Ngeprank Virus Corona di Kereta, Bloger Rusia Ditangkap
A
A
A
MOSKOW - Seorang bloger Rusia terancam mendekam di penjara selama lima tahun karena memicu kepanikan di kereta bawah tanah Moskow. Itu adalah harga yang harus dibayar atas aksi usilnya untuk mengubah ketegangan dunia atas wabah virus Corona menjadi konten usil dunia maya untuk meraih viewers.
Cerita bermula saat seorang pria muda dengan pakaian olahraga hitam dan masker wajah berjalan di sepanjang koridor kereta bawah tanah di salah satu jalur tersibuk di Moskow. Pria itu tiba-tiba jatuh dan mulai kejang-kejang. Beberapa orang bergegas membantu pria malang itu, tetapi kemudian dengan cepat melarikan diri dengan berteriak "Coronavirus! Coronavirus!"
Aksi itu memiliki efek yang kuat pada penumpang lain, yang mulai bergegas keluar begitu kereta mencapai stasiun dan menimbulkan risiko nyata terinjak-injak dan cedera pada penumpang.
Seluruh adegan itu difilmkan dan aksi prank blogger Rusia Karomat Dzhaborov dan teman-temannya. Rekaman itu kemudian diunggah secara online seminggu yang lalu, ditonton oleh banyak orang, termasuk polisi.
Para penegak hukum mengatakan orang-orang iseng itu sengaja "memprovokasi kepanikan" di kereta bawah tanah dan juga mencurigai mereka hooliganisme, yang merupakan pelanggaran serius, dengan hukuman maksimal lima tahun penjara atau denda besar.
Setelah mengetahui tentang tuduhan terhadapnya, Dzhaborov sendiri menyerahkan diri ke Kantor Kejaksaan.
Pengacara blogger mengatakan kliennya tidak berharap bahwa klip tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang sangat besar. Dia mengklaim bahwa niat Dzhaborov bagus ketika dia melakukan lelucon.
“Tujuannya adalah untuk menarik perhatian publik tentang kurangnya masker wajah; masalah virus Corona dan perlunya orang untuk melindungi diri mereka sendiri dengan masker,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (11/2/2020).
Tetapi para penyelidiklah yang sekarang akan melihat motif Dzhaborov, karena pengadilan memerintahkan penahanan prankster itu selama 30 hari, sambil menunggu penyelidikan.
Dua orang yang membantu aksi itu telah ditahan oleh polisi pada hari Senin dan ditempatkan di bawah pembatasan perjalanan. Komputer dan telepon pintar dengan bukti dalam kasus itu disita dari rumah mereka.
Sejauh ini, hanya dua kasus virus Corona yang telah dicatat di Rusia. Kedua pasien adalah warga negara China yang baru saja tiba di negara itu. Mereka dikarantina dan sekarang siap untuk keluar dari rumah sakit.
Rusia sedang melakukan upaya besar-besaran untuk mencegah penyebaran epidemi virus Corona, dengan fasilitas khusus didirikan di Moskow dan di tempat lain di seluruh negeri untuk menerima mereka yang sakit. Lebih dari 20.000 orang, termasuk warga negara China, orang-orang dengan penyakit virus pernapasan akut dan mereka yang mungkin pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, semuanya tetap di bawah pengawasan medis.
Tetapi masyarakat masih dicekam ketakutan oleh liputan media yang konstan tenang virus Corona, yang telah merenggut lebih dari 900 nyawa. Masker wajah telah menjadi komoditas langka di apotek Rusia dan harga obat anti-virus melonjak begitu dramatis sehingga pemerintah harus turun tangan.
Cerita bermula saat seorang pria muda dengan pakaian olahraga hitam dan masker wajah berjalan di sepanjang koridor kereta bawah tanah di salah satu jalur tersibuk di Moskow. Pria itu tiba-tiba jatuh dan mulai kejang-kejang. Beberapa orang bergegas membantu pria malang itu, tetapi kemudian dengan cepat melarikan diri dengan berteriak "Coronavirus! Coronavirus!"
Aksi itu memiliki efek yang kuat pada penumpang lain, yang mulai bergegas keluar begitu kereta mencapai stasiun dan menimbulkan risiko nyata terinjak-injak dan cedera pada penumpang.
Seluruh adegan itu difilmkan dan aksi prank blogger Rusia Karomat Dzhaborov dan teman-temannya. Rekaman itu kemudian diunggah secara online seminggu yang lalu, ditonton oleh banyak orang, termasuk polisi.
Para penegak hukum mengatakan orang-orang iseng itu sengaja "memprovokasi kepanikan" di kereta bawah tanah dan juga mencurigai mereka hooliganisme, yang merupakan pelanggaran serius, dengan hukuman maksimal lima tahun penjara atau denda besar.
Setelah mengetahui tentang tuduhan terhadapnya, Dzhaborov sendiri menyerahkan diri ke Kantor Kejaksaan.
Pengacara blogger mengatakan kliennya tidak berharap bahwa klip tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang sangat besar. Dia mengklaim bahwa niat Dzhaborov bagus ketika dia melakukan lelucon.
“Tujuannya adalah untuk menarik perhatian publik tentang kurangnya masker wajah; masalah virus Corona dan perlunya orang untuk melindungi diri mereka sendiri dengan masker,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (11/2/2020).
Tetapi para penyelidiklah yang sekarang akan melihat motif Dzhaborov, karena pengadilan memerintahkan penahanan prankster itu selama 30 hari, sambil menunggu penyelidikan.
Dua orang yang membantu aksi itu telah ditahan oleh polisi pada hari Senin dan ditempatkan di bawah pembatasan perjalanan. Komputer dan telepon pintar dengan bukti dalam kasus itu disita dari rumah mereka.
Sejauh ini, hanya dua kasus virus Corona yang telah dicatat di Rusia. Kedua pasien adalah warga negara China yang baru saja tiba di negara itu. Mereka dikarantina dan sekarang siap untuk keluar dari rumah sakit.
Rusia sedang melakukan upaya besar-besaran untuk mencegah penyebaran epidemi virus Corona, dengan fasilitas khusus didirikan di Moskow dan di tempat lain di seluruh negeri untuk menerima mereka yang sakit. Lebih dari 20.000 orang, termasuk warga negara China, orang-orang dengan penyakit virus pernapasan akut dan mereka yang mungkin pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, semuanya tetap di bawah pengawasan medis.
Tetapi masyarakat masih dicekam ketakutan oleh liputan media yang konstan tenang virus Corona, yang telah merenggut lebih dari 900 nyawa. Masker wajah telah menjadi komoditas langka di apotek Rusia dan harga obat anti-virus melonjak begitu dramatis sehingga pemerintah harus turun tangan.
(ian)