Sebut Xi Jinping Tak Becus Tangani Wabah Corona, Aktivis China Ditangkap
A
A
A
BEIJING - Para petugas polisi China menangkap dan menahan seorang aktivis yang juga pakar hukum terkemuka. Musababnya, dia mengkritik keras Presiden Xi Jinping yang dia anggap salah dalam menangani wabah virus Corona dan protes pro-demokrasi di Hong Kong.
Xu Zhiyong, mantan dosen hukum dan pendiri kampanye sosial New Citizens Movement, dibawa pergi oleh para petugas polisi pada Sabtu malam ketika dia mencari perlindungan di rumah seorang pengacara di selatan kota Guangzhou. Penangkapannya diungkap aktivis Ye Du dan Hua Ze.
Tuan rumah yang menampung Xu, Yang Bin, suami dan putranya juga dibawa pergi polisi atas tuduhan "menyembunyikan penjahat". Namun, ketiganya dibebaskan setelah 24 jam. (Baca: Wabah Corona Covid-19 Sudah Menewaskan 1.868 Orang )
Yang Bin dilaporkan telah mem-posting komentar online yang berisi tuntutan kepada pejabat agar bertanggung jawab atas kematian dokter whistleblower virus Corona Li Wenliang beberapa pekan lalu.
Dokter Li sejatinya berjasa dengan menyampaikan peringatan dini kepada rekan-rekannya tentang potensi wabah virus Corona baru di Wuhan jauh-jauh hari sebelum jadi kenyataan. Namun, dia diancam polisi akan dihukum atas tuduhan menyebarkan rumor. Dokter 34 tahun itu meninggal setelah terinfeksi virus dari pasien yang dia rawat.
Seorang anggota staf yang menjawab telepon di Biro Keamanan Umum Kota Shilou di Guangzhou menolak berkomentar atas penangkapan Xu Zhiyong.
Xu telah menerbitkan sebuah esai awal bulan ini, yang meminta Presiden China Xi Jinping mengundurkan diri karena tidak becus untuk memerintah China . Dia merujuk hal itu dari salah penanganan krisis Coronavirus dan protes pro-demokrasi di Hong Kong. Kritiknya yang berani itu jelas memicu kemarahan pemerintah.
"Anda tidak mengizinkan kebenaran untuk dirilis, dan wabah itu berubah menjadi bencana nasional," tulis Xu. (Baca juga: China Pakai Pengobatan Tradisional 3.000 Tahun untuk Pasien Corona )
"Setiap kali Anda menghadapi krisis yang membayangi, Anda tidak tahu apa-apa," tulis Xu. "Saya pikir Anda bukan orang jahat, Anda tidak bijaksana...Tuan Xi Jinping, silakan mundur," lanjut tulisan Xu, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (18/2/2020).
Menghadapi kritik atas penanganan wabah virus Corona baru yang secara resmi dinamai Covid-19, Xi mengatakan dalam sebuah pidato yang dilaporkan media pemerintah pada Sabtu malam bahwa ia telah memberikan instruksi untuk memerangi penyakit tersebut pada 7 Januari 2020. Pengakuan ini memicu pertanyaan mengapa potensi bahaya virus tidak disampaikan sepenuhnya kepada publik pada tanggal yang lebih awal.
Teman-teman Xu mengatakan bahwa aktivis itu telah dalam pelarian sejak Desember 2019, setelah pihak berwenang menindaklanjuti pertemuan rahasia yang dihadiri oleh lebih dari 20 pengacara dan aktivis hak asasi manusia di kota tenggara Xiamen di Provinsi Fujian. Lebih dari 10 peserta telah dipanggil atau pun ditahan polisi, yang sebagian besar dikenai tuduhan subversi.
Penahanan terhadap Xu kemungkinan akan berakhir dengan hukuman penjara yang lama, karena ia sebelumnya telah dipenjara dan pihak berwenang cenderung menghukum pelanggar yang berulang dengan keras.
"Kami sangat pesimis, itu tentu tidak akan menjadi hukuman ringan mengingat situasi saat ini," kata teman dan rekan sesama aktivis, Hua Ze.
Xu Zhiyong, mantan dosen hukum dan pendiri kampanye sosial New Citizens Movement, dibawa pergi oleh para petugas polisi pada Sabtu malam ketika dia mencari perlindungan di rumah seorang pengacara di selatan kota Guangzhou. Penangkapannya diungkap aktivis Ye Du dan Hua Ze.
Tuan rumah yang menampung Xu, Yang Bin, suami dan putranya juga dibawa pergi polisi atas tuduhan "menyembunyikan penjahat". Namun, ketiganya dibebaskan setelah 24 jam. (Baca: Wabah Corona Covid-19 Sudah Menewaskan 1.868 Orang )
Yang Bin dilaporkan telah mem-posting komentar online yang berisi tuntutan kepada pejabat agar bertanggung jawab atas kematian dokter whistleblower virus Corona Li Wenliang beberapa pekan lalu.
Dokter Li sejatinya berjasa dengan menyampaikan peringatan dini kepada rekan-rekannya tentang potensi wabah virus Corona baru di Wuhan jauh-jauh hari sebelum jadi kenyataan. Namun, dia diancam polisi akan dihukum atas tuduhan menyebarkan rumor. Dokter 34 tahun itu meninggal setelah terinfeksi virus dari pasien yang dia rawat.
Seorang anggota staf yang menjawab telepon di Biro Keamanan Umum Kota Shilou di Guangzhou menolak berkomentar atas penangkapan Xu Zhiyong.
Xu telah menerbitkan sebuah esai awal bulan ini, yang meminta Presiden China Xi Jinping mengundurkan diri karena tidak becus untuk memerintah China . Dia merujuk hal itu dari salah penanganan krisis Coronavirus dan protes pro-demokrasi di Hong Kong. Kritiknya yang berani itu jelas memicu kemarahan pemerintah.
"Anda tidak mengizinkan kebenaran untuk dirilis, dan wabah itu berubah menjadi bencana nasional," tulis Xu. (Baca juga: China Pakai Pengobatan Tradisional 3.000 Tahun untuk Pasien Corona )
"Setiap kali Anda menghadapi krisis yang membayangi, Anda tidak tahu apa-apa," tulis Xu. "Saya pikir Anda bukan orang jahat, Anda tidak bijaksana...Tuan Xi Jinping, silakan mundur," lanjut tulisan Xu, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (18/2/2020).
Menghadapi kritik atas penanganan wabah virus Corona baru yang secara resmi dinamai Covid-19, Xi mengatakan dalam sebuah pidato yang dilaporkan media pemerintah pada Sabtu malam bahwa ia telah memberikan instruksi untuk memerangi penyakit tersebut pada 7 Januari 2020. Pengakuan ini memicu pertanyaan mengapa potensi bahaya virus tidak disampaikan sepenuhnya kepada publik pada tanggal yang lebih awal.
Teman-teman Xu mengatakan bahwa aktivis itu telah dalam pelarian sejak Desember 2019, setelah pihak berwenang menindaklanjuti pertemuan rahasia yang dihadiri oleh lebih dari 20 pengacara dan aktivis hak asasi manusia di kota tenggara Xiamen di Provinsi Fujian. Lebih dari 10 peserta telah dipanggil atau pun ditahan polisi, yang sebagian besar dikenai tuduhan subversi.
Penahanan terhadap Xu kemungkinan akan berakhir dengan hukuman penjara yang lama, karena ia sebelumnya telah dipenjara dan pihak berwenang cenderung menghukum pelanggar yang berulang dengan keras.
"Kami sangat pesimis, itu tentu tidak akan menjadi hukuman ringan mengingat situasi saat ini," kata teman dan rekan sesama aktivis, Hua Ze.
(mas)