Erdogan: Turki Akan Serang Pasukan Suriah Jika Tentaranya Terluka
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan militernya akan menyerang pasukan pemerintah Suriah melalui udara atau darat di mana pun di Suriah jika ada lagi tentara Turki yang terluka.
Dalam peringatannya, Erdogan menyatakan tekad Turki mengusir pasukan pemerintah Suriah menjauhi pos-pos observasi Turki di barat laut wilayah Idlib hingga akhir Februari.
Dia juga memperingatkan aliansinya, pemberontak Suriah untuk tidak memberi alasan pada pasukan pemerintah Suriah untuk menyerang.
Kekerasan meningkat di Idlib, selatan perbatasan Turki, dalam beberapa pekan terakhir saat pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran terus menguasai wilayah pemberontak di Idlib.
Turki yang beraliansi dengan beberapa kelompok pemberontak yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assar melancarkan serangan balasan pada Selasa (11/2) setelah 13 personil militer Turki tewas akibat serangan Suriah di Idlib dalam 10 hari terakhir.
"Jika ada luka terkecil pada tentara kami di pos observasi atau tempat lain, saya mendeklarasikan dari sini bahwa kami akan menyerang pasukan rezim di mana pun mulai hari ini, tidak peduli perbatasan Idlib atau garis kesepakatan Sochi," tegas Erdogan menyebut kesepakatan gencatan senjata 2018.
"Kami akan melakukan ini dengan cara apa pun yang diperlukan, melalui udara atau darat, tanpa ragu, tanpa memungkinkan untuk mengulur waktu," ujar Erdogan di depan anggota partai berkuasa di Ankara.
Rusia yang memiliki pangkalan udara di Suriah telah mengontrol wilayah udara Idlib selama beberapa tahun.
Dalam peringatannya, Erdogan menyatakan tekad Turki mengusir pasukan pemerintah Suriah menjauhi pos-pos observasi Turki di barat laut wilayah Idlib hingga akhir Februari.
Dia juga memperingatkan aliansinya, pemberontak Suriah untuk tidak memberi alasan pada pasukan pemerintah Suriah untuk menyerang.
Kekerasan meningkat di Idlib, selatan perbatasan Turki, dalam beberapa pekan terakhir saat pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran terus menguasai wilayah pemberontak di Idlib.
Turki yang beraliansi dengan beberapa kelompok pemberontak yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assar melancarkan serangan balasan pada Selasa (11/2) setelah 13 personil militer Turki tewas akibat serangan Suriah di Idlib dalam 10 hari terakhir.
"Jika ada luka terkecil pada tentara kami di pos observasi atau tempat lain, saya mendeklarasikan dari sini bahwa kami akan menyerang pasukan rezim di mana pun mulai hari ini, tidak peduli perbatasan Idlib atau garis kesepakatan Sochi," tegas Erdogan menyebut kesepakatan gencatan senjata 2018.
"Kami akan melakukan ini dengan cara apa pun yang diperlukan, melalui udara atau darat, tanpa ragu, tanpa memungkinkan untuk mengulur waktu," ujar Erdogan di depan anggota partai berkuasa di Ankara.
Rusia yang memiliki pangkalan udara di Suriah telah mengontrol wilayah udara Idlib selama beberapa tahun.
(sfn)