Aryan Kheterpal, Anak Jenius dengan IQ di Atas Albert Einstein
A
A
A
WATFORD - Aryan Kheterpal telah menorehkan sejarah. Anak berusia 11 tahun itu mencatat nilai tertinggi dalam tes intelligence quotient (IQ) di Inggris, yakni 162, lebih tinggi dua poin dibandingkan ahli fisika asal Jerman, Albert Einstein. Meski dikenal juara ilmu matematika, dia mengaku terkejut dengan nilai itu.
Aryan merupakan siswa Sekolah Ratu Elizabeth di Barnet, London, Inggris. Sebelumnya, dia pernah meraih sertifikat emas dan perak dalam kompetisi sains nasional Primary Mathematics Challenge dalam usia lima dan enam tahun. Menurut ayahnya, Vikram Kheterpal, Aryan sangat senang membaca buku sejak kecil.
Sekitar 2/3 peserta tes IQ memperoleh nilai antara 85-115 poin dan hanya sekitar 2,5% peserta yang meraih nilai 130 poin. Mereka yang memiliki IQ di atas 150 amat langka. Beberapa di antaranya Bill Gates, Einstein, Hawking, Benjamin Netanyahu, Garry Kasparov, Kim Ung-yong, Terrence Tao, dan Christoper Hirata.
Vikram mengaku bangga anaknya masuk daftar kelompok orang jenius. “Kami sebagai orang tua senang dengan prestasi yang diraihnya dalam usia belia. Saya dulu sering membelikan buku untuknya dan dia benar-benar menikmati. Karena itu, kami terus membelikannya buku-buku bagus,” kata Vikram, dikutip Dailymail.
Vikram pernah bertanya kepada Aryan tentang cita-cita yang ingin diraih putranya itu. Aryan menjawab bahwa dia ingin menjadi seorang pedagang atau pialang saham. Selain gemar membaca buku, terutama thriller, Aryan juga senang bermain di luar ruangan, dari bersepeda hingga bulu tangkis. “Saya pandai memecahkan masalah dan teka-teki, tapi sebelumnya tidak pernah mengikuti tes IQ. Jadi, ketika saya memperoleh nilai 162 di Mensa, saya merasa berada di awang-awang. Orang tua saya juga merasa tidak percaya,” ujarnya. Atas prestasi itu, Aryan diberi smartphone dan diajak jalan-jalan ke Barcelona, Spanyol.
Aryan bukanlah satu-satunya anak yang memperoleh nilai IQ di atas normal. Sebelumnya, Anusha Dixit juga memperoleh nilai 162, tahun lalu. Dia mengaku tes IQ tidak sulit. Hanya, peserta perlu memutar otak lebih cepat karena waktunya terbatas. Dia juga mampu menyelesaikan 28 pertanyaan dalam empat menit.
Sejauh ini, rekor nilai IQ tertinggi dipegang Ainan Cowley dari Singapura. Dia memperoleh nilai 263. Dalam usia sembilan tahun, Ainan mampu menghitung pi sampai digit ke-518 dan mengingat tabel periodik. Rekor itu sebelumnya dipegang Marilyn vos Savant dari Missouri, Amerika Serikat (AS), dengan nilai IQ sekitar 228.
Kemampuan Nathan Leopold menguasai sembilan bahasa dalam usia 18 tahun juga mengesankan. Dia dilaporkan memiliki kemampuan IQ 200. Pada 1924, dia dijebloskan ke penjara karena mencoba melakukan tindak kejahatan secara sempurna. Akibatnya, selama 33 tahun usianya dihabiskan di balik jeruji besi. Dia meninggal pada 1971.
Dokter AS, Sho Yano, juga memiliki IQ 200. Dia mulai kuliah pada usia sembilan tahun dan meraih gelar MD dan PhD dalam usia 21 tahun. Yano juga berhasil meraih sabuk hitam taekwondo dan mulai mengarang musik ketika dia berusia empat tahun. Namun, beranjak dewasa, dia memutuskan fokus pada neurologi anak. (Muh Shamil)
Aryan merupakan siswa Sekolah Ratu Elizabeth di Barnet, London, Inggris. Sebelumnya, dia pernah meraih sertifikat emas dan perak dalam kompetisi sains nasional Primary Mathematics Challenge dalam usia lima dan enam tahun. Menurut ayahnya, Vikram Kheterpal, Aryan sangat senang membaca buku sejak kecil.
Sekitar 2/3 peserta tes IQ memperoleh nilai antara 85-115 poin dan hanya sekitar 2,5% peserta yang meraih nilai 130 poin. Mereka yang memiliki IQ di atas 150 amat langka. Beberapa di antaranya Bill Gates, Einstein, Hawking, Benjamin Netanyahu, Garry Kasparov, Kim Ung-yong, Terrence Tao, dan Christoper Hirata.
Vikram mengaku bangga anaknya masuk daftar kelompok orang jenius. “Kami sebagai orang tua senang dengan prestasi yang diraihnya dalam usia belia. Saya dulu sering membelikan buku untuknya dan dia benar-benar menikmati. Karena itu, kami terus membelikannya buku-buku bagus,” kata Vikram, dikutip Dailymail.
Vikram pernah bertanya kepada Aryan tentang cita-cita yang ingin diraih putranya itu. Aryan menjawab bahwa dia ingin menjadi seorang pedagang atau pialang saham. Selain gemar membaca buku, terutama thriller, Aryan juga senang bermain di luar ruangan, dari bersepeda hingga bulu tangkis. “Saya pandai memecahkan masalah dan teka-teki, tapi sebelumnya tidak pernah mengikuti tes IQ. Jadi, ketika saya memperoleh nilai 162 di Mensa, saya merasa berada di awang-awang. Orang tua saya juga merasa tidak percaya,” ujarnya. Atas prestasi itu, Aryan diberi smartphone dan diajak jalan-jalan ke Barcelona, Spanyol.
Aryan bukanlah satu-satunya anak yang memperoleh nilai IQ di atas normal. Sebelumnya, Anusha Dixit juga memperoleh nilai 162, tahun lalu. Dia mengaku tes IQ tidak sulit. Hanya, peserta perlu memutar otak lebih cepat karena waktunya terbatas. Dia juga mampu menyelesaikan 28 pertanyaan dalam empat menit.
Sejauh ini, rekor nilai IQ tertinggi dipegang Ainan Cowley dari Singapura. Dia memperoleh nilai 263. Dalam usia sembilan tahun, Ainan mampu menghitung pi sampai digit ke-518 dan mengingat tabel periodik. Rekor itu sebelumnya dipegang Marilyn vos Savant dari Missouri, Amerika Serikat (AS), dengan nilai IQ sekitar 228.
Kemampuan Nathan Leopold menguasai sembilan bahasa dalam usia 18 tahun juga mengesankan. Dia dilaporkan memiliki kemampuan IQ 200. Pada 1924, dia dijebloskan ke penjara karena mencoba melakukan tindak kejahatan secara sempurna. Akibatnya, selama 33 tahun usianya dihabiskan di balik jeruji besi. Dia meninggal pada 1971.
Dokter AS, Sho Yano, juga memiliki IQ 200. Dia mulai kuliah pada usia sembilan tahun dan meraih gelar MD dan PhD dalam usia 21 tahun. Yano juga berhasil meraih sabuk hitam taekwondo dan mulai mengarang musik ketika dia berusia empat tahun. Namun, beranjak dewasa, dia memutuskan fokus pada neurologi anak. (Muh Shamil)
(ysw)