Diserbu Miliaran Belalang, Pasokan Makanan di Afrika Timur Terancam

Sabtu, 08 Februari 2020 - 10:51 WIB
Diserbu Miliaran Belalang,...
Diserbu Miliaran Belalang, Pasokan Makanan di Afrika Timur Terancam
A A A
NAIROBI - Puluhan miliar belalang menyerbu Afrika Timur setelah merusak lahan perkebunan kapas, gandum, dan jagung di Pakistan. Imigrasi serangga pemakan serealia kaya karbohidrat itu mengancam ketahanan pangan kawasan yang baru saja pulih dari kekeringan.

Belalang padang pasir biasanya pemalu dan penyendiri. Namun, memasuki musim penghujan, belalang itu mengalami transformasi. Ketika ladang pertanian mulai menghijau, serangga itu tidak lagi hidup menyendiri dan berubah menjadi kawanan yang kompak. Dalam fase itu, belalang tersebut juga berubah warna.

Sekelompok belalang tidak hanya terdiri atas puluhan atau ratusan ekor, tapi miliaran ekor. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB), satu kelompok belalang dapat terdiri atas 10 miliar ekor yang membentang hingga 200 kilometer per hari dan merusak ladang pertanian.

Sekelompok belalang dapat merusak ladang pertanian yang cukup untuk memberi makan 2.500 orang per tahun. Secara keseluruhan, satu belalang memengaruhi 1 dari 10 orang di dunia. Wabah terbesar di Afrika terjadi pada 2003-2005. Saat itu, Afrika menelan kerugian hingga USD2,5 miliar (Rp34 triliun).

Afrika kembali terancam akan mengalami penurunan ketahanan pangan ke titik terendah. Belalang kini menyerbu ladang terbuka di Kenya, setelah merusak ladang pertanian di Somalia dan Etiopia. Ini merupakan serangan hama terburuk di Kenya sejak 70 tahun terakhir dan 25 tahun terakhir di Somalia dan Etiopia.

Somalia telah mendeklarasikan darurat negara atas krisis tersebut. Somalia menjadi negara kedua yang meningkatkan kewaspadaan ketitik tertinggi setelah Pakistan. FAO menyatakan, negara di Afrika Timur patut prihatin karena belalang di sana berkembang biak sangat cepat dan dapat tumbuh 500 kali pada Juni nanti.

Sekelompok belalang diprediksi bergerak menuju Uganda dan Sudan Selatan dalam waktu dekat jika tidak diatasi. Sampai Desember tahun lalu, belalang merusak lebih dari 175.000 ladang pertanian di Somalia dan Etiopia. Hewan itu memakan 1,8 juta ton tumbuhan per hari di lahan seluas 350 kilometer persegi.

FAO meyakini sekitar 40-60 kilometer ladang pertanian di Kenya juga ludes oleh serbuan belalang. Pemerintah di kawasan Afrika Timur khawatir krisis belalang akan menyebabkan penurunan produksi pertanian dan mengancam pasokan makanan. Lebih dari 20 juta orang di Afrika Timur telah terdampak wabah itu.

“Kami sangat prihatin dengan Kenya dan Etiopia karena dua daerah itu menghadapi serbuan belalang paling besar,” ujar Ahli Serangga FAO, Keith Cressman, dikutip BBC. “Jika negara di Afrika Timur dapat mengendalikan wabah ini secara lebih baik dan lebih sukses, dampaknya dapat diminimalisasi,” tambah Cressman.

Petani asal Kenya, Ali BilaWaqo, yang berharap tahun ini dapat memetik hasil gandum yang melimpah akhirnya gigit jari. “Belalang ini memakan hampir seluruh ladang perkebunan gandum kami. Sisanya mengering. Kami sangat terpukul. Makanan ada di depan kami, tapi kami tidak dapat menikmatinya,” kata Ali. (Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3706 seconds (0.1#10.140)