tidak sakit, ini menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan flu, belum ada vaksin atau terapi dan ini dapat dibendung," papar Tedros.
Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO Dr Mike Ryan menyatakan penerapan pembatasan perjalanan dan pemeriksaan pelancong harus menjadi bagian dari strategi, tapi itu tidak cukup.
"Negara-negara yang hanya mengandalkan pembatasan perjalanan sebagai intervensi kesehatan publik tidak melakukan sangat baik, karena saat mereka memiliki kasus yang diimpor mereka kemudian kesulitan," ujar Ryan. (Baca juga: WHO: Dunia Kekurangan Peralatan Medis untuk Perangi Virus Corona )
Menurut Ryan, "Otoritas harus fokus pada langkah penahanan wabah tapi juga siap untuk penyebaran komunitas dan dapat mencegahnya."
"Ini salah satu bahaya menggunakan kata 'wabah', bahkan jika Anda bergerak ke arah itu dalam ketentuan penggambaran, Anda ingin terus menahannya. Anda ingin melihat mitigasi berlangsung," papar Ryan.
(sfn)