Ini Senjata Nuklir Kolosal yang Dinilai Bisa Akhiri Umat Manusia

Kamis, 20 Februari 2020 - 10:44 WIB
Ini Senjata Nuklir Kolosal yang Dinilai Bisa Akhiri Umat Manusia
Ini Senjata Nuklir Kolosal yang Dinilai Bisa Akhiri Umat Manusia
A A A
WASHINGTON - Senjata nuklir telah menjadi tema utama dari ketegangan politik selama beberapa dekade, di mana negara adikuasa telah meningkatkan persenjataan mereka untuk mencari supremasi.

Senjata lain yang jadi buah bibir masyarakat internasional adalah rudal mematikan dengan peluncuran konvensional dari pangkalan militer atau pun dari pesawat dan kapal perang.

Namun, analisis majalah keamanan internasional; National Interest, menyebutkan kapal selam bersenjata nuklir adalah senjata kolosal yang paling berbahaya. Menurut analisis tersebut, senjata nuklir dari kapal selam modern adalah senjata paling mematikan yang pernah dibuat manusia dan dapat mengakhiri umat manusia.

"Bahkan satu kapal pun dapat menghapus sebanyak 288 target seukuran kota besar menjadi abu radioaktif dalam waktu kurang dari 30 menit," tulis majalah tersebut yang dilansir Express.co.uk, Kamis (20/2/2020).

"Memang, kapal-kapal ini dan muatannya dapat mengakhiri peradaban manusia dalam waktu kurang dari yang dibutuhkan untuk memesan pizza jika Perang Dunia 3 pecah," lanjut laporan majalah itu.

Pasukan penangkal rudal berbasis laut pertama adalah sejumlah kecil kapal selam rudal bertenaga konvensional dan kapal-kapal permukaan yang diterjunkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet di Fifties.

Saat ini, AS memiliki Angkatan Laut paling kuat di Bumi, dan alasan utama untuk dominasinya adalah deretan persenjataannya. Modelnya dipersenjatai dengan varian hulu ledak nuklir Trident, yang terinspirasi oleh Neptune (Neptunus)—Dewa Laut dalam mitologi Romawi—yang membawa trisula.

Rudal trisula dimiliki 14 kapal selam kelas Ohio Angkatan Laut AS, serta empat kapal selam kelas Vanguard Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Misil-misil itu dapat ditembakkan dari bawah permukaan laut dan dikeluarkan dari tabung mereka dengan muatan yang meledak.

Energi dari ledakan menciptakan tekanan yang cukup untuk membantu senjata membersihkan permukaan air, memungkinkan pasukan Angkatan Laut untuk mengenai target dengan risiko deteksi yang lebih kecil.

AS dan Inggris memiliki beberapa senjata paling canggih di dunia, mereka juga memiliki saingan yakni Rusia dan China.

Presiden Vladimir Putin telah banyak berinvestasi dalam arsenal Angkatan Laut Moskow, dan telah memamerkan kekuatannya. Pada bulan November 2019, Rusia dua kali menggelar manuver bawah laut dan menguji pertahanan NATO di wilayah antara Skotlandia, Islandia dan Greenland di Atlantik.

Partisipasi dalam latihan kapal selam kelas Sierra III Rusia menyebabkan kekhawatiran khusus dari analis militer NATO.

Laporan oleh pers pemerintah Rusia menyatakan; "Mereka dijuluki 'perusak titanium' untuk lambung dan berbagai misi yang dilakukan, yang utama adalah penghancuran kapal selam strategis musuh dan kelompok-kelompok pembawa pada awal konflik."

China juga memiliki ambisi sendiri di atas laut karena bersaing dengan AS dan kekuatan-kekuatan Asia untuk menguasai Laut China Selatan. Wilayah ini kaya dengan sumber daya alam dan rumah bagi jalur pelayaran yang menguntungkan, yang menyebabkan Beijing melakukan militerisasi yang intens.

Sebagai bagian dari lonjakan kehadiran militer ini, China telah mengirim kapal selamnya ke kawasan itu dengan melakukan patroli.

Beijing menolak akses musuh ke perairan pantainya melalui serangkaian rudal dan membangun pangkalan Angkatan Laut yang luas.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4167 seconds (0.1#10.140)