Dunia Masih Khawatir Meski Kasus Virus Corona di China Berkurang
A
A
A
SINGAPURA - Dunia masih khawatir dengan penyebaran wabah virus corona meski jumlah kasus di China berada pada level terendah dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, penasehat medis senior China memperkirakan wabah akan berakhir pada April.
Sebanyak 2.015 kasus baru yang dikonfirmasi menjadikan China mengalami 44.653 kasus. Itu merupakan peningkatan harian terendah sejak 30 Januari dan terjadi sehari setelah epidemiologis Zhong Nanshan menyatakan puncak wabah akan terjadi bulan ini di China dan kemudian terus berkurang.
Komentar Zhong membuat bursa saham global menguat dengan harapan wabah berakhir di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyamakan wabah itu dengan terorisme dan seorang pakar menyatakan wabah tetap meluas di luar China.
"Ini telah menyebar ke tempat lain di mana itu awal dari wabah tersebut," ujar Dale Fisher, kepala Jaringan Waspada dan Respon Wabah Global yang dikoordinasi oleh WHO.
Fisher menambahkan, "Di Singapura, kita sedang di awal (wabah)."
Singapura memiliki 50 kasus, termasuk satu kasus di bank terbesar Singapura, DBS, pada Rabu (12/2) sehingga mengakibatkan evakuasi para pekerja di kantor pusat.
Ratusan infeksi telah dilaporkan di puluhan negara dan wilayah lain tapi hanya ada dua orang yang tewas di luar China daratan yakni satu di Hong Kong dan satu di Filipina.
Korban tewas di China daratan bertambah 97 orang menjadi 1.113 orang pada akhir Selasa (11/2).
Kluster terbesar di luar China berada di satu kapal pesiar yang dikarantina di pelabuhan Yokohama, Jepang, dengan 3.700 orang di kapal yang 175 orang dites positif virus corona.
Thailand, Jepang, Taiwan, Guam dan Filipina menolak kapal pesiar MS Westerdam berlabuh karena khawatir 1.455 penumpang dan 802 kru mungkin terjangkit virus corona.
Sebanyak 2.015 kasus baru yang dikonfirmasi menjadikan China mengalami 44.653 kasus. Itu merupakan peningkatan harian terendah sejak 30 Januari dan terjadi sehari setelah epidemiologis Zhong Nanshan menyatakan puncak wabah akan terjadi bulan ini di China dan kemudian terus berkurang.
Komentar Zhong membuat bursa saham global menguat dengan harapan wabah berakhir di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyamakan wabah itu dengan terorisme dan seorang pakar menyatakan wabah tetap meluas di luar China.
"Ini telah menyebar ke tempat lain di mana itu awal dari wabah tersebut," ujar Dale Fisher, kepala Jaringan Waspada dan Respon Wabah Global yang dikoordinasi oleh WHO.
Fisher menambahkan, "Di Singapura, kita sedang di awal (wabah)."
Singapura memiliki 50 kasus, termasuk satu kasus di bank terbesar Singapura, DBS, pada Rabu (12/2) sehingga mengakibatkan evakuasi para pekerja di kantor pusat.
Ratusan infeksi telah dilaporkan di puluhan negara dan wilayah lain tapi hanya ada dua orang yang tewas di luar China daratan yakni satu di Hong Kong dan satu di Filipina.
Korban tewas di China daratan bertambah 97 orang menjadi 1.113 orang pada akhir Selasa (11/2).
Kluster terbesar di luar China berada di satu kapal pesiar yang dikarantina di pelabuhan Yokohama, Jepang, dengan 3.700 orang di kapal yang 175 orang dites positif virus corona.
Thailand, Jepang, Taiwan, Guam dan Filipina menolak kapal pesiar MS Westerdam berlabuh karena khawatir 1.455 penumpang dan 802 kru mungkin terjangkit virus corona.
(sfn)